Part 45

306 26 5
                                    

***
Seungcheol melangkah pelan mendekati ranjang Wonwoo, ia menatap sendu adeknya yang kini terbaring lemas dengan masker oksigen untuk membantu pernafasannya dan berbagai alat medis lainnya yang ada ditubuhnya.

Ia mengusap pelan surai hitamnya, ia nyesel udah buat adeknya jadi kayak gini. Matanya memanas melihat keadaan adeknya sekarang.

"Dek maafin abang, maaf udah bilang kayak tadi ke kamu." ucapnya sembari menggenggam tangan dingin itu.

"Abang kelepasan maaf. Abang nggak benci kamu kok tapi abang sayang banget sama kamu. Abang nyesel dek udah nyakitin kamu." ucapnya dan tanpa sadar ia meneteskan air mata.

"Pasti sakit ya tadi denger ucapan abang? Maaf dek~"

"Abang bukan abang yang baik buat kamu. Abang bego banget."

"Maafin abang dek...please abang mohon kamu bangun ya.."

"Bangun dek, abang mau minta maaf langsung sama kamu."

"Abang mau denger jawaban kamu."

"Dek bangun..kamu boleh marahin abang sepuasnya nanti. Kamu boleh pukul abang sesuka kamu, tapi abang mohon jangan sampai benci abang ya??? Abang nggak bisa."

"Wonu bangun yuk, kamu nggak bosen apa tidur di rumah sakit terus. Padahal kamu baru aja pulang dari rumah sakit tapi kamu sekarang udah terbaring disini lagi. Hiks adek ayo bangun dong, tidur di rumah aja jangan disini."

"Tidur disini nggak enak, nggak bisa nyaman. Ayo dek bangun please abang mohon bangun hiks hiks."

"K-kamu boleh hukum abang, tapi jangan kayak gini. Abang nggak bisa lihat kamu s-sakit dek."

Seungcheol menenggelamkan wajahnya di samping tangan Wonwoo yang masih betah ia genggam dari tadi.

Dalam genggaman Seungcheol, tiba-tiba tangan itu bergerak perlahan. Seungcheol yang merasakan pergerakan itu langsung mendongak dan menatap wajah adeknya dengan penuh harapan.

"Dek? Kamu udah sadar? Dek denger abang kan? Wonu~"

Wonwoo dengan perlahan membuka matanya yang terasa berat banget untuk di buka. Saat pertama kali dibuka pandangannya terlihat buram tapi setelah itu dapat terlihat dengan jelas.

Wonwoo tersenyum miris saat mendapati dirinya kembali berada di ruangan serba putih itu dengan berbagai alat medis di tubuhnya.

Tangan Wonu yang bebas dari infus perlahan melepaskan masker oksigen itu tapi belum sempat melepasnya pergerakannya ditahan sama Seungcheol.

"Jangan di lepas dek." ucap Seungcheol membuat Wonwoo mengalihkan pandangan ke arahnya.

"K-kenapa abang disini? Pergi!" ujarnya dengan tubuh yang bergetar hebat.

"Dek tap-"

"Abang denger nggak sih?! Wonu bilang pergi!"

"Dek abang minta maaf atas kejadian tadi. Dek please...abang mohon abang mau bicara sama kamu." ucap Seungcheol berusaha ngomong sama adeknya tapi Wonwoo malah menutup telinganya seolah ia tidak mau mendengar apa yang akan dikatakan abangnya.

"PERGI!"

"Tapi dek-"

"Berapa kali Wonu harus bilang?! Pergi bang pergi!"

"Please dek abang mau ngomong sama kamu."

"KENAPA ABANG KESINI?! BUKANNYA ABANG BENCI SAMA WONU?! PERGI BANG! WONU MOHON ABANG PERGI! JANGAN TEMUI WONU UNTUK SEKARANG!!" teriak Wonwoo.

"Nggak! Abang nggak benci sama kamu."

"PERSETAN APA KATA ABANG! TAPI WONU MAU SEKARANG ABANG PERGI! PERGI BANG! SEBELUM WONU BENER-BENER NGGAK MAU KETEMU LAGI SAMA ABANG!"

HIDDEN DISEASE | SVT ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang