[Chap Forty Six]

54.8K 9.8K 4.8K
                                    

-Tolong bantu vote-nya 🌟 oke?!-

[Maaf jika menemukan typo:)]

-Tolong bantu vote-nya 🌟 oke?!-•[Maaf jika menemukan typo:)]•

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

-o0o-

Keesokan harinya, pagi-pagi sekali Sathera sudah bersiap dengan gaun sederhananya. Gadis itu hari ini akan berencana menemui Raja Alexander untuk membicarakan sesuatu.

Hanya sendiriannya, tidak ada pengawal atau pelayan.

Ia harus bergerak cepat. Entah kenapa, Sathera merasa bahwa akan terjadi sesuatu dalam waktu dekat. Perasaan gelisah terus dirasakan gadis itu sejak terbangun dari tidurnya.

Sathera sudah bertanya pada Dewi Nyx. Hanya satu kemungkinan yang dipikirkan Dewi Nyx dan karena kemungkinan itu Sathera harus cepat menemui Raja.

Kakinya melangkah memasuki gerbang Istana dengan langkah anggun. Para pengawal yang memang mengenal Sathera langsung membungkuk hormat.

"Aku ingin bertemu dengan yang mulia Raja." Ucap Sathera memberitahu tujuannya.

Salah satu pengawal disitu mengangguk lalu melangkah menuju ruang kerja Raja Alexander. Beberapa menit berlalu, pengawal itu muncul dan menuntun Sathera untuk mengikutinya.

Sathera mengikuti pengawal dari belakang. Keduanya berhenti disebuah pintu besar dan pengawal itu membukakannya lalu mempersilahkan Sathera untuk masuk.

"Terimakasih." Ucap Sathera.

Pengawal itu tersentak kecil dan tak lama ia tersenyum sambil membungkuk. "Sudah tugas saya, Nona." Jawab pengawal itu.

Sathera pun melangkah masuk dan menemukan Raja Alexander yang memang sudah duduk menunggu kedatangannya. Gadis itu mengambil duduk berseberangan dengan posisi duduk Raja Alexander.

"Apa ayahmu tahu kau datang kemari?" Tanya Raja yanh dijawab gelengan oleh Sathera.

"Kau tahu dia tidak akan mengijinkanku."

Raja Alexander mengangguk mengerti. "Jadi, ada apa kau datang dipagi hari seperti ini?" Tanya pria itu langsung.

"Aku ingin kau menolak lamaran dari Kerajaan Iceland." Jawab Sathera.

Raja Alexander menggeleng. "Maaf, Sathera. Tapi keputusanku sudah mutlak untuk menerima lamaran itu."

"Jika ayahku menolak?"

"Sudah kukatakan bahwa aku tidak meminta persetujuan."

Mata Sathera memicing tajam kemudian gadis itu menyandarkan tubuhnya diSofa. "Kenapa kau sangat kekeuh untuk menerima lamaran itu? Kau takut terjadi peperangan? Oh ayolah! Jangan jadi pemimpin pengecut." Cerca gadis itu dengan alis terangkat satu.

Raja Alexander menghela nafas. "Aku hanya memikirkan rakyatku. Jika terjadi peperangan, pasti akan banyak korban."

Sathera berdecih remeh. "Rakyat bisa diungsikan, yang mulia. Kita bisa membuat perlindungan pada mereka." Jawab gadis itu memberi saran.

NYX INCARNATE || [TERBIT]Where stories live. Discover now