Keping 5 - Bukan hanya tentang bahagia

112 14 5
                                    


Sepulang dari acara kumpul-kumpul, Ardana kini mengantar Zuney untuk pulang. Walau berbeda jalur, Ardana akan tetap mengantar Zuney sampai ke rumah dengan selamat. Di perjalanan, mereka kembali membahas betapa serunya pertemuan yang sudah sejak lama tidak mereka lakukan.

"Tapi, Na, seriusan, deh, gue suka ngerasa aneh setiap abis kumpul. Berasa kayak.... ada sesuatu yang hilang. Padahal baru seneng-seneng," papar Zuney seraya membuka tas laptopnya. "Eh, gue sambil kerja boleh, ya?"

Ardana tertawa kecil. "Kenapa gak dicicil dari tadi, sih?"

"Gak enak. Masa kumpul sambil kerja." Zuney mulai mengoperasikan laptopnya. "Gue harus udah ngolah nilai sama masuk-masukin ke E-Rapot."

"Kalau sama gue kok lo gak merasa gak enak?"

"Jadi gak boleh, nih? Yaudah gue tutup lagi laptopnya." Zuney kembali menutup laptopnya.

Ardana semakin tertawa. "Sensi amat, Buguru."

Zuney ikut tertawa. "Sori. Akhir-akhir ini jadi banyak korban yang gue marahin."

"Gak apa-apa. Gue berasa hidup lagi kalau dimarahin. Kangen juga rasanya dimarahin."

"Biasanya tiap hari dimarahin sama Mas lo, ya?" canda Zuney.

"Iya. Ada aja salah gue dimata Mas Una. Gak ngerti." Ardana masih fokus mengemudi. "Tapi sekarang gue malah kangen dimarahin. Makin gak ngerti."

"Lo kangen orangnya, kali, bukan kangen dimarahinnya."

Ardana melirik Zuney yang sedang sibuk dengan laptopnya. "Kalau lo gimana?"

"Gimana apanya?" tanya Zuney lagi.

"Kalau lo, suka tiba-tiba kangen gak sama Mas Una?"

Zuney menghentikan gerakan jarinya di atas keyboard. "Mmmm.... tiap hari, tiap detik, gak pernah tiba-tiba karena setiap waktu yang gue lalui selalu kangen sama Juna."

Ardana merasakan hal yang sama. "Lo suka mimpiin Mas Una?"

Zuney tersenyum dan mengangguk. "Siklus tidur gue tuh gini, sebelum tidur kadang gue cengeng mikirin Juna. Pas tidur, seneng bisa ketemu sama Juna. Eh, pas bangun malah cengeng lagi karena sadar kalau semua itu cuma mimpi."

Ardana kini melihat Zuney yang malah melamun. "Ney..."

"Hm?" Zuney masih melamun. "Gue kadang suka maksa Allah untuk bisa kembaliin Juna lagi, Na. Dan gue tau itu gak baik." Lalu Zuney melihat ke arah luar. "Rasanya pengen banget ketemu Juna, sekaliiiii aja."

"Cepat atau lambat ya, Ney, insyaAllah kita bisa kumpul lagi sama Mas Una."

Zuney tertawa kecil ketika ada satu air mata yang jatuh ke pipinya. "Tuh, kan, gue cengeng banget, sih."

Ardana menarik satu helai tisu lalu memberikannya pada Zuney. "Dari dulu juga lo cengeng, Ney."

Zuney semakin tertawa sembari menyusut air matanya dengan tisu pemberian Ardana. "Iya. Lemah banget gue. Pantes gak ada yang mau."

"Kata siapa? Lo nya aja yang menutup diri. Banyak yang mau sama lo, tau."

"Lo mau sama gue, Na?" tanya Zuney iseng.

"Mau." Ardana mengangguk. "Udah berapa kali, sih, gue harus confess ke lo, Ney? Lo nolak mulu. Gue gak ada spesial-spesialnya di mata lo, ya?"

(MELINGKAR) VOL. 2Where stories live. Discover now