#15

15.2K 1.5K 6
                                    

.....SELAMAT MEMBACA.....

"M-mas?"

Xavier menatap Mark, memberikan sebuah kode melalui tatapannya. Mark yang mengerti kode itu pun langsung membukuk hormat dan pergi.

'Akhirnya terbebas!'

"Masih marah?" Tanyanya. Entah sejak kapan kedua tangannya sudah menangkup kedua pipi chuby Zora.

Sementara gadis itu masih terdiam.

Cup.

Cup.

Cup.

Cup.

Empat kecupan mendarat lagi di dahi, kedua pipi, serta bibir Pink Zora.

'Apa yang kulakukan ini sudah benar?' Batin Xavier.

Mata Zora membulat. Hoy! ia tidak tahu kalimat apa yang akan ia ucapkan setelah ini! Tuhan, tolong datangkan lah malaikat penolong untuk situasi yang menurut Zora canggung dan memalukan ini!.

'Masih marah?'

Wajah tampannya itu kembali mendekat tepat di depan Zora.

keduanya saling bertatapan. Tangan besar Xavier masih berada di kedua pipi Zora.

Wajahnya yang semakin mendekat membuat deru nafas keduanya saling bertubrukan.

Xavier memiringkan kepalanya mencari posisi yang pas. Kedua kelopak Zora menyipit, perlahan namun pasti matanya pun tertutup.

1

2

3

"Ekhem.." Dehem seorang pria yang baru masuk dan melihat adegan tersebut.

"TATA," teriak melengking bocil bernama Alora itu.

Refleks Zora langsung mendorong Xavier dengan sedikit kencang. pria itu bahkan sampai terjungkal ke belakang. Zora mengedip kan kedua matanya polos seraya menatap seseorang yang baru saja datang itu.

'Malaikat.' Batin Zora dengan tatapan berkaca.

Gadis itu langsung menghampiri kakak sulung dan keponakannya. "KAK?" Panggil Zora kepada seorang pria dingin di hadapannya yang bernama Damian Marley.

Damian yang baru pulang dari perjalanan bisnis itu mendengar obrolan Mommy dan keponakannya. Pria itu pun berinisiatif ikut. Lagian, sudah beberapa minggu ia tidak bertemu dengan Adik kesayangan nya tersebut, Bahkan pria itu tidak terlihat lelah saat pergi menggantikan Deisya dan Araya.

'Bukankah kakak sulungnya ini sedang pergi untuk perjalanan bisnis?'

Damian membawa Zora kedalam pelukannya dan menatap Iparnya yaitu Xavier dengan sinis. Damian adalah tipe kakak yang sangat menyayangi dan memanjakan Adik-adiknya.

"Apakah kau bahagia? Apakah mereka menyakitimu? Bagaimana bila Zora tinggal sama kakak?" Ucap pria dingin itu secara beruntun.

"C-celewet cekali, ini Tata Alola." Ucap gadis mungil itu yang berada di bawah sana. Walaupun takut, gadis itu tetep kekeh menyingkirkan Om dinginnya itu dari Ibu keduanya.

"Bocah kecil, bisakah kau tidak mengganggu ku!" Sinis Damian kepada keponakan nya.

'Ini kakak si Zora gak kalah genteng euy.'

"Huwaaaaa! Tata endong Alolaaa." Tangis gadis kecil itu.

Zora melepaskan pelukannya membuat Damian menatap kesal bocah kecil itu. Ketahuilah, ia masih rindu dengan adik bungsunya ini.

"Iya-iya, sini sama kakak." Manja nya pada Alora.

'Dasar Penganggu.'

Xavier yang melihat itu tersenyum tipis. 'Dia pasti akan sangat memanjakan anaknya kelak.' Gumam Xavier.

Beberapa detik kemudian pria itu pun tersadar dengan perkataan yang telah pria itu ucapkan.

'Anak?'.

                •••

Jonathan menatap layar monitor nya dengan datar, hal yang ia lihat ini sungguh membuatnya kesal.

'Madu sialan.'

Entah kenapa pria itu merasa gerah, bahkan tangannya sudah memegang monitor itu dan hendak membantingnya. Untung, ada Fransh yang siaga di samping Presdirnya itu.

1,2,3,4. Ia tidak tahan! Pria itu langsung mengambil jasnya yang tergantung dan pergi meninggalkan Fransh dengan beberapa pekerjaannya yang terlihat menumpuk.

Sebenarnya, ini lebih bagus! Dari pada Presdirnya terus berada di ruangan yang sama dengannya dengan aura yang menggelap? Itu sungguh membuat Fransh begidik ngeri.

Ini sudah menjadi salah-satu nasib buruk menjadi asisten Presdir, dingin, pecemburu dan posesif itu.

Apalagi presdirnya yang menyandang sebagai suami pertama ini malah sudah di dahului oleh madunya. 

Jonathan sudah mengendarai mobilnya dengan kecepatan melebihi rata-rata. Ingatan tadi pun terus-menerus berputar di memorinya.

Hal terakhir yang Jonathan lihat adalah, Xavier yang memiringkan kepala. Serta Istri kecilnya yang menutup mata.

'Sialan!'

Pria itu semakin menambah kecepatan mobilnya. Ia tidak bisa membiarkan itu terjadi. Ah, sial! Sifat posesifnya muncul lagi.







































_B E R S A M B U N G_

I think you'd like this chapter!!

16-september-2022

ABOUT ZORA [TERBIT]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora