Keping 8 - Gak suka cokelat

72 12 0
                                    

Walau sudah memasuki waktu liburan akhir tahun ajaran, namun ternyata yang libur hanya murid, sedangkan guru tetap mempersiapkan berbagai macam program, salah satunya penyambutan siswa baru.

            Zuney sudah memegang satu bundel administrasi yang harus digandakan, namun mesin fotokopi sekolah sedang tidak berfungsi, juga toko buku yang biasanya buka pun kini mendadak tutup.

            Lalu Zuney membuka ponsel, untuk meminta saran tukang fotokopi yang masih beroperasi.

KELUARGA HARMONIS NAN BAHAGIA

Zuney
Gais, fotokopian deket sini mana yg buka ya?
Yang murce

Hakim
Lah
Depan sekolah lo kan ada, Ney?

Zuney
Tutup, Kim
Lo tau gak?

Charlo
Sini kantor gue aja
Gue kasih gratis

Zuney
Jauh dong Lolo :’)

Mahen
Kayanya kampus buka Ney
Tp gue lagi gak ada jadwal ngajar

Qistiya
Nah, iya, bener
Fotokopian kampus masih paling murah sejagad

Ardana
Mau gue anter, Ney?

Zuney
Gue bawa mobil Papa, Na
Oke, makasih gais
Love u gais

Hakim
Sama-sama sayang
Lopyutu

Zuney
NAJIS

Charlo
HAHAHA

            Zuney terkekeh lalu gadis cantik itu merapikan semua barangnya, kemudian berjalan menuju mobilnya, kemudian berkendara menuju kampus. Sesampainya di kampus, semua memori terputar secara sempurna di kepalanya.

            Gadis cantik itu kini memandang selasar kampus, tempat itu, dahulu menjadi tempat pertama bertemunya dengan anggota ‘Keluarga Harmonis nan Bahagia’, dahulu mereka sering melakukan rapat dadakan untuk persiapan KKN, namun kini yang terlihat adalah sekumpulan mahasiswa yang sedang berolah raga.

            Lalu terlihat juga segerombol mahasiwa yang sedang berbincang santai di salah satu taman yang makin cantik saja. Padahal, dulu, yang mengisi tempat itu adalah dirinya. Benar memang, setiap orang ada masanya, dan setiap masa ada orangnya.

            “Kak Zuney? Eh, Kak Zuney bukan?” tanya seorang gadis berambut pendek.  Gadis itu terlihat menenteng jas alamater di sikunya.

            Zuney mengangguk, namun dengan kening yang berkerut. “Adek Vansa, ya? Adeknya Hakim, kan?”

            Gadis itu mengangguk antusias. “Yaampun, Kakak, apa kabar?” lalu Vansa memeluk Zuney dengan erat.

            Zuney tertawa lalu memeluk Vansa. “Kabar baik, alhamdulillah.” Lalu Zuney memerhatikan wajah Vansa. “Makin cantik aja, nih, Dek.”

            Vansa tertawa. “Kakak juga. Oya, mau ada perlu, Kak?”

            “Ini, mau fotokopi. Anterin, yuk?”

            “Hayu, Kak.” Vansa menggaet tangan Zuney tanpa beban.

            Setelah mereka selesai menggandakan semua berkas yang di bawa, Zuney dan Vansa memilih untuk duduk di salah satu gazebo dekat gedung fakultas ekonomi. Mereka sama-sama memesan minuman dingin, mengingat cuaca bulan Juli memang selalu panas.

            “Jadi, ambil jurusan apa, Dek?” tanya Zuney setelah menyeruput milkshake cokelatnya.

            “Akuntansi perpajakan, Kak. Aku lolos dipilihan dua. Padahal pengennya Akuntasi Sektor Publik.” Vansa sedikit cemberut.

(MELINGKAR) VOL. 2Where stories live. Discover now