Part 64. END?!

491 11 2
                                    

***
Sudah dua minggu setelah Wonwoo sadar dari komanya, kini ia sudah pulang. Sebenarnya Wonwoo belum boleh pulang tapi ia memaksa. Karena ia merasa kalau di rumah sakit terus malah membuatnya tidak sembuh-sembuh. Membuat kini semua keluarga Arkana dan Adhitama memilih tinggal jadi satu di rumah utama dua keluarga tersebut.

"Makasih kalian semua udah mau direpotin sama Wonu."

"Kamu nggak ngerepotin sayang." ucap Yuri.

"Tapi nyatanya emang gitu tan."

"Nggak sayang kamu nggak ngerepotin kita sama sekali. Malah kita yang ngerasa gagal jagain kamu selama ini."

"Kalian udah jagain Wonu kok selama ini. Wonu yang merasa nggak guna jadi anak." lirihnya.

"Hei kamu ngomong apa sih dek." ucap Kenzie sembari mendekati adeknya itu.

"W-wonu bakalan ngerepotin kalian terus selama penyakit ini masih ada ditubuh Wonu."

"Nggak dek, nggak ada yang namanya ngerepotin. Stop bilang kayak gitu." ucap Jun.

"Thank's for everything."

"Urwell dek/kak/sayang."

"Apa Wonu bisa hidup lebih lama lagi? Apa aku bisa bertahan dengan penyakit ini? Wonu takut ninggalin kalian semua."

"Kakak yakin kamu bisa dek, kamu harus bertahan demi kita, demi adek-adek kamu. Kamu nggak mau mereka sedih kan?" ucap Jihoon sembari menangkup wajah adek beda bulannya itu.

"T-tapi penyakit Wonu udah makin parah kak. Nggak ada harapan lagi hiks hikks."

"Ada kita bakalan usaha cari pendonor yang cocok buat kamu, percaya sama kita."

"Iya kak Wonu pasti bisa sembuh, Dokyeom yakin kakak bisa hiks." ucapnya dengan terisak.

Arion yang berada disamping Dokyeom langsung membawanya kedekapannya untuk menenangkan.

"Bener kita juga yakin kak." ucap adeknya yang lain.

"T-tapi cari pendonor dimana? Apa kalian yakin bisa dapatin itu?"

"Kita yakin, jadi kakak juga harus yakin kalau kakak bisa sembuh."

"Iya kak, kita berjuang bareng ya kak."

"Hmm makasih kalian selalu ada buat kakak."

"Gue ga tega ngeliat lu kayak gini dek, andai gue bisa gantiin posisi lu dek." ucap Seungcheol dalam hati.

"Kita akan selalu ada buat kakak."

"Kalian jangan sampai ada niatan ninggalin kakak ya dek. Kakak kuat karena ada kalian disamping kakak. Wonu juga berharap ini buat abang dan kakak, kalian jangan tinggalin Wonu ya apapun keadaannya."

"Kamu juga jangan tinggalin kita dek." ucap Jeonghan.

"I-iya kak Wonu bakal berusaha bertahan lebih lama lagi."

"Bukan cuma itu, kita berharap kamu juga bisa sembuh seratus persen."

"Apa bisa? Dengan keadaan separah ini?"

"Bisa! Om bakalan berusaha semaksimal mungkin buat bantu kamu, om juga bakalan secepatnya buat nemuin pendonor buat kamu. Kalau emang nggak ada, om siap buat donorin punya om buat kamu." ucap Eunhyuk dengan tegas.

"Nggak om jangan sampai om lakuin itu, nggak cuma om Eunhyuk aja. Tapi kalian semua jangan sampai lakuin itu hiks hiks Wonu nggak mau."

Melihat keponakannya terisak, ia langsung membawa Wonwoo ke dalam pelukannya.

"Om bakalan usaha buat kamu sayang, kamu harus bertahan ya jangan tinggalin kita. Kita mohon sama kamu."

"Hiks hiks t-tapi kalian jangan nekat donorin sumsum tulang belakang kalian buat Wonu, kalau sampai itu terjadi Wonu nggak bakalan terima itu. Wonu mending mati hiks hiks.. daripada harus nerima itu dari salah satu kalian semua."

"Nggak kita nggak akan lakuin itu. Tapi kamu harus bertahan ya menunggu pendonor yang cocok buat kamu."

"I-iya hiks Wonu bakalan usaha, tapi kalian jangan tinggalin Wonu. Wonu bisa bertahan karena kalian hiks hiks..."

"Kita nggak akan ninggalin kamu dek. Kita akan selalu disamping kamu apapun keadaannya."

"Tapi maaf kalau seandainya Wonu emang bener-bener nggak bisa bisa bertahan dengan penyakit ini. Wonu harap kalian nggak benci sama Wonu."

"Kok kamu bilang kayak gitu lagi sih dek? Kamu beneran nggak yakin?"

"Bukannya gitu kak, kan Wonu cuma bilang seandainya."

"Tetap aja dek, kakak nggak mau denger kamu ngomong kayak gitu lagi." ucap Seulgi dengan kesal.

"M-maafin Wonu kak. Wonu salah bilang kayak gitu." ucapnya sembari menundukkan kepalanya.

"Nggak, kamu nggak salah. Kakak cuma nggak mau aja kamu bilang kayak gitu lagi." ucapnya sembari mengangkat kepala adeknya dengan lembut.

Seulgi menatap mata sayu adeknya dengan tersenyum sendu. Ia tidak tega melihat mata yang biasanya penuh binar kini hanya menyisakan sorot sendu di matanya. Ia ingin adeknya kembali seperti dulu lagi. Sehat seperti dulu lagi sebelum adanya penyakit itu dalam tubuhnya.

Wajahnya tidak ada rona lagi, selain putih pucat menghiasi wajah manis itu. Bener-bener pucat pasi.

"Kak Seulgi?" panggil Wonu pelan tapi tidak ada respon dari sang empu.

"Kakak kenapa?"

"Kak?" panggilnya lagi sembari menepuk bahu kakak perempuannya.

"E-eh maaf kakak ngelamun."

"Iya kak nggak apa-apa, tapi Wonu mohon jangan lihat Wonu dengan tatapan itu kak. Wonu nggak suka, Wonu risih."

"Kamu risih kakak lihat?"

"Nggak gitu kak maksudnya, tapi Wonu nggak mau kakak natap Wonu dengan tatapan itu aja."

"Kenapa?"

"Jangan buat Wonu jadi makin lemah dengan tatapan itu kak." lirihnya dengan tersenyum miris.

Mereka semua terperangah mendengar kalimat yang baru saja keluar dari mulut Wonwoo. Ia tidak menyangka tatapan itu bisa membuatnya kayak gitu.

"Wonu maaf maafin kakak, setelah ini kakak nggak akan natap kamu kayak gitu lagi." ucap Seulgi sembari menangkup wajah adeknya itu lalu ia mendekatkan wajahnya kemudian mencium kedua mata yang sudah memerah itu.

"Maafin kakak ya dek." Wonwoo mengangguk sembari tersenyum tipis.

"Iya nggak apa-apa kok kak."

"Mmm makasih kalian mau ngertiin Wonu."

"Makasih juga udah bertahan selama ini."

"Kita sayang sama kak Wonu."

"Kakak juga sayang sama kalian. Makasih buat selama ini."

"Ke kita nggak sayang nih?" ujar yang lainnya dengan malas.

"Hehehe Wonu juga sayang sama kalian semua."

"We love you more, our beloved brother."



































































END?!
MAAF KALAU ENDINGNYA KAYAK GINI
NGGAK PINTER BUAT ENDING😭
HAPPY END KAN YANG KALIAN MAU? UDAH NIHH
TAPI INSYAALLAH AKU AKAN BUAT EKSTRA PARTNYA
TUNGGUIN YA.....

HIDDEN DISEASE | SVT ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang