Chapter 40. Gelisah.

1.2K 121 14
                                    

Setelah demam ku sembuh, tak terasa dua bulan telah terlewati. Dan kami berhasil membumi hanguskan seluruh roh kutukan yang ada di Tokyo. Tapi bukan berarti pekerjaan kami selesai, saat kami berhasil membereskan masalah di Tokyo. Tentu saja akan ada banyak roh kutukan juga yang tercipta dari Emosi negatif manusia. Sehingga tidak ada waktu istirahat, tapi itu lebih baik dari pada harus membantai seluruh roh kutukan setiap hari.

Karena kebanyakan dari kami adalah tingkat satu, kami di berikan misi perorangan. Tidak sebagai tim lagi.

Waktu untuk berkumpul pun menjadi lebih sedikit. Hingga setelah selesai dari misi, aku mendapatkan beberapa hari untuk bersantai. Tentu aku langsung menuju ke apartemen Satoru.

"Satoru?"

Tidak ada balasan ketika aku memanggilnya dengan sedikit berteriak. Aku memasuki kamar namun di sana juga tidak ada kehadirannya. Mungkin dia sedang keluar saat ini. Hari ini masih musim dingin, namun sebentar lagi akan musim gugur. Jadi suhu di luar tidak terlalu dingin seperti sebelumnya. Aku membuka lemari kaca yang ada di dapur ... Terdapat beberapa botol alkohol yang tersimpan. Tentu itu adalah milik ku, karena Satoru tidak terlalu suka minum. Bahkan dia tidak suka dengan makanan pedas, jadi setiap kali aku membawa bingkisan, aku selalu membawakannya beberapa makanan manis atau pun manisan.

Yang paling menonjol di lemari itu adalah botol sake dan juga Wine, aku sudah terlalu bosan meminum sake. Jadi aku mengambil botol Wine seraya mengambil gelas. Membuka pintu balkon hingga hawa dingin dapat ku rasakan. Menuangkan wine ke dalam gelas. Menyesap nya dengan lembut, membiarkan rasa hangat mengalir melalui kerongkongan ku.

"Huuhh ..." aku menghembuskan nafas hingga uap keluar dari mulutku, hari juga sudah mulai malam. Dan suhu semakin dingin, namun dengan wine merah yang menemaniku, itu serasa menghangatkan segalanya. Kurangnya hanya satu ...

"Satoru sialan."

Aku juga sudah memastikan kalau Satoru belum pulang ke apartemen mewah miliknya ini.

Dan juga ... Ada beberapa rahasia yang ku sembunyikan darinya ..., Bukan berarti aku adalah perokok berat, namun saat Shouko memberikan sebatang rokok kepadaku. Ternyata itu tidak buruk. Aku tidak tau Satoru akan marah atau tidak ketika dia mengetahui kalau aku mulai merokok. Mungkin tidak, karena minum saja dia mengizinkanku.

Ahhh, sepertinya aku telah menjadi perempuan nakal. Memikirkannya saja sudah membuatku geli, bukan berarti kalau merokok itu menandakan kau nakal bukan? Shouko juga merokok saat dia masih kelas dua SMK di sekolah Jujutsu.

Merogoh saku, aku mengeluarkan bungkus rokok yang telah ku beli sebelumnya. Kadar nikotinnya juga tidak terlalu banyak, namun ada rasa mint yang tersimpan di dalamnya.

Menghimpit rokok itu dengan bibir ku, aku mulai menyalakan ujung nya dengan korek. Menikmati nikotin yang ku hisap dalam-dalam, dan menghembuskannya.

"Fiuuhhh ..."

Jika Satoru memang marah mengetahui aku mulai merokok, maka aku akan dengan senang hati berhenti. Kalau dia marah besar kepadaku, berarti dia harus menyalahkan Shouko tentang masalah ini. Ah, maaf karena membawa namamu di sini Shouko.

Lagian wine merah juga meredam efek bahaya dari rokok.

Aku hidup sudah sangat lama, namun menikmati hal seperti ini saja baru ku dapatkan. Aku tidak pernah menyangka kalau hal sepele seperti ini akan mengurangi rasa bosan ku saat ini.

Menikmati Langit malam sambil bersandar di kursi dengan santai, aku menyesap kembali wine yang berada di atas meja kaca, membawa nya kembali ke dalam mulutku.

Pemandangan kota di apartemen ini sangat bagus, karena Satoru menyewa nya di lantai teratas. Jadi aku bisa melihat dengan jelas cahaya-cahaya lampu dari beberapa gedung dengan jalanan yang hingar-bingar dengan kendaraan.

Rimuru x Jujutsu Kaisen.Where stories live. Discover now