#30

10.8K 1.1K 18
                                    

.....SELAMAT MEMBACA.....


Satu minggu kemudian....

"Shhh...Argh..M-mas pelan-pelan sakit hiks.." Lirihnya.

Xavier menatap Istri kecilnya dengan sendu. "Ini sudah pelan, tahan sebentar yah?"

"Hiks.. T-tapi, sakit.." Rengeknya.

'Sangat menggemaskan' Batin Xavier yang sudah gemas dengan ekspresi Istrinya. Namun Disisi lain, pria itu merasa kasian, apakah sangat menyakitkan?

Krek...

"ARGHH!" Teriak gadis itu spontan.

Jonathan menghela-nafas lega. Seperti yang kalian tahu, gadis pecicilan bernama Zora itu membuat ulah lagi.

Beberapa menit yang lalu Zora memanjat pohon mangga lagi. Namun kali ini gadis itu terjatuh dan kakinya pun terkilir. Emang dasar bandel.

Xavier mengelus tangan yang di cengkram istri kecilnya karena Gadis itu melampiaskan sakitnya kepada dirinya. Dilain sisi, Nathan lah yang memijat kaki gadis itu. Jadi, keduanya mempunyai peran masing-masing.

"Apakah ingin di ulang kembali?" Tanya Jonathan dengan datar.

Zora pun menggeleng lemah. "Tidak lagi." Ucapnya.

"Lain kali, minta pengurus kebun yang mengambil atau minta maid membeli. Jangan melakukan sesuatu yang membuatku khawatir, mengerti?" Zora mengangguk patuh.

Cup.

"Pintar." Ucapnya.

Xavier menggangkat Zora, memindahkan istri kecilnya ke sampingnya. "Bagaimana? Apakah masih sakit?" Tanyanya.

Zora menggeleng. "Tidak sesakit tadi." Jawabnya.

Xavier menghela nafas. "Jangan lakukan itu lagi. Kau bukan monyet, kan?"

Tidak, lagi dan lagi ucapan itu keluar begitu saja dari mulutnya. Sebenarnya Xavier sangat mengkhawatirkan Istri kecilnya, tapi pria itu masih kalah dengan sifat gengsinya.

Apakah Suami keduanya itu membencinya? Mengapa pria itu terus menyamakannya dengan monyet? Zora tidak bergelantungan di pohon pisang kok!

"Apakah ada bagian lain yang sakit?" tanyanya lagi.

'PANTAT!' Ingin sekali gadis itu berteriak, pantatnya terasa sakit. Tapi gadis itu malu mengucapkan nya.

Zora terus menatap mangga yang sudah ia petik itu. Xavier yang menyadari itu mengambil mangga dan mengupasnya. Setelah selesai, pria itupun memberikan mangga itu kepada Zora.

'Cih, peka juga. Bolehlah..'

Nathan menyalakan TV mencari siaran favorit istrinya. Lalu pria itu pergi menuju ruang penyimpanan camilan ringan Zora dan membawa beberapa untuk gadis itu.

Pria bernama Jonathan itu setia mengelus pergelangan kaki istri kecilnya yang keseleo tadi.

Nikmat mana yang kau dustakan kawan...

Senangnya dalam hati.

Bila bersuami dua~

•••

"Aku saja."

"Aku saja, kau akan membuat istri kecil terbangun!"

Nathan mengangkat tubuh Zora, gadis itu sudah tertidur pulas di pangkuan Xavier. Nathan mengangkat Zora ala bridal style dan membawa gadis itu ke dalam kamar.

Xavier yang melihat itu langsung menunjukan wajah datarnya. "Akanku biarkan, untuk saat ini." ucapnya dongkol. Xavier pun pergi menuju kamarnya, sementara Nathan sudah merebahkan tubuh mungil Istrinya.

Nathan Mengelus pipi gembul Zora dengan sayang. "Apakah kau tahu baby girl? Sebenarnya, akupun sudah kalah." Pria itu mengecup bibir Zora sekilas seraya tersenyum tipis.

"Mimpi indahlah."

Sepertinya kedua suaminya sudah kalah oleh pesona Zora, keduanya kalah dalam pertarungan perasaan yang sebenarnya.

               •••

Pagi telah tiba, usai dengan rutinitas paginya. Gadis itu pun pergi menuju kamar Jonathan dan Xavier. Namun netra matanya tidak menemukan keberadaan kedua suaminya.

Gadis itu pun pergi menuju lantai bawah menggunakan lift ia tidak ingin memaksakan kakinya untuk menuruni tangga.

Setelah sampai di ruangan yang Ia tuju, Gadis itu menatap heran pemandangan yang ada di hadapannya. lihatlah Xavier yang sudah memakai kemeja sementara tangannya sibuk memasukan bumbu-bumbu sambil melihat buku.

Sedangkan Nathan sudah sibuk dengan pisau dan sayuran yang hendak di potong.

Sepertinya, kedua pria itu menyadari kehadiran Zora. Kedua pria itu pun langsung berbalik dan menatap gadis itu. "Good morning my little wife."

"Morning, Mas." Jawabnya.

Zora berjalan mendekat. "Biar aku saja, Mas."

"Istri kecil, apa kau pikir aku tidak bisa melakukan ini?" Xavier.

"Duduklah," Suruh Jonathan.

Yah, Zora tidak bisa bicara seperti itu. Xavier dan Jonathan adalah pria yang pandai dalam segala hal sedari kecil. Tentu kakek Zora tidak akan menjodohkan Zora dengan Pria sembarangan.

Zora yang tadi berdiri kini duduk di kursi. 'Padahal cuma kaki gue yang keseleo.' Batinnya. Maid ada, koki pun bisa datang kapan saja. Mengapa kedua pria itu malah merepotkan diri sendiri?









































_B E R S A M B U N G_

I think you'd like this chapter!!

6-NOVEMBER-2022

ABOUT ZORA [TERBIT]Where stories live. Discover now