Chapter 39. Demam.

1.3K 129 5
                                    

Setelah semua selesai dan persiapan di tata rapi.

""Mery Christmas!""

Semua orang berkumpul di lapangan tempat bisa latihan dengan pohon besar natal yang berada di tengahnya. Di malam hari yang dingin itu Rimuru ikut makan-makan, namun dia terasa sedikit tidak enak badan.

"Hakkchuuu!!"

Ia tanpa sadar mengeluarkan bersin dengan hidung dan pipinya yang sedikit merah. Ia menyembunyikan karena tidak ingin membuat orang lain khawatir, apalagi mereka sedang bersenang-senang saat ini. Rimuru merasakan hidungnya sangat gatal dan tubuhnya malah terus mengigil. Sepertinya dia demam. Setelah cukup lama menahan diri tanpa ada yang menyadari nya, akhirnya Rimuru berpamitan dengan alasan kalau dia sudah mengantuk.

Tentu saja teman-teman nya tidak terlalu mengetahui itu karena Rimuru menyembunyikan nya dengan baik, namun Maki teringat saat misi pertama kali dengannya di distrik Adachi, saat salju pertama kali turun dengan suhu yang mendadak turun. Meskipun di depan api unggun dan di balut oleh selimut, Rimuru masih terlihat menggigil sampai dia memintanya untuk memeluknya dari belakang dan menutupnya kembali dengan selimut. Maki menyadari kalau Rimuru benar-benar buruk dengan cuaca dingin. Dia menyesali perbuatannya tadi pagi yang membuat Rimuru bermain salju terlalu lama.

Dia hendak melangkah untuk menyusul Rimuru, namun ia merasakan tangan seseroang menepuk bahunya. Menengok kebelakang ia mendapati Satoru yang menahannya dengan senyum tipis.

"Biar aku yang urus."

"Oke." Maki hanya bisa mengangguk sebagai balasan, dia akan menjenguk Rimuru esok pagi saja.

Sementara itu di sisi Rimuru, di memasuki Asrama. memasuki kamarnya, dia tidak repot-repot melepaskan jaket tebalnya melainkan segera menyalakan penghangat ruangan dan menyelimuti dirinya sendiri dengan selimut.

"Hakcuu!"

Ia kembali bersin seraya mengendus ketika dia tidak nyaman dengan hidungnya sendiri. Jadi seperti ini rasanya demam. Pikirnya, pasalnya dia sudah tidak pernah merasakan demam sama sekali setelah lamanya hidup. Cukup menjengkelkan juga ketika dia merasakan tidak nyaman di seluruh tubuhnya, apalagi dengan hidungnya.

Hingga akhirnya suara pintu terbuka, Satoru memasuki kamar Rimuru. Mendapati Rimuru yang menyapa nya dengan senyum tipis.

"Kau tidak perlu repot-repot datang ke sini–Hakcuu!"

Ughh, dia benar-benar kesal dengan situasi nya saat ini. Dia tidak pernah merasakan perasaan seperti ini setelah sekian lama, dan itu datang secara tiba-tiba membuatnya sedikit kesusahan untuk beradaptasi. Dia menyadari secara nyata kalau sekarang dirinya hanyalah seorang manusia biasa.

Satoru menghampiri Rimuru dengan duduk di samping seraya melepas penutup mata nya untuk menebar pesona ke seluruh ruangan. Berharap Rimuru dapat sembuh ketika melihat wajah tampannya, itulah yang di pikirkan Satoru.

"Kau tidak apa-apa?"

"Kau bisa melihatnya sendiri, meskipun kau memiliki six eye. Ternyata itu tidak terlalu berguna ya?" Kekeh Rimuru sedikit menyindir Satoru, berhasil membuat Satoru terdiam karena apa yang di katakan Rimuru memang benar. Sudah jelas dia sedang sakit, kenapa malah bertanya.

"Yah, ku pikir kau sudah sembuh karena wajah tampan ku terpampang jelas."

"Cuihh." Rimuru membuang muka ke samping melihat kepercayaan diri Satoru. Satoru hanya membalasnya dengan senyum lembut seraya meletakan tangannya di dahi Rimuru.

"Kau demam."

"Ya, ku pikir juga begitu. Jadi jangan terlalu dekat dengan ku atau kau bisa tertular."

Rimuru x Jujutsu Kaisen.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang