#44

12K 1K 28
                                    

.....SELAMAT MEMBACA.....

Zora tengah berbaring di kasur dengan di temani oleh kedua Suami yang berada di sampingnya. Semenjak Jonathan dan Xavier tahu bahwa Dirinya Hamil. Keduanya selalu ada di samping Wanita itu saat di butuhkan. Bahkan kedua Pria itu lebih sering bekerja secara online.

Kini Xavier sedang memijat pinggang Zora yang terasa pegal. Sementara Jonathan memijat kakinya, Zorapun menikmati pijatan itu sambil memakan buah-buahan dan menonton Drama. Semenjak Hamil, nafsu makan Wanita itu bertambah. Padahalkan, Zora memang sangat menyukai makanan.

Zora mengelus perut besarnya. "Shhhh.." Ringis Wanita itu.

Xavier dan Jonathan mengalihkan pandangan. "Why? Ada yang sakit?"

Zora menunjuk perutnya. "Tadi Babynya nendang."

"Seriously?" Xavier dan Nathan menempelkan tangannya keperut buncit Zora.

Duk

Kedua Pria itu menatap perut itu dengan berbinar. "Hay Baby, ini Daddy. Yang baik-baik yah di dalam perut Mommy. Jangan buat Mommy kesakitan." Ucap Nathan seraya mengelus perut besar Istrinya.

Xavier menempelkan telinga ke perut Zora. "Bocah kecil, kau baru berumur 5 bulan. Jangan nakal atau aku akan mengunjungi dan menghukummu!"

"MAS!" Teriak Zora, Ia menatap nyalang Pria itu. Xavier hanya terkekeh menanggapi.

Xavier menjewer kedua telinganya sendiri sambil berucap. "Iya, maaf. Istri kecil, aku hanya bercanda."

•••

"Kakak!" Panggil Alora, saat ini Zora sedang berada di Gazebo taman.

Gadis kecil itu datang menghampiri Zora dengan Araya yang berada di belakang. "Alora, jangan lari nanti jatuh!"

Sesampai di dekat Zora. Araya dan Alora duduk di samping Zora. "Gimana? Semuanya baik-baik aja kan?"

"Iya, baik ka."

"Syukurlah."

Sedangkan Alora, Gadis kecil itu menatap aneh perut buncit Zora. Zora yang melihat tersenyum tipis. "Mau coba elus?" Tawarnya.

Alora mengedipkan mata lucu. "Boleh?" Tanya nya dan di balas anggukan oleh Zora. Perlahan Alora mencoba mengelusnya dengan ragu. "Disini ada Adik, Alora?" Tanya Gadis itu polos.

Alora menatap Zora. "Kakak. Bukankah itu sempit? Nanti Adik Alora terjepit." Ujarnya Serius.

Zora mengelus pucuk kepala Alora. "Alora tahu? Dulu Alora juga pernah ada di dalam sini." Zora menunjuk perut Araya yang sedari tadi berada di samping.

"Benarkah? Alora pernah ada di perut kecil Mommy?" Araya mengangguk membenarkan.

"Kak, Adik Alora kapan keluarnya?"

"Secepatnya."

•••

3 bulan kemudian!

Usia kehamilannya kini sudah menginjak delapan bulan. Begitu cepat waktu berlalu. Bahkan seluruh mansion sudah sibuk mempersiapkan segala kebutuhan untuk Baby triplets.

Dan hari ini juga adalah jadwal Zora untuk cek up. Akhir-akhir ini Kedua suaminya sibuk, katanya perusahaan sedang mengalami masalah.

Zora mengelus perutnya sambil menunggu antrian. Begini lebih baik, Zora juga bisa berbincang dengan ibu Hamil lain dan menambah pengalaman.

"Dengan Ibu Azora Xakuila Zachira? silahkan.." Ucap suster mempersilakan, bahkan suster itu membantu Zora untuk berjalan.

Zora membaringkan diri di bantu suster tadi. "Suaminya mana Bu?"

Zora tersenyum. "Suami saya sedang sibuk Dok,"

Dokter itu membarikan gel di perut Zora dan mulai dan menempelkan alatnya. Monitor itu pun mulai menunjukan gambar Bayi nya.

'Kayaknya mereka kesempitan deh.'

Zora tidak bisa menahan senyum manis tatkala menatap hasil USG, Wanita itu akan memperlihatkan pertumbuhan si kembar kepada kedua suaminya.

Wanita itu berjalan menuju mobil. Karna kehamilannya, Zora tidak bisa menyetir. Alhasil bodyguardnya lah yang mengantarkan.

Disisi lain.

Di dalam mobil hitam tampak seorang wanita yang sedang memantau sekitar. Wanita itu tertawa bak orang gila. "Hahaha! Kau harus mati. Kau harus mati." Itulah kata-kata yang berulang kali Wanita itu ucapkan.

"Kau membuat hudupku hancur! Kau membuat penantianku selama ini sia-sia, Dasar jalang!"

Wanita itu menginjak pedal gasnya dan melajukan mobil dengan kecepatan di atas rata-rata ke arah seseorang yang sudah menjadi incarannya.

Brak

Buk

Seketika seseorang yang tidak lain adalah Zora itu terhempas tatkala mobil itu mengantam tubuhnya. Tangan Wanita itu setia melindungi perut buncitnya.

Rasa sakit sangat terasa di tubuh. Air mata keluar bersamaan dengan darah yang mengalir akibat benturan yang terjadi. Bahkan hasil USG itu sudah terkena cipratan Darah.

Matanya kian buram. "M-maaf, Mas! Ak-ku Ti-dak bisa men-jaga B-baby trip-plets. Baby, Maaf-fin Mo-mmy say-yang." Lirihnya terbata dan terengah. Kegelapan pun mulai merenggut kesadarannya. Namun sebelum itu, Zora sempat mendengar suara yang begitu Familiar.

"ISTRI KECIL!"

"BABY GIRL!"




























_B E R S A M B U N G_

I think you'd like this chapter!!

🗣: Gantung trussssss!

😭: Soalnya, komenan kalian ituh humor banget ╥﹏╥

14-DESEMBER-2022

ABOUT ZORA [TERBIT]Where stories live. Discover now