[Chap Thirty Nine]

60.2K 10.5K 796
                                    

-Wajib tekan 🌟 dulu yagesya!-

[Maaf jika menemukan Typo:)]

-Wajib tekan 🌟 dulu yagesya!-•[Maaf jika menemukan Typo:)]•

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

-o0o-

Setelah Aklesh melepas semua tahanan yang ada dipenjara bawah tanah buatan GrandDuke Fillias. Mereka semua pun langsung saja berlari keluar dari sana dengan Aklesh yang menggenggam tangan Sathera erat.

"Aklesh, lepaskan dulu! Tanganku kram." Ujar Sathera pelan.

Aklesh berdecak kesal kemudian menggeleng. "Tidak, nanti kau terluka." Tolak pria itu tegas.

"Mana mung--"

Wushhh!

"Awas!"

Duarr!

Aklesh menarik kepala Sathera untuk menunduk. "Mana mungkin?" Ledek pria itu.

"Haha, maksudku mungkin... iya." Ringis gadis itu menahan malu.

Mereka terus berlari dengan Aklesh yang menuntun paling depan. "Bukankah kau bisa melakukan telportasi?" Celetuk Sathera.

"Aku bisa, tapi apa kau tidak ingin melihat Ayahmu yang sedang bertarung?" Jawab pria itu dengan bertanya diakhir kalimat.

"Ayahku? Bertarung?" Gumam Sathera kebingungan.

Aklesh mengangguk. "Ya, Ayahmu ingin memberi pelajaran pada orang yang telah berani menculik putrinya." Jawab pria itu lagi.

Tak berselang lama Satehra dan yang lainnya sampai dipintu gerbang kediaman GrandDuke Fillias. Sathera mengedarkan pandangannya untuk mencari Ayahnya dan matanya terpaku pada dua pria gagah yang sedang bertarung dengan ganas.

Duke Fenderest jug GrandDuke Fillias saling menangkis dan menyerang. Tapi jika dilihat lagi, Duke Fenderestlah yang paling unggul dalam bertarung.

"Menyerahlah Fenderest, atau aku akan membunuh putrimu." Ancam GrandDuke Fillias dengan keringat yang bercucuran.

"Kau yang mati, sialan." Setelah berucap seperti itu, Duke Fenderest langsung menambah elemen pada pedangnya dan menganyunkannya keleher GrandDuke Fillias.

"AYAH, JANGAN!"

Pedang yang tadi diayunkan oleh Duke Fenderest berhenti sebelum berhasil menebas kepala GrandDuke Fillias. Sedangkan GrandDuke Fillias memejamkan matanya dengan nafas tertahan.

Sathera menghembuskan nafas lega ketika melihat Ayahnya yang tidak jadi menebas kepala GrandDuke Fillias. Gadis itu berlari mendekat kearah Ayahnya yang sedang menatapnya bingung.

Setelah sampai dihadapan kedua pria tua itu, Sathera mengatur nafas sejenak kemudian menegakkan tubuhnya. "Ayah, kau tidak boleh membunuhnya." Ujar gadis itu sambil menatap Duke Fenderest yang masih mengarahkan pedangnya pada leher GrandDuke Fillias.

NYX INCARNATE || [TERBIT]Where stories live. Discover now