TABU - 3

4.1K 412 11
                                    

Menghadapi manusia arongan seperti adik iparnya ini benar-benar butuh kesabaran yang ekstra. Ingin rasanya Ara mengumpat, lelaki itu bahkan tidak menjawab salam yang ia ucapkan saat berpamitan tadi. Dasar manusia tidak sopan, sombong, nggak paham tata krama, huh! Keluar dari ruang kantor milik bocah gila itu seperti baru saja menemukan pasokan oksigen kembali ke tubuhnya.

Sebuah sedan mewah muncul dan berhenti tempat di sebelah kendaraannya. Ara sedikit mengurangi laju langkahnya. Memang dasarnya norak dari lahir, rasa kepo itu terasa menguasai kepalanya. Ara melotot saat yang keluar dari sedan hitam metalik itu adalah sosok serupa bidadari yang sedikit familer di ingatannya. Tapi tentunya bukan seorang artis, Ara lumayan mengetahui banyak artis Indonesia. Mungkin saja perempuan ini model atau selebgram. Sumpah, benar-benar cantik, tinggi dan kulitnya putih mulus.

Dan perempuan itu tersenyum manis padanya saat tatapan mereka bertemu. Wah, sudah cantik, ramah pula! Batin Ara.

Ara mengangguk sambil tersenyum. Lalu ia segera meloncat ke motor maticnya dan langsung memacunya cepat.

Di perjalanan pulang Ara menerka-nerka, siapakah perempuan cantik tadi? Apa hubungan perempuan itu dengan Gibran? Tidak mungkin Gibran bermain api dengan perempuan cantik tadi kan? Mengingat tadi pagi saat Ara membuka akun Instagramnya dan mendapati Dinda Sudrajad sedang berada di Luar Negeri untuk syuting film terbarunya. Ya Tuhan, kenapa pikiran Ara jadi kemana-mana begini?

Pikiran Ara semakin tidak tenang saat ia sudah sampai di kediamannya dan mengecek ponsel, dan instagram story Dinda Sudrajat yang menunjukkan screenshoot potongan chatnya dengan Gibran yang tak kunjung dibalas. Dengan rasa gondok bercampur geli Ara merutuki tindakan idolanya itu. Kenapa Dinda Sudrajat artis papan atas berkarir cemerlang itu harus jatuh cinta pada manusia gila seperti adik iparnya itu?! Seperti populasi seorang adam di bumi ini terbatas saja!

Demi Tuhan, Ara bersumpah akan membuat perhitungan pada bocah itu jika berani menyakiti idolanya.

Rupanya ekspresi muram Ara menarik perhatian para partnernya di dapur. Salah satu dari mereka langsung nyeletuk. "Waduh, pasti Mas Gibran bikin ulah deh sampai pulang-pulang Ibu berubah gini? Padahal sebelumnya cerah banget, ngalahin matahari di siang bolong."

"Tebakanmu benar banget." Sambar Ara langsung. Sikap Gibran yang kurang mengenakan justru tertutup dengan pikiran Ara tentang nasib Dinda Sudrajad sang idola. "Bukannya dia masih pacaran sama Dinda ya? Tapi aku malah nemuin cewek di rumahnya. Cantik pula. Nggak kalah-kalah juga sama Dinda. Beda pamor aja."

"Lah, udah nggak kaget saya mah!" Rahmi menimpali. "Mas Gibran itu nggak jelas banget yang mana ceweknya. Saya pikir Dinda itu juga cuma dijadiin selingan. Orang nggak pernah diposting di Insagram Mas Gibran. Kalau benar pacarnya sekali-kali diposting kan seharusnya?"

"INSTAGRAM!" Dua partnernya yang lain mengoreksi.

"Iya, Insagram. Wes opolah iku."

"Tapi ya nggak bisa gitu dong, Mbak Rahmi. Aku nggak terima kalau dia mainin Dinda. Dinda itu polos banget. Kasian lah. Sebenarnya aku nggak setuju, Gibran begajulan. Apa sih bagusnya dia? Apa yang Dinda lihat dari dia? Amit-amit!" Ara bergidik sendiri.

"Dari mana Ibu tahu kalau Dinda polos? Semua artis itu kelakuannya sama saja, Bu. Kalau dilihat dari sosial media pastinya yang baik-baik aja yang diekspos. Artis harus main pinter, publik figur gitu. Sekali namanya tercoreng, kelar karirnya."

"Aku kenal Dinda, ya. Udah lama aku ngefans dia dan ngikutin ignya dari dulu, Mbak! Selama ini Dinda nggak pernah aneh-aneh. Namanya naik karena prestasi, bukan sensasi." Huh, sembarangan sekali omongan Rahmi ini! Memangnya dia sebodoh itu bisa mengidolakan artis yang tidak berkualitas. Jelas-jelas Dinda Sudrajad idolanya adalah artis papan atas yang berprestasi, sinetronnya banyak, filmnya tak terhitung, multitalen, hah ... pokoknya Ara harus menjadi garda terdepan untuk membela Dinda sang idola.

TABU (TAMAT)Where stories live. Discover now