[Chap Forty Two]

57.4K 9.4K 1.5K
                                    

-Wajib tekan 🌟 dulu yagesya!-

[Maaf jika menemukan typo!]

-Wajib tekan 🌟 dulu yagesya!-•[Maaf jika menemukan typo!]•

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

-o0o-

"Sabina?"

Mendengar suara Duke Fenderest yang memanggil nama pelayan perempuannya, Sathera langsung sigap memutarbalikkan tubuhnya lalu mengerutkan keningnya bingung.

'Sabina? Apa yang..'

"Apa putriku membutuhkan sesuatu maka dari itu kau disini?" Tanya Duke Fenderest sambil mengangkat alisnya tinggi.

"Ya, Tuan. Nona muda tadinya membutuhkan sesuatu." Jawab Sabina dengan raut wajah datar.

Duke Fenderest mengangguk mengerti sedangkan Sathera mengerjap beberapa kali saat melihat Sabina mengedipkan sebelah mata kepadanya.

"Ah, ya! Sabina benar! Aku ingin berbincang sebentar dengan Sabina, Ayah." Celetuk Sathera dengan berjalan mendekat kesamping pelayan perempuannya itu.

"Berbincang?" Gumam Duke Fenderest sambil memandang kesekeliling kamar putrinya seolah mencari sesuatu.

"Ya, masalah wanita, Ayah." Jawab Sathera kemudian berjalan mendekati sang Ayah.

"Jadi, Ayah harus memberi pengertian padaku. Aku ingin melanjutkan perbincanganku dengan Sabina." Imbuh gadis itu tersenyum manis pada Duke Fenderest.

Duke Fenderest mendengus pelan. "Kau mengusirku?" Ujarnya kesal yang diangguki putrinya.

"Kumohon, Ayah." Ucap Sathera dengan raut wajah memelas dan tentu saja Duke Fenderest tidak bisa menolak jika putrinya bersikap seperti ini.

"Baiklah, Ayah akan pergi." Putus pria tua itu lalu berjalan keluar kamar putrinya.

"Selamat malam, Ayah." Ucap Sathera membuat langkah Duke Fenderest terhenti.

Pria tua itu membalikkan tubuhnya dan tersenyum kecil. "Selamat malam, sayang. Jangan tidur terlalu larut, kau mengerti?" Peringat Duke Fenderest yang diangguki mantap oleh Sathera.

Akhirnya Duke Fenderest pun keluar dari kamar meninggalkan Sathera dan Sabina yang terdiam ditempat. Sathera berjalan mendekat kearah pintu dan langsung mengunci pintu kamarnya.

"Jadi, kau bisa melakukan sihir penyamaran, huh?" Ujar Sathera dengan tangan yang bersedekap didada.

Sabina, ah ralat, Aklesh yang melakukan sihir penyamaran tersenyum kecil lalu menghempaskan tubuhnya diatas ranjang Sathera. "Sebenarnya tidak ingin, tapi ini sudah malam jika harus berdebat dengan Ayahmu." Jawab pria itu memjamkan matanya.

"Setahuku sihir penyamaran susah dilakukan." Cetus Sathera berjalan mendekat.

Ya, Sihir penyamaran. Sihir yang sangat susah untuk dilakukan. Raja saja tidak bisa melakukannya. Hanya satu orang yang bisa, yaitu Penyihir Agung, tapi sekarang sudah bertambah menjadi dua orang. Maka dari itu, hampir tidak ada yang bisa menggunakan atau melakukan sihir penyamaran.

NYX INCARNATE || [TERBIT]Where stories live. Discover now