#38

9.3K 1K 68
                                    

.....SELAMAT MEMBACA.....

Zora berbaring di kasur. Ucapan Xavier mulai terngiang lagi dan lagi di otak mungilnya.

Flashback.

"Udah pergi?" Tanya Zora.

"Belum," Jawab Xavier bohong.

Tatapan keduanya terkunci. Manik mata keduanya pun beradu pandang. "Cantik," Ucap Xavier yang terdengar jelas di telinga Zora. "Apa, mas?" Tanya nya memastikan.

Xavier berpindah posisi menjadi di samping Istrinya, Zorapun memiringkan tubuhnya menghadap suaminya.

Di posisi itu Xavier membelai pipi gembul Zora. "Kau sangat cantik." Ucapnya yang membuat Gadis itu salah tingkah.

Zora mengalihkan pandangan. Namun di cegah oleh tangan kekar Xavier yang mengelus pipinya.

Perlahan namun pasti, jempol tangan Xavier mengelus sudut bibir istrinya.

Cup.

Cup.

Usai memberi dua kecupan di dahi dan di bibir Zora, Xavier tersenyum dengan lembut seraya berkata. "I love you, my little wife.." Zora terdiam. Mulutnya terasa sangat susah untuk berkata.

Zora memejamkan mata, menghela-nafas. Lalu gadis itu menatap suaminya dengan wajah serius. "Are you seriously?"

Xavier menangkup kedua pipi Zora dengan kedua tangannya. Tatapannya kian lembut. "Sure, hey. little wife look into my eyes I never lied about that. so?" Zora bisa melihat keseriusan dalam setiap kata yang terucap di mulut suaminya.

Tapi, ia tidak tahu harus berkata apa. Gadis itu hanya terdiam.

Xavier menghela-nafas. "Jangan terbebani hanya karena pengakuanku, kita pelan-pelan saja. Yeah?" mendengar itu, Zora memeluk Xavier seraya mengangguk dalam dekapannya.

Flashback end.

Zora menatap tangan yang ia ulurkan ke atas. Menatap cincin di jarinya lama, Gadis itupun berucap. "Gue pusing, gue gak tau!" Zora mengusap kasar wajahnya.

•••

Zora berusaha tidak penasaran ketika mendengar suara jeritan dan rintihan seseorang. Namun usahanya gagal, nyatanya gadis itu kini sudah mengikuti suara itu.

Gadis dengan pakaian cute dari mertuanya itu mulai menuruni tangga. Penerangan yang tidak memadai membuat suasana kian suram. Entah bagaimana caranya gadis itu berada di sini.

Bau anyir tercium di indra penciuman Zora. Langkahnya kian pelan, gadis itupun menyembunyikan diri tatkala melihat beberapa pengawal yang berjaga di depan pintu, sumber suara itu.

Lama gadis itu berada di sana. Hingga terdengar suara tawa seseorang yang Ia kenali.

"HAHAHA! This is fun....... I like this.."

Zora menutup telinganya tidak percaya, dengan apa yang ia dengar. Gadis itu terlalu Shock.

•••


"HAHAHA! This is fun....... I like this." Ucap Xavier. Lebih tepatnya Xavier Dynith.

Pria itu tengah Antusias merobek pipi seseorang dengan Belati kesayangannya. Puas dengan karyanya, Xavier pun menatap perut di hadapannya dengan seringaian.

Jleb.

Cratt..

"Sialan! Sangat kotor." Ucapnya jijik ketika cipratan darah mengenai dirinya.

"Bereskan!"

Xavier berdiri dan meninggalkan tempat itu. Matanya memincing ketika melihat sebuah ekor, ia mengenalinya! Tatapan matanya berubah, sangat berbeda dengan tadi. Pria itupun tersenyum seraya memanggil seseorang itu.

"Istri kecil," Panggilnya dengan suara riangnya.

Deg.

Zora membalikan tubuhnya dengan perlahan. Matanya membulat sempurna ketika melihat Xavier yang tampak mengerikan, berbeda dengan tatapan yang sebelumnya, senyuman Suaminya kini terlihat menakutkan di matanya.

Reflek gadis itu mundur ketika Xavier mendekat. Namun tangan kekar Xavier terlebih dahulu meraih tangan mungilnya.

Xavier menggenggam tangan Gadis itu tanpa dosa, tidak ada raut bersalah di wajah pria itu. Padahal merahnya darah sangat banyak di wajah hingga kemejanya.

Tangan Zora yang gemetar membuat Xavier sadar, akan rupa dirinya sekarang. Ia terlalu senang bertemu dengan Istri kecil hingga lupa, Bahwa dirinya sekarang bisa membuat istri kecilnya ketakutan.

Xavier mengelus tangan istri kecil lembut. "It's okay." Ucapnya. Seraya menuntun Zora untuk meninggalkan tempat itu.

•••

Kini Pria itu sudah membersihkan tubuhnya dari cipratan darah dan bau anyir. Xavier menatap istrinya yang duduk di pinggir ranjang dengan tubuh yang terlihat bergetar. Berlutut di hadapan Zora, tangannya pun menggenggam kedua tangan istrinya yang terasa dingin. Pria itu mengelusnya dengan lembut.

"Istri kecil, Aku tidak akan menyembunyikan apapun lagi darimu, Inilah diriku. Sosokku yang lain. Jangan menatapku dengan takut! Aku tidak akan melukaimu. J-jangan benci Xavier, Istri kecil...." Ucapnya takut.

Zora yang menunduk memberanikan diri untuk melihat wajah Xavier. "M-mas, membunuh orang?" Tanyanya yang di angguki Xavier.

"Why? Kenapa Mas melakukan itu?"

"Karna mereka jahat!" Jawabnya.

"Apa yang mereka lakukan, hingga Mas berbuat seperti itu?" Tanya gadis itu lembut.

"Mereka telah memperdagangkan manusia, memperkosa gadis remaja, mereka juga membunuh anak kecil. Hanya demi uang mereka berbuat hal keji itu."

Zora menutup mulutnya tidak percaya. "Really?".

"Hmmm, Istri kecil. Don't hate me yeah? Kau tidak perlu takut, I love you. Aku tidak akan pernah melukaimu. Jadi, jangan benci Aku." Berbeda dengan tadi. Kini Xavier terlihat sangat menggemaskan. Entah mengapa rasa takutnya kian pudar.

Zora memeluk Xavier, gadis itu melingkarkan tangannya di leher suaminya dan menenggelamkan wajah Xavier di ceruk lehernya.

'Gue nggak tau. Tapi gue rasa, gue punya perasaan sama lo.'







































_B E R S A M B U N G_

I think you'd like this chapter!

28-NOVEMBER-2022

ABOUT ZORA [TERBIT]Where stories live. Discover now