[Chap Twenty One]

84.5K 14.3K 1.2K
                                    

-Wajib tekan 🌟 dulu yagesya!-


[Maaf jika menemukan typo:)]

-Wajib tekan 🌟 dulu yagesya!-••[Maaf jika menemukan typo:)]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-o0o-

"Ekhem... Jadi kau adalah putri dari sahabatku, Duke Fenderest?" Pertanyaan itu berasal dari pria yang paling disegani oleh seluruh wilayah kerajaan, yaitu Raja Alexander.

"Bukan, saya putri dari pelayannya." Jawab Sathera malas. Sudah tahu malah bertanya lagi.

Anatasya menyenggol lengan saudarinya yang membuat Sathera mencebik kesal.

Bukannya marah karna diperlakukan seperti itu, sang Raja malah tertawa terbahak-bahak sambil memukul pundak seorang pria yang sedari tadi menatap Sathera dingin.

"Astaga, putrimu yang satu ini ternyata tidak bisa diajak untuk berbasa-basi ya.. Sama seperti dirimu." Ujar sang Raja diakhiri dengan ejekan.

Duke Fenderest berdecak dan menyingkir dari samping sahabatnya yang konyol itu.

"Aku menyukai putrimu , bagaimana kalau kita jodohkan saja putrimu dengan putraku."

Ucapan dari sang Raja yang melenceng jauh membuat semua mata mengarah padanya. Ada yang senang, ada tak suka, ada yang biasa saja dan ada yang tajam.

Dan tatapan tajam itu berasal dari siapa lagi jika bukan Aklesh? Pria itu sedari tadi hanya diam melihat interaksi semua orang yang ada di dalam ruangan ini. Ia tidak mau ikut campur, tapi saat mendengar ucapan sang Raja matanya langsung berkilat tajam.

Sathera menatap santai sang Raja yang mencetuskan ide konyol itu. "Saya terima-terima saja, Yang mulia. Tapi..." Ujarnya menggantung yang membuat Sang Raja bertanya-tanya.

"Tapi apa, nak?" Tanya Raja Alexander penasaran.

Sathera menyeringai tipis mendengar ucapannya disambut. Lalu Ia pun menjawab, "Tapi elemen saya lemah, Yang mulia." Sathera berpura-pura sedih.

Raja Alexander yang mendengarnya terkekeh kecil. "Itu tidak masalah, nak." Ujar pria itu senang, tapi saat mendengar ucapan Sathera selanjutnya, kesenangan itu sirna digantikan dengan ketegangan.

"Tidak masalah? Bukankah jika seseorang yang memiliki elemen lemah akan dianggap aib oleh kerajaan, Yang mulia? Saya tidak mau itu terjadi pada saya." Jelas Sathera dengan wajah berpura-pura takut.

Semua orang yang ada didalam ruangan itu merasakan ketegangan disekitar mereka termasuk Athenia yang sekarang matanya sudah berkaca-kaca.

"Darimana kau mengetahuinya?" Raja Alexander menatap bertanya pada Sathera.

Sathera menghiraukan ketegangan yang terjadi disekitarnya dan memilih kembali melanjutkan ucapannya. "Oh, itu sudah sudah tak asing lagi sejak lama di sebuah kerjaan, Yang mulia. Bukankah begitu? Dan ya! Saya juga pernah mendengar sebuah cerita sewaktu saya masih kecil, Yang mulia. Dan karna cerita itulah yang membuat saya takut untuk menjadi anggota kerjaan. Anda ingin mendengarnya?"

Raja Alexander dan yang lainnya terdiam menunggu cerita apa yang akan disampaikan Sathera.

Sathera tersenyum tipis melihatnya. "Baiklah, akan saya ceritakan. Cerita ini mengisahkan tentang seorang Raja yang menelantarkan dan tak menganggap putrinya ada karena sang putri yang memiliki elemen yang lemah disebuah kerajaan."

Semua orang yang ada didalam ruangan menahan nafas mendengarnya, termasuk Archduke dan Duke yang mengetahui hal apa yang dimaksud Sathera.

Tapi tidak dengan Sathera yang tak perduli dan memilih melanjutkan ceritanya. "Kalian tahu bukan jika seseorang yang memiliki elemen lemah akan dianggap aib oleh sebuah kerajaan? Apalagi kerjaan kita ini! Kerajaan Voresham." Sathera berhenti sejenak untuk melihat reaksi sang Raja dan ternyata pria itu masih terdiam menunggu kelanjutan ceritanya.

"Nah, begitulah yang terjadi didalam cerita itu! Sampai-sampai semua anggota kerajaan pun leluasa menghina dan merundung putrinya itu dikarenakan sang Raja yang tak perduli sama sekali. Ah... bukankah Raja itu terlihat sangat brengsek seka--!"

Plakk!

Belum sempat gadis itu menyelesaikan ucapannya, sebuah tamparan mengenai pipi bagian kanannya. Sudut bibir Sathera terangkat membentuk seringai.

"Lancang sekali dirimu, Sathera! Aku tidak pernah mengajarkanmu untuk bersikap kurang ajar seperti itu!" Murka Duke Fenderest yang tadi menampar putrinya sendiri. Eh putrinya?

"Mengajarkan? Heii, sejak kapan anda mengajarkan saya, huh?" Remeh Sathera yang membuat sang Duke terdiam tak berkutik.

"Ayolah, jangan berperan seperti seorang Ayah yang baik. Karna itu tidak cocok sama sekali dengan dirimu." Ujar Sathera tepat sasaran.

Duke Fenderest menegang dan membisu saat mendengar ucapan Sathera. Sathera yang melihatnya merasa menang. "Lagipula, saya hanya bercerita 'kan? Mengapa anda bereaksi berlebihan seperti itu?" Ujar Sathera berpura-pura bingung.

Kemudian senyum licik terbit dibibir tipis gadis cerdik itu. "Oh, atau apa yang saya ceritakan itu pernah terjadi juga dikerajaan ini?"

 "Oh, atau apa yang saya ceritakan itu pernah terjadi juga dikerajaan ini?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


NYX INCARNATE || [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang