Keping 7 - jalan bahagianya masing-masing

87 14 3
                                    

Oke, welcome back gais

Sebelum baca part ini, masih ingat tidak di part kemarin Jendra minta apa sama Zuney?

Kalau lupa, coba baca ulang keping 6 ya

Kalau masih ingat, yuk lanjut baca

Selamat membaca :)

.
.
.


Jendra sudah mengutuk dirinya sendiri. Entah mendapat keberanian dari mana, dirinya bisa tiba-tiba saja mengungkapkan hal semacam itu pada gadis cantik yang berada di hadapannya itu.

            “Ney... Duh...” Jendra mengacak rambutnya sendiri.

            “Hahahahaha.” Zuney tertawa. “Lo kurang tidur apa gimana, Jen? Ngelindur ya, lo?”

            Jendra meringis. Lebih tepatnya mengasihani diri sendiri. Memiliki perasaan lebih pada perempuan seperti Zuney yang suka bercanda adalah hal yang cukup sulit. Semua hal sepertinya Zuney anggap sebagai bahan lelucon.

            Zuney lalu meniupkan beberapa balon gelembung yang kemudian pecah di depan wajah Jendra. Lalu gadis cantik itu kembali tertawa. “Aduh, sori, pait gak kena cairan sabunnya?”

            Jendra mengusap wajahnya yang terkena percikan air sabun itu. “Pait, Ney.”

            “Jendra, Jendra. Lo udah paling bener jadi temen gue aja. Segala mau punya perasaan lebih. Geli ah, lo.” Lalu Zuney melangkah terlebih dahulu, meninggalkan Jendra.

            Jendra berusaha mengimbangi langkah Zuney. “Tapi, lo bener-bener anggap gue bercanda, Ney?”

            “Iya, lah. Gue bukan remaja tujuh belas taun, Jen, yang gampang percaya sama omongan kaya tadi. Gue udah dewasa, jadi bisa bedain mana yang serius, mana yang main-main.”

            Jendra menghela nafas pelan. “Gitu, ya?”

            “Lo tadi lupa kali, keluar rumah gak baca doa. Jadi banyak digoda setan, kan?”

            Jendra terkekeh. “Iya, gue juga lupa kalau gue gak boleh berdua-duaan sama lo kayak gini. Bikin gue lepas kendali.”

            Mereka berjalan kembali untuk menghampiri lahan tempat dimana motor Jendra terparkir.

            “Jen?” Zuney mengehentikan langkah kakinya. “Bilang ke gue, kalau lo tadi beneran bercanda.”

            “Harus banget, Ney? Kalau gue gak bercanda, gimana?”

            “Enggak. Gak boleh. Lo harus bilang kalau tadi tuh cuma bercanda,” paksa Zuney dengan tatapan memohon.

            Jendra masih memandangi wajah Zuney, lalu menyerah. “Yaudah, deh, iya, gue bercanda doang, Ney. Maaf ya, bercanda gue berlebihan.” Jendra berusaha untuk menghadirkan senyum terbaik di wajahnya.

            “Nah, gitu, dong.” Zuney tersenyum senang. “Yuk, pulang.”

            Jendra masih mematung, lalu menengadah, memandang birunya langit siang ini. Lalu kembali bergumam, “Jun, ternyata susah ya untuk bisa ngomong serius ke Zuney.”

***

            Setelah turun dari motor Jendra, Zuney kembali masuk ke rumah. Lalu disambut dengan Mama yang menanyakan kenapa wajahnya terlihat murung. Zuney tidak mau menceritakan apapun, namun Mama tetap bertanya. Sehingga gadis cantik itu duduk di salah satu kursi meja makan.

(MELINGKAR) VOL. 2Where stories live. Discover now