Chapter 02. SMA Jujutsu.

3.9K 390 44
                                    

Saat kami berjalan Satoru menjelaskan banyak hal tentang Kutukan. Kutukan sendiri muncul karena energi negatif yang di keluarkan manusia, marah, takut, sedih, frustasi, cemburu. Semua energi negatif akan melahirkan berbagai kutukan yang berbeda. Terutama tempat seperti sekolah dan rumah sakit yang paling sering banyak hal seperti kutukan.

Dan jika kita ingin meng Excorsim/Penyucian, kita harus menggunakan energi kutukan juga untuk dapat membunuhnya.

Aku mulai paham untuk saat ini.

"Lalu apa yang kau lakukan tadi itu Energi kutukan atau teknik?"

"Oh 'Infinity' kah?"

"Mungkin, kenapa aku terhenti ketika ingin menendang mu saat itu?"

"Bukankah sudah jelas karena Infinity."

"Perasaan kau sudah bilang itu sebelumnya." Balasku datar. Yang ku minta itu penjelasannya.

"Coba sentuh tanganku, sini. Aku akan menjelaskannya." Dia meregangkan tangannya ke arah ku.

Aku yang penasaran menuruti apa yang dia mau dan mengulurkan tangan ku agar menyentuhnya, tapi itu terhenti begitu saja.

"Lihat, bukan berhenti. Tapi melambat. Simpelnya, semakin kau dekat kepadaku itu akan di bagi lagi dan lagi hingga kapasitas tak terbatas. Meskipun terlihat seperti berhenti, namun kenyataannya itu hanya di perlambat hingga ke tak terbatas. Tapi ..., Jika aku ingin." Kemudian dia menggengam tangan ku saat jemarinya dengan mudah mengerat di jemariku.

"Itu sangat mudah jika aku yang ingin menyentuh mu." Ucap nya dengan seringai kecil.

"Menjijikan, lepaskan." Ucapku datar.

Dia hanya menggedikan kedua bahunya dan melepaskan tangannya yang menggenggam tangan ku.

"Jadi untuk sekarang, kau ingin membawaku kemana?"

"Kita akan menuju ke sekolah SMK Jujutsu. Kau akan masuk sekolah itu mulai sekarang." Balas Satoru sedikit menaikan kacamatanya, memberikan ku sedikit senyum tipis.

"Hng ... Itu tidak buruk."

Sekolah ya? ... Tidak ada salahnya mencoba masa muda kembali.

"Malam ini aku akan mengajarimu cara mengendalikan energi, ok" Ucapnys dengan sedikit berkedip.

Kemudian menatapku dari ujung rambut hingga ujung kaki dengan sangat detail.

"Pakaian mu sedikit mencolok, ayo beli yang baru."

"Tidak perlu, aku tidak punya uang."

"Tenang saja, Sensei mu akan membelikannya secara gratis."

"Hah? Kau seorang Guru?" Teriak ku tak percaya.

"Kenapa? Apa tampang ku tidak cocok sebagai guru." Tunjuk nya sendiri.

"Itu benar."

"Jahat sekali."

Kami berjalan ke toko pakaian perempuan, jelas aku menolaknya dan menyuruhnya untuk pergi menuju toko pakaian umum. Ada beberapa gadis yang berteriak ketika melihat penampilan Satoru yang tinggi.

"Coba perlihatkan wajahmu dong!" Salah satu gadis berteriak kegirangan.

Tring ...

Satoru melepaskan kacamatanya dan memberikan mereka senyum tipis, memperlihatkan ketampanannya membuat pada gadis malah semakin berteriak histeris. Sudah ku duga, dia pandai memanfaatkan wajanya.

Setelah pergi dari sekumpulan gadis yang sedang belanja, kami melanjutkan membeli beberapa pakaian untuk ku. Satoru mengambil satu celana legging hitam karena itu akan membantu ku untuk latihan ... Meskipun ... Aku tidak terlalu suka memakainya. Aku lebih baik memakai celana olahraga di bandingkan hal seperti itu.

Rimuru x Jujutsu Kaisen.Where stories live. Discover now