[Chap Forty One]

64.3K 10K 486
                                    

-Wajib tekan 🌟 sebelum membaca yagesya!!-

[Maaf jika menemukan Typo:)]

HAPPY READING💅🏻

-o0o-

Tok.. tok..

"Tuan, Penyihir Agung sudah tiba."

Sathera langsung menatap Duke Fenderest yang berdehem kuat. "Penyihir Agung?" Tanyanya meminta penjelasan.

Duke Fenderest berdehem lagi. "Kau akan belajar dari rumah saja, Sathera."

"Sampai kapan?" Tanya gadis itu.

"Hanya sementara, sayang. Tenang saja." Ujar Duke Fenderest dengan senyum tipisnya.

Sathera mengangguk kemudian berdiri dari duduknya. "Baiklah, aku latihan dulu, Ayah." Pamitnya yang diangguki Duke Fenderest.

"Jika kau merasa tidak enak badan, kau tidak perlu latihan, sayang. Ayah sebenarnya tidak ingin kau latihan, tapi Penyihir Agung katakan bahwa kau harus latihan." Nasehat pria itu menatap khawatir pada Putrinya.

Sathera tersenyum sambil mengipas-ngipas tangannya. "Ayah tenang saja, aku ini gadis yang kuat!" Ujar gadis itu lalu mengangkat tangannya untuk memperlihatkan otot kecil dilengannya.

Duke Fenderest tersenyum dan menggeleng pelan. "Baik, Ayah percaya. Maaf karena tidak bisa menemanimu latihan, nak." Ucap pria sambil menunjuk kertas-kertas yang bertumpuk diatas meja kerjanya.

Sathera mengangguk. "Sudah kukatakan, Ayah tenang saja." Balasnya sambil berjalan keluar.

Duke Fenderest menatap dalam pada punggung putrinya yang menjauh. Dirinya sudah mengetahui bahwa putrinya ternyata dilahirkan dengan tugas berat yang harus ia selesaikan. Awalnya pria itu juga tidak percaya bahwa putrinya ternyata reinkarnasi dari seorang Dewi.

Tapi lama-kelamaan, Duke Fenderest menjadi percaya saat merasakan aura yang dikeluarkan oleh putrinya. Pria itu sebenarnya tidak terima putrinya menjadi reinkarnasi, karena itu pasti akan menyulitkan putrinya, juga melukai dirinya.

Putrinya harus melawan sesuatu yang menyebabkan sang Dewi bereinkarnasi. Dan sesuatu itu sudah pasti sangat berbahaya untuk dirinya. Ia hanya tak terima putrinya harus menerima tugas yang sangat berat seperti itu, tapi itu sudah takdirnya. Duke Fenderest hanya bisa mendukung sang putri.

Dan salah satu alasan dirinya membuat Sathera belajar dan berlatih dikediaman, karena Duke Fenderest tidak ingin jati diri putrinya diketahui oleh banyak orang. Itu pasti akan menyulitkan Sathera.

"Putriku, kuat."

-o0o-

Sathera berjalan dilorong menuju tempat latihannya. Gadis itu melangkah dengan bibir yang terus bergerak. "Darimana saja kau, Dewi?! Aku mengkhawatirkanmu, kau tahu?!" Cerca gadis itu dengan wajah kesal.

'Hm, aku tidak tahu, tapi ada yang menghalangiku untuk tidak berkomunikasi denganmu.'

"Siapa?" Tanya Sathera penasaran.

Dewi Nyx menghela nafas kasar. 'Mungkin dia.' Gumam wanita itu yang tidak dapat didengar oleh Sathera.

"Kau katakan apa tadi?"

'Tidak ada. Hm, Sathera! Bukankah itu Aklesh?' Jawab Dewi nyx mencoba mengalihkan pikiran gadis itu.

Sathera langsung saja mendongak saat mendengar perkataan Dewi Nyx. Benar adanya, Aklesh sedang berdiri dengan jarak beberapa meter didepannya. Pria itu berdiri dengan kedua tangan yang dimasukkan kedalam saku celananya.

NYX INCARNATE || [TERBIT]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant