Keping 34 - Doa Bersama

69 10 1
                                    

Zuney menaruh tangannya di dagu, lalu berfikir, kenapa Jendra bisa mengkhawatirkan sesuatu yang mestinya tidak perlu. Lalu pemuda itu pun akhir-akhir ini menjadi lebih sibuk. Walau selalu membalas semua pesan yang Zuney kirim, tapi semua terkesan buru-buru. Zuney sebetulnya tidak mempermasalahkan itu. Hanya saja... Kini gadis catik itu ingin membuat suatu hal yang dapat membuat Jendra tidak khawatir lagi. Lebih tepatnya, ingin meyakinkan bahwa Zuney tidak akan kesiapa-siapa jika mungkin nanti mereka memang harus berjarak.

"Aduh, punten pisan, Ney. Udah lama nunggunya?" Hakim datang dengan balutan hoodie hitam dan celana pendek. Cowok itu lalu menarik satu kursi yang berada di hadapan Zuney.

Zuney berdecak. "Ya lo liat aja, gue udah abisin dua gelas tinggi minuman, Kim. Janjian jam dua, datang setengah empat."

Hakim tertawa lalu menyingkirkan kupluk hoodie dari atas kepalanya. "Hampura atuh, da kagok shalat asar dulu tadi teh." Lalu Hakim meletakkan kunci motornya. "Kumaha, kumaha?"

"Okedeh, alasan gue terima." Zuney lalu mulai bercerita, "Kim, gue pengen buat sesuatu yang spesial, deh, buat Jendra."

Hakim menahan senyum. "Nih, Ney, urang kasih tau, maneh teh udah yang paling spesial di mata si Jendra. Maneh mah gak perlu ngapa-ngapain aja ge si Jendra mah udah suka." Hakim lalu menyugar rambutnya. "Ibaratnya, maneh diem aja, nafas aja udah, Jendra mah udah suka banget."

Zuney meringis, lalu tertawa. "Buset segitunya. Tapi masalahnya, kemaren Jendra bilang mau balik ke Palangka, buat beresin tesisnya. Terus dia takut gue sama laki-laki lain."

"Berarti dia gak percaya sama maneh, atuh?"

Zuney menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi. "Bukan gitu, sih, Kim. Dan gue pengen bikin sesuatu yang bisa bikin Jendra yakin, yakin kalau dia gak salah pilih gue. Tapi... bikin apa, ya?"

"Aiiihhh." Hakim sampai geleng-geleng kepala. "Terharu gini, euy."

"Lebay, da, mulai."

"He'euh atuh, sok, mau gimana sekarang, Neng Zuney?"

"Ya lo mikir, lah! Kan gunanya gue ajak lo ketemu tuh supaya lo kasih saran buat gue." Zuney mulai habis kesabaran. "Gak bisa ya gue gak emosi kalau ngobrol sama lo, Kim."

Hakim semakin tertawa. "Ih galak, siah. Tong kitu, Ney, komo ka si Jendra, mah. Harus lemah lembut."

"Ssshh. Jadi gimana?"

"Mmm, kela, mikir dulu." Hakim mengusap-usap dagunya. "Maneh sekarang udah bisa masak, belum?"

Zuney mengangguk ragu. "Dikit-dikit, sih."

"Yaudah, masak aja. Da kaum adam teh suka terharu kalau makan hasil jerih payah perempuan yang disukain."

"Gitu, ya?"

Hakim mengangguk. "Bentar, urang buka grup dulu."

BRINGKA

Hakim
Gais, Zuney mau masak-masak, gais

Charlo
Wkakakak beneran?
Sini gue open house

Qistiya
Ih kangen ngumpul bareng deh
Kumpul yuuuuu

Zuney
Kim, lo bener-bener, ya!

Jendra
Kamu mau masak apa, Ney?

Mahen
Anjir lah 'kamu-kamuan'

Hakim
Jen, Zuney nih lagi mau kasih kejutan

Vannesa
Neeeyyyy
Ada apa ini? Kok Eca ketinggalan berita?

Ardana
Kumpul jam berapa? Gue masih di Jakarta
Tapi otw membandung lagi

Hakim
Malem, ceunah, gais
Kita sekalian istigosah

(MELINGKAR) VOL. 2Where stories live. Discover now