[Chap Eighteen]

92.9K 15.5K 1.2K
                                    

-Wajib Tekan 🌟 dulu yagesya!-


HAPPY READING💕

-o0o-

Setelah melewati air terjun, keenamnya melanjutkan perjalanan mereka dan tak berapa lama terlihatlah sebuah goa yang ditutupi semak belukar.

Aklesh mengangkat tangannya, lalu membakar semak belukar itu menggunakan elemen Api miliknya.

Keenamnya pun masuk kedalam goa gelap itu, Aklesh mengambil tindakan dengan menyalakan api dari telapak tangannya.

Saat sampai diujung goa, mereka terdiam terpaku melihat banyaknya tumpukan permata hitam yang berkilau didalam goa itu.

"Waah, kukira permatanya hanya ada satu saja.." Decak kagum Alena.

"..Ternyata banyak sekali." Imbuhnya lagi.

"Kau benar, mungkin jika dihitung ini bisa lebih dari seribu permata hitam." Athenia mengangguk setuju mendengar perkataan Lalita.

Sathera berjalan mendekat ke salah satu permata dan mengelusnya pelan. Dahinya berkerut saat merasa familiar dengan benda yang berkilau itu.

"Kapan aku pernah melihatnya?" Gumamnya dengan tatapan kosong menerawang.

Elusan dibahunya menyadarkan lamunan gadis itu. Ia melihat Aklesh yang tersenyum tipis kearahnya. "Jangan dipaksakan, nanti juga kau akan mengingatnya."

Dahi Sathera mengerut. Apa maksud pria itu?

"Lalu sekarang apa?" Lalita menatap Damian penuh tanya sedangkan pria itu berjalan mendekat kearahnya.

"Kita ambil salah satu saja, tidak perlu semua."

Lalita dan yang lainnya mengangguk.

Damian menyuruh Lalita menyingkir yang dituruti gadis itu. Tangan Damian terangkat lalu menutup matanya dengan mulut berkomat-kamit.

Tak lama salah satu dari permata hitam itu retak lalu patah. Damian tersenyum tipis dan kembali memejamkan matanya. Dalam sekejap permata hitam itu menghilang dari tangannya.

"Aku sudah menyimpannya di dalam cincin ruangku."

Fyi, setiap bangsawan dan saudagar kaya pasti memiliki cincin ruang kecuali rakyat biasa tentunya. Cincin ruang itu berfungsi untuk menyimpan apapun didalamnya.

Semuanya mengangguk semangat mendengarnya. Alena menghembuskan nafas lega, "Akhirnya kita bisa pulang!" Girangnya.

Athenia juga Lalita mengangguk dan mereka bertos ria karna akhirnya bisa pulang dan beristirahat diranjang empuk milik mereka.

Damian dan Sathera tersenyum melihatnya. Mata Sathera tak sengaja melihat bayangan hitam di sebelah sisi goa tapi saat dia mengerjapkan kembali matanya, bayangan itu hilang.

Sathera bergidik melihatnya.
"Hihh.. masa di dunia ini juga ada Hantunya?" Lalu dia merapatkan tubuhnya kearah Aklesh.

-o0o-

Keenamnya berjalan santai menuju pintu masuk goa, mereka kira semuanya telah usai dan bisa pulang dengan tenang tapi lagi-lagi ada saja yang menghalangi mereka.

Kenapa? karna saat ingin keluar dari dalam goa gelap itu, tiba-tiba makhluk bersayap hitam muncul menghadang mereka dipintu goa.

Kenapa? karna saat ingin keluar dari dalam goa gelap itu, tiba-tiba makhluk bersayap hitam muncul menghadang mereka dipintu goa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Alena, Athenia dan Lalita berteriak histeris lalu bersembunyi dibelakang Damian yang menatap tajam makhluk bersayap itu.

Makhluk itu mendengus mendengar suara teriakan yang memekakkan telinganya. Matanya menatap tajam keenam manusia dihadapannya.

"Berani sekali kalian mencuri permata hitam sang Dewi." Suara mengerikan itu terdengar ditelinga mereka.


Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
NYX INCARNATE || [TERBIT]Where stories live. Discover now