[Chap Twenty Nine]

76.3K 12.5K 700
                                    

-Wajib tekan 🌟 dulu yagesya!-

[Maaf jika menemukan Typo:)]

-Wajib tekan 🌟 dulu yagesya!-•[Maaf jika menemukan Typo:)]•

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

-o0o-

Sathera mengerjapkan pandangannya yang memburam, dahinya mengkerut saat melihat dimana ia sekarang. "Kesini lagi?"

Persis seperti yang ia mimpikan di kelas waktu itu, ia berada di depan gerbang besar. Saat Sathera berjalan, gerbang itu terbuka dengan sendirinya, dan tampaklah lautan api dengan banyaknya makhluk aneh di dalamnya.

Sathera menoleh ke arah sampingnya, dan disana ia bisa melihat makhluk yang mengerikan, sama seperti yang ia lihat waktu mimpi di kelas.

Makhluk yang bernama Kampe itu mempersilahkan Sathera untuk berjalan masuk. "Silahkan masuk, Dewiku."

Sathera tak menjawab, tapi ia menuruti permintaan Kampe dan berjalan masuk melewati jalan kecil dengan di sebelah kiri dan kanan adalah lautan api.

Seharusnya Sathera merasa takut, tapi yang ada perasaannya malah senang dan perasaan rindu yang mendalam. "Wah, Kakekku yang sudah meninggal sepertinya sudah terbakar disini." Gumam Sathera lalu setelahnya ia tertawa.

"Karena dosanya banyak sekali." Imbuhnya masih tertawa.

Kakenya Sathera di dunianya dulu itu mempunyai bisnis gelap, tentu saja seseorang yang mempunyai bisnis gelap punya banyak dosa. Walaupun Sathera ikut memakan hasil dari bisnis gelap itu.

"KEKEK! ARE YOU HERE?!" Teriak Sathera memanggil sang Kakek. Mana tau kakeknya bisa mendengar suaranya, pasti pria tua itu juga merindukan cucu kesayangannya ini.

"GRANPAKU, UHUYYY~" Lanjut Sathera berteriak, dan tidak terdengar sahutan sama sekali.

Sathera ingin berteriak lagi, tapi tidak jadi karena suara deheman terdengar ditelinganya. Gadis itu menoleh ke arah suara, dan disana ia menemukan seorang wanita sedang berdiri memandangnya datar sambil bersedekap dada.

"Sudah? Kau membuat keributan." Ujar wanita itu dingin.

Sathera menggaruk tengkuknya, lalu menatap wanita berwarna kulit hitam itu dengan alis yang mengkerut. "Apa kau juga tersesat disini?" Tanya gadis itu.

Wanita itu mendengus. "Ini rumahku dan juga rumahmu." Jawab wanita itu.

Sathera semakin mengerutkan keningnya. "Rumahku? Neraka ini rumahku?" Ujar Sathera kemudian menggeleng tak setuju. "Tidak terimakasih, kau saja yang tinggal disini."

Wanita tu kembali mendengus. "Mari, ikut denganku! Aku akan memberitahumu nanti." Ajak wanita itu sambil berjalan di depan Sathera.

Sathera mengikuti wanita itu, ia ingin mengetahui apa yang akan diberitahu oleh wanita ini, dan juga alasan mengapa ia bisa ada disini. "Namamu siapa?" Celetuk Sathera tiba-tiba.

NYX INCARNATE || [TERBIT]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz