#34

9.5K 1K 6
                                    

.....SELAMAT MEMBACA.....

"Masih kuat jalan?" Tanya Xavier kepada Bian yang kini duduk menyender di lantai.

"Kaki gue lemes bang." Jawab Bian.

Xavier menghela nafas melihat beberapa luka di bagian tubuh kembarannya, lalu pria itupun berinisiatif menuntunnya. "Berat juga lo." Sarkasnya pada Bian yang membuat Bian mendelik.

Bisa, Bian lihat. Manik mata kembarannya yang tidak semerah tadi. Yang artinya Xavier telah kembali.

Xavier membopong Bian dengan hati-hati.

"Kita kerumah sakit." Ucap Xavier yang kini sudah berada di dalam mobil.

"Gue gak mau, malu-maluin tau, gak!" Tolaknya.

"kerumah sakit atau pulang ke mansion dan ketemu mamah?!" Xavier memberi pilihan. Pilihan yang sangat mudah Bian pilih.

"kerumah sakit." Finishnya. Keduanya pun pergi menuju rumah sakit.

Sementara disisi lain.

"Huh, ini hanya peringatan. Lain kali, akanku pastikan peluruku tepat mengenai jantungnya!" Ucap seseorang dengan dingin.
           
               •••

Matahari yang mulai terbenam menandakan bahwa malam akan segera datang. Dan bulan lah yang akan menyinari malam.

Zora dan Jonathan pun sudah sampai di mansion. Hal pertama yang gadis itu lihat adalah suami keduanya yang sedang fokus menatap layar laptop.

"Aku pulang." Ucapnya yang membuat Xavier mengalihkan pandangannya, pria itu tersenyum seraya berjalan mendekati Zora.

" Ucapnya yang membuat Xavier mengalihkan pandangannya, pria itu tersenyum seraya berjalan mendekati Zora

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.


Cup.

'Manis'

Usai mencium Zora, Xavier menatap gadis itu. "Selamat datang istri kecil, kau pasti lelah? Mandi dan segeralah makan." Ucapnya tidak menghiraukan keberadaan Jonathan.

Jonathan pun pergi menuju kamarnya. Pria itu sangat malas melihat adegan selanjutnya.

Zora mengangguk patuh. Entah mengapa Xavier semakin bersikap hangat kepadanya. Zora tidak munafik bahwa dirinya juga suka dengan perlakuan Xavier maupun Jonathan. Namun ia masih ragu akan perasaannya, bisa jadi...dirinya hanya kagum atau nyaman, kan?

Cup.

Berbeda dengan Xavier, Zora memberikan kecupan di pipi Xavier dengan secepat kilat. Lalu pergi meninggalkan Xavier yang tengah termenung sambil memegangi pipinya.

"Istri kecil, kau semakin nakal!" Gumamnya kecil seraya menyeringai.

Sesampainya di kamar, Zora langsung merebahkan diri di ranjang. 'ARGH! Gila lo Zor, ngapain lo cium dia? Malu banget hiks..' Zora menyembunyikan kepalanya di bantal dan memukul bantal brutal.

Buk

Buk

'GILA! Berani banget, gue?!' Racaunya lagi.

Beberapa detik kemudian gadis itu duduk dan menyandarkan tubuhnya di heandboard. "Okay. Tenang Zora, tenang. Huh.." Zora menghela-nafas untuk menenangkan diri. "Sekarang lebih baik lo mandi dulu," Ucapnya pada diri sendiri.

Zora menatap pantulan dirinya di cermin. Tangannya menyentuh bibirnya perlahan.

Plak

Zora menampar pipinya sendiri untuk menyadarkan pikiran nya. 'Emang udah gila, lo!' Makinya.

               •••

Tampaknya malam ini Xavier harus bergadang. Ia yang meninggalkan pekerjaan dan semua jadwal pertemuan, harus dipaksa untuk berlembur.

Sebenarnya...Xavier bisa menyelesaikan esok hari lagi. Namun esok hari Xavier ingin menghabiskan waktu bersama istri kecilnya. Apalagi ibunya yang terus menghubungi dan ingin bertemu dengan Zora.

Zora yang melihat Xavier yang tengah serius dengan pekerjaannya berinisiatif membuat kopi. Tentu gadis itu membuat dua kopi, untuk Nathan Dan Xavier.

Zora duduk di kursi yang lain. Dari sini ia bisa melihat wajah sempurna milik Xavier, Zora melipat tangannya di meja.

"Akhirnya.." Gumam Xavier, pria itu merenggangkan otot-otot tangannya yang keram.

Jam sudah menunjukan pukul 3:23 malam. sekitar ada 3 jam untuk ia mengistirahatkan tubuhnya.

Xavier mengucek matanya tidak percaya tatkala melihat sesuatu di hadapannya. Mengapa istri kecilnya tertidur disana? Ia terlalu fokus pada pekerjaan hingga tidak sadar, akan kehadiran Zora.

Xavier menyingkirkan beberapa helai rambut yang menutupi wajah istri kecilnya. "Pulas sekali," Gumamnya. Xavier pun mengangkat Zora Ala bridal style dan memindahkan ke kasurnya.

Menyelimuti Zora hingga batas dada, Xavier meneguk kopi yang sudah dingin itu hingga tandas dan segera membaringkan diri di samping Zora dan menatap wajah tenang istrinya.

"Kau selalu cantik istri kecil. Shit! jantungku selalu berdebar ketika melihatmu."


































_B E R S A M B U N G_

I think you'd like this chapter!

18-NOVEMBER-2022

ABOUT ZORA [TERBIT]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin