#11

16K 1.6K 6
                                    

.....SELAMAT MEMBACA.....

Hosh... Hosh...Hosh..

Zora terbangun dari mimpinya. Terlihat peluh keringat memenuhi pelipisnya. Bahkan, nafas gadis itu tidak beraturan. Menelisik sekitar yang ternyata adalah kamarnya. Zora pun mengusap kasar wajahnya. Sungguh, ia baru saja melihat dirinya sendiri meninggal.

Bukankah itu sangat menakutkan?!

'Mimpi apa itu?'

'Mengapa terasa sangat nyata?'

'Nathan berselingkuh?'

'Dan siapa wanita di foto itu?'

Buram, bahkan kini Zora tidak mengingat wanita yang berada di pelukan Nathan.

"Selalu waspada Zora, karena kedua pria itu hanya berpura-pura."

"Hanya berpura-pura."

"Mereka hanya berpura-pura..."

Tiba-tiba suara semacam bisikan-bisikan itu bermunculan. Zora menutup kedua telinganya dengan susah payah. Ia tidak ingin mendengar suara misterius itu! Suara itu membuat kedua telinganya berdengung. Selain sakit, kepalanya pun terasa pusing.

"Arghhhhh, DIAM." Teriaknya kencang sambil meremas kepalanya.

Tampaknya teriakan Zora yang lumayan kencang membuat Nathan yang mendengar langsung menghampiri Zora. 

"Arghhh, TOLONG BERHENTI!" Teriaknya lagi sebelum akhirnya kegelapan merenggut kesadaran gadis itu bertepatan dengan Nathan yang memasuki kamar Zora.

Istri kecilnya sedang tidak baik-baik saja!

Nathan langsung menggendong Zora ala bridal style, tujuannya sekarang adalah rumah sakit.

               •••

Brak

"Bagaimana cara kalian mengerjakan ini." Tanya-nya dingin. Xavier melemparkan berkas-berkas yang karyawannya bawa itu di meja, dengan kencang.

"KERJAKAN ULANG, SAYA TIDAK MENERIMA DUA KALI KESALAHAN!" perkataan Xavier yang dingin dan penuh penekanan membuat para karyawan itu menunduk ketakutan dengan tubuh yang bergetar.

Bagaimana Xavier tidak marah ketika proyek yang ia suruh kerjakan beberapa minggu lalu hasilnya sangat tidak memuaskan. bahkan, jauh dengan apa yang ia bayangkan.

Xavier melangkah kan kaki, meninggalkan ruangan. Seperti biasa, dengan wajah khasnya yaitu datar.

Tampak para karyawan menatap asisten Presdirnya dengan berbinar, meminta pertolongan. Sedangkan Mark hanya menggeleng dan mengangkat kedua tangannya.

Mark pasrah, bila presdirnya sedang mode marah.

Kini Xavier sudah berada di dalam mobil dan berniat pulang. Namun ia mengurungkan niatnya, Mobilnya kini melaju kerumah sakit milik Jonathan tatkala Jonathan menelpon dan berucap...

"Kerumah sakit."

Entahlah. sepertinya, cara presdir dingin berbicara hanya di pahami presdir dingin lainnya.

               •••

Zora membuka kedua matanya secara perlahan. Hal pertama yang ia lihat adalah, wajah datar Xavier dan Jonathan yang sialnya tampan itu.

Zora menatap lama wajah Jonathan. Banyak hal yang gadis itu pikirkan.

'Gue harus waspada, ini bukan dunia gue. Akan ada banyak kemungkinan yang akan terjadi suatu saat nanti.'

Apalagi sebuah bisikan-bisikan itu yang sepertinya akan menjadi pengingat Zora.

Jonathan yang di tatap sedikit menyernyitkan dahinya.

"Apakah masih pusing? Apa yang kau pikirkan? Darahmu rendah, Tubuhmu lemah, kau perlu istirahat!." Ucap Jonathan, Walaupun wajahnya masih terlihat sama yaitu datar. Namun, pria itu tengah khawatir.

Whattt! demi apa darahnya rendah?

"Sepertinya, kau harus minum susu." Ucap Xavier yang sedari tadi bungkam.

Susu? Ah, Zora tidak terlalu menyukai itu! Bagaimana ini, Zora tidak ingin kedua suaminya tahu.

               •••

Ia duduk di tengah, di apit oleh Xavier dan Nathan. Kalian tahu? Ini sangat canggung! Apalagi dengan kedua balok ICE yang sedari tadi diam saja. Zora jadi merasa malu?

Beberapa menit kemudian, mobil itu pun memasuki mansion. Sekarang Zora hanya bisa diam dan bersembuyi di dada bidang Xavier saat suami keduanya itu kekeh menggendongnya bahkan sampai kamar.

Dengan pelan, pria itu merebahkan Zora. "Minum." Ucap Nathan yang membawa susu dengan nampan.

'Hiksss, Zora tidak menyukai susu.'

"Aku akan meminumnya nanti. Mas bisa taruh dulu di situ." Palingan nanti Zora buang di closet.

"Minum sekarang." Ucapnya penuh penekanan.

Okay, Zora menyerah.

Ia menarik nafas kemudian meneguknya dengan perlahan.

'Gadis pintar.' Ucap Nathan pelan sangat pelan hingga hanya dia yang bisa mendengar.

Xavier dan Nathan pun meninggalkan kamar Zora.

Zora meneguk susu itu hingga habis lalu ia bernafas dengan lega.

Seorang maid mengambil gelas dan nampan itu. "Tampaknya, tuan sangat menyayangi Nyonya." Ucap maid itu seraya tersenyum.

"Hah?" Bingung Zora.

"Susu itu di buat secara langsung oleh tuan. Tuan tidak mengijinkan kami melakukannya."

"Uhuk, Uhukk."















_B E R S A M B U N G_

I think you'd like this chapter!!

Ciee yang berburuk sangka sama Jonathan huehehe..

Comment positif kalian bikin Author fighting 🐥♡

23-Agustus-2022

ABOUT ZORA [TERBIT]Where stories live. Discover now