Part 43

327 22 10
                                    

"Udah Cheol mending lu tidur nggak usah mikirin anak itu." monolognya lalu kembali memejamkan matanya.

Tetapi belum lama ia memejamkan matanya, ia langsung bangun lagi karena terganggu dengan suara dering ponselnya.

"Ck! Siapa sih?!" gumamnya sembari meraih ponselnya.

"Eh ternyata Nayeon." lirihnya kemudian ia segera mengangkat telepon tersebut.

"Halo sayang, kenapa?"

"SEUNGCHEOL APA YANG UDAH KAMU LAKUIN HAH?!"

"Sayang jangan teriak-teriak dong, telinga aku sakit."

"Bodo amat! Padahal baru aja aku tinggal pulang, kenapa aku udah dapet kabar tentang keadaan Wonu dan katanya penyebabnya itu kamu. Apa yang udah kamu lakuin, Cheol?!"

"Cihh ngarang pasti mereka, orang aku nggak ngelakuin apa-apa ke anak itu kok."

"Siapa yang kamu sebut anak itu hah?! Wonu?! Dia adek kamu Cheol!!"

"Aku cuma bilang kenyataan doang."

"Kenyataan apa yang kamu maksud?!"

"It-"

"Udah stop! Jelasin nanti aja, aku ke rumah kamu sekarang."

"Tapi ini udah malem Nay."

"Persetan dengan itu. Pokoknya aku kesana sekarang."

Setelah mengucapkan itu sambungan putuskan sama Nayeon tanpa menunggu jawaban dari Seungcheol.

"Shit!"

***
Tiga puluh menit berlalu, Nayeon udah ada di rumah Seungcheol dan sekarang dia udah berhadapan dengan kekasihnya dan jangan lupakan tatapan dinginnya.

"Jelasin ke aku, apa kenyataan yang kamu maksud?"

"Kalau dia emang yang buat kedua orang tua kita meninggal, karena permintaan nggak bergunanya buat mereka berdua pergi selama-lamanya. Terus gue juga bilang kalau selama ini perhatian gue cuma demi mamah papah bukan tulus perhatian ke dia."

"Brengsek! Kamu bodoh banget sih?! Kamu nggak mikirin perasaan Wonu?! Kalau mau ngomong itu di pikir dulu Cheol! Kamu itu abang kepercayaan dia tapi kamu gini ke dia?! Aku nggak habis pikir sama kamu Cheol. Terus apa kamu bilang, selama ini kamu ngasih perhatian ke dia nggak tulus?!"

"Iya aku nggak tulus, sebenarnya aku benci sama dia setelah perginya papah sama mamah."

"Cheol, kamu benar-benar nggak punya hati?! Buka mata kamu, kematian nyokap bokap lu itu takdir! Lu nggak usah nyalahin adek lu, saat itu dia juga korban Cheol!!" ucap Nayeon dengan mata memerah.

"Tapi kalau mereka nggak nurutin keinginan anak itu, ini semua nggak bakalan terjadi Nay. Mereka pasti masih disini sampai sekarang sama kita!"

"Gue tau lu kehilangan banget saat mereka pergi, tapi apa lu nggak mikir kalau lu kayak gini malah bikin orang tua lu sedih?! Hiks kasian Wonu, dia selama ini udah percaya banget sama lu. Kalau lu emang nggak tulus merhatiin dia, mending dari awal nggak usah nunjukin perhatian lu ke dia. Kalau sekarang lu baru omong gini malah bikin dia lebih sakit hati hiks hiks gue yakin lu sebenarnya sayang sama dia, selama ini perhatian lu kelihatan banget kalau tulus."

"Hahahaha jadi gue pinter kan main dramanya? Sampai kalian semua nggak sadar sama sikap gue sebenernya."

"Tapi aku yakin banget kalau kamu sebenarnya udah sayang sama Wonu. Nggak mungkin selama ini kamu bertahan sama drama yang kamu buat sendiri ini hiks hisk aku yakin banget Cheol." ujarnya.

"10 tahun, ini udah 10 tahun nggak mungkin kalau kamu selama ini perhatian tapi nggak tulus itu nggak mungkin banget Cheol." lanjutnya.

"Tapi kenyataannya ini bisa, aku bisa bertahan biar tetep kelihatan perhatian ke dia."

HIDDEN DISEASE | SVT ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang