#2

24.2K 2.2K 13
                                    

.....SELAMAT MEMBACA.....

Zora menatap sekitar, kini gadis itu berada di dalam mansion. Kakinya melangkah untuk menyusuri isi mansion. Para maid yang melihat nyonya mansion itu pun langsung menunduk hormat.

Zora tersenyum seraya mengangguk. Ini adalah kali pertama ia mendapat perlakuan seperti ini, hal yang pertama ia rasakan adalah... rasa segan. Walaupun di kehidupan sebelumnya Zora bisa di bilang orang kaya, tetapi, tentu tidak sekaya pemilik tubuh ini.

Rasanya, ini seperti sebuah dunia khayalan yang ia ciptakan sendiri. Gadis itu juga masih bingung, apakah dirinya memasuki sebuah novel? Namun, novel apakah itu? Atau ia memasuki dunia paralel? Dunia lain yang berjalan berdampingan dengan dunia asalya?!

Zora menghela-nafas serta menggelengkan kepala tidak percaya, Zora pun melanjutkan langkahnya. Gadis itu juga tidak ingin memusingkan segala hal yang terjadi padanya.

Langkahnya terhenti tatkala netra matanya menangkap satu objek yang mencuri perhatian. Tangannya terulur untuk menyentuh, Lukisan. Ya, Gadis itu terkagum ketika melihat sebuah lukisan yang sangat indah.

Lukisan seorang ibu yang tengah memeluk putrinya, beberapa panah terlihat menancap di punggung seorang ibu itu. Namun, senyuman hangat tetap terpatri di bibirnya. Beberapa dewi pun terlihat tersenyum seraya mengulurkan tangan. Seolah-olah, memberikan sebuah kekuatan kepada ibu tersebut.

Lukisan yang sangat indah dan berkesan. Ia tidak tahu siapa pelukisnya, namun ia tahu lukisan itu di oles oleh tangan seseorang dengan penuh cinta. Seolah-olah memberi suatu gambaran untuk semua orang yang melihat.

Ah, sial. Gadis itu jadi teringat tentang Ibu dan Bundanya.

•••

Jonathan menatap layar monitornya. Pria itu melihat setiap pergerakan Istrinya melalui CCTV yang Ia pasang di setiap sudut ruangan. Tentu terkecuali dengan ruang ganti dan kamar mandi. Ia tidak segila itu!

'Apakah dia sangat menyukai bunga itu?' Batinnya.

"Fransh!" Panggilnya pada Asisten sekilgus sekretarisnya.

Fransh yang di panggil pun berdiri dari kursi dan menghampiri Presdirnya. "Ya, presdir?"

"Pesankan benih mawar hitam sebanyaknya dan suruh tukang kebun menanamnya. Ah, beli juga Bunga yang sudah mekar."

Fransh mengernyit kemudian mengangguk patuh. Ia sempat terkejut! Pasalnya, baru kali ini presdir nya ini perhatian kepada nyonyanya. Mungkin Presdirnya ini sudah takluk dengan Nyonya Presdir dan melupakan tujuan utamanya?! Fransh harap pemikirannya ini benar.

'Dia baru sembuh dari demamnya, mungkin ia butuh hiburan.' Itulah yang ada di pikiran pria tampan itu.

Tok.

Tok.

Tok.

"Masuk." Ucapnya dengan dingin.

Seorang wanita pun melangkah masuk dengan beberapa berkas di tangannya.

Wanita itu menaruh berkas di meja. "Presdir, tolong tanda tangani berkas-berkas ini."

"Hmm," Dehemnya. Tangannya langsung terulur untuk mengambil pena dan menanda tangani berkas-berkas itu. Setelah selesai, alisnya mengernyit ketika karyawannya itu masih ada di sana.

"Ada kepentingan lain?" Tanya nya. Seperti biasa yaitu dingin.

"T-tidak" Ucap wanita itu terbata. Jonathan menatap pintu keluar wanita itu yang tahu maksud dari presdir nya pun langsung pergi dari ruangan itu.

'Ternyata benar, presdir sangat dingin dan menakutkan.' Batinnya meringis ngeri.

Wanita itu adalah karyawan baru. Tadinya ia termenung karena melihat ketampanan Bosnya yang tidak manusiawi itu. Namun ia menepisnya, Presdirnya sangat menakutkan dan dia juga ingin bekerja dengan tenang.

Jonathan menatap layarnya lagi. Bisa pria itu lihat, Istrinya tengah terdiam seraya menelisik sebuah lukisan.

Di sisi lain, Xavier terdiam di dalam ruangan yang bernuansa dark, ingatannya beralih kejadian yang ia lihat tadi.

'Sangat cantik.'

'Entah, apakah aku bisa bertahan?.'

•••

Zora merasa bosan! Lama-kelamaan, kakinya mulai pegal karna berjalan seharian. Padahal, belum sampai setengah Gadis itu menyusuri mansion megah ini.

Kini gadis cantik itu tengah merebahkan diri di sofa depan televisi seraya menonton acara tidak berguna. Gadis itu pun mulai menutup kedua kelopak matanya dan terlelap. Tampaknya, ia menyalakan televisi bukan untuk di tonton melainkan untuk pengantar tidurnya.

Jonathan yang baru pulang dari kantor pun menghentikan langkahnya ketika melihat sang istri yang tertidur di sofa. Pasti tidak nyaman. Itu pikirnya.

Jonathan pun menggangkat Zora ala Bridal style dan berjalan menuju kamar mewah Zora. Perlu kalian ketahui! walaupun ketiganya sudah menikah. Namun ketiganya berbeda kamar! Lagian, usia pernikahan mereka masih beberapa bulan terhitung masih pengantin baru.

Jonathan merebahkan istrinya di kasur dengan hati-hati, menyingkirkan helaian rambut yang menutupi wajah cantik Zora. Pria itu pun menyelimuti tubuh Zora hingga batas dada.

Pria itu terdiam sejenak seraya menelisik wajah Zora yang terlihat sangat damai ketika tertidur. Entah apa yang ada di pikiran pria tampan itu. Usai dengan acara menatapnya, pria itu pun pergi dari kamar Zora.







































_B E R S A M B U N G_

I think you'd like this chapter!

Panggil aja Wi atau Tata biar akrab. Author Wi juga akan panggil kalian Bee 🐝

Btw, klo gak jinak. Lebah juga bisa gigit loh! Ytta hha...

7-agustus-2022

ABOUT ZORA [TERBIT]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum