[Chap Thirty Six]

59.1K 10.4K 622
                                    

-Wajib tekan 🌟 dulu yagesya!-

[Maaf jika menemukan Typo:)]

-Wajib tekan 🌟 dulu yagesya!-•[Maaf jika menemukan Typo:)]•

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

-o0o-

Seorang pria menatap sendu pada putrinya yang sedang terbaring lemah diatas ranjang tempat tidur asramanya. Tangannya terangkat dan mengelus surai panjang sang putri.

"Mengapa kau belum bangun juga, Eve?" Gumamnya lirih.

Eve, nama panggilan kesayangan untuk putri satu-satunya. Grace Eveline Fillias.

"Tuan, Penyihir Agung yang ingin berkunjung." Ujar salah satu pengawalnya.

Raut wajah pria tua itu yang tadinya sendu berubah menjadi datar. "Persilahkan dia untuk masuk!" Tegas GrandDuke Fillias.

Pengawal itu membungkuk hormat dan melaksanakan perintah sang Tuan. Tak lama dari itu, seorang pria berjanggut putih masuk dengan tongkat ditangannya. Pria tua itu tersenyum tipis saat tatapannya tertuju pada Grace sekilas.

GrandDuke Fillias bangkit dari duduknya dan sedikit membungkuk pada sang Penyihir. "Salam, Penyihir Agung." Ucapnya dingin.

Penyihir Agung mengangguk dan mempersilahkan GrandDuke Fillias untuk duduk kembali. GrandDuke Fillias pun duduk disamping ranjang putrinya, Grace.

"Sebenarnya, apa yang terjadi pada putriku?" Ujarnya dengan amarah tertahan.

Penyihir Agung tersenyum tipis melihatnya. "Aku sudah mengetahui kebenarannya. Dan putrimulah yang bersalah, Tuan Fillias."

"Tidak mungkin! Pasti ada pemicu dirinya untuk berbuat hal seperti itu!" Bantah Tuan Fillias tak terima.

Penyihir Agung mengangkat tangannya dan dalam sekejap terpampanglah adegan awal mula dari pertengkaran Grace dan Sathera. GrandDuke Fillias berdecih melihatnya. "Mau apapun yang terjadi, aku akan tetap memberi pelajaran pada seseorang yang berani melukai putriku!" Tegasnya tak terbantah.

Penyihir Agung terkekeh kecil mendengarnya. Tapi yang terdengar dalam pendengaran GrandDule Fillias hanyalah kekehan mengejek. "Mengapa kau tertawa, Penyihir Agung? Aku sedang tidak bercanda!" Kesal Tuan Fillias.

Penyihir Agung menatap GrandDuke Fillias santai. "Tuan Fillias, kau tidak akan bisa memberi pelajaran pada Sathera." Ucap pria berjanggut putih itu dengan tenang.

GrandDuke Fillias mengerutkan keningnya bingung. "Kenapa tidak bisa?" Tanyanya.

"Sathera, gadis yang membuat putrimu terluka itu adalah putri dari Duke Fenderest. Kau tentu saja mengenal Duke Fenderest seperti apa bukan?" Ujar Penyihir Agung dengan nada sedikit memberi peringatan.

GrandDuke Fillias berdecih sinis. "Cih, bukankah Duke Fenderest tidak menyayangi putrinya itu?" Ujarnya remeh.

Penyihir Agung terkekeh lagi. "Siapa yang mengatakan seperti itu? Rumor? Kau percaya dengan rumor?" Tanya pria itu sedikit tidak percaya.

NYX INCARNATE || [TERBIT]Where stories live. Discover now