46.[END]

13.4K 1.1K 79
                                    

Warning!
Ada adegan kekerasan bahasa kasar dan mungkin mengandung bawang.

.....SELAMAT MEMBACA.....

Beberapa jam telah berlalu pintu ruangan Operasi pun telah terbuka. Semua keluarga besar pun hadir di sana. Dari marga Marley, Siregar bahkan Alexander.

Deisya langsung menatap Dokter itu penuh pertanyaan. Terlihat dari mata paruh baya itu penuh kekhawatiran. Matanya sembap pertanda bahwa Wanita itu telah menangis hebat. "P-Putri saya, bagaimana dengan putri dan cucu saya?"

"Saya mempunyai kabar bahagia sekaligus kabar buruk untuk Anda. Kabar apa yang ingin Anda dengar terlebih dahulu?"

Deg

Sejak Dokter mengatakan itu, saat itu pula banyak kemungkinan yang terjadi kepada 'Dunia' kedua Pria tampan itu.

Tidak! Dirinya tidak ingin mendengar kabar buruk itu, sangat tidak ingin.

"Kabar baik," jawab Jonathan memilih.

"Selamat kepada presdir dan keluarga. Tiga bayi kembar anda telah lahir ke dunia, walaupun prematur. Tiga bayi itu sangat kuat hingga terlahir dengan sehat."

"Dan kabar buruknya adalah ... Ibu si bayi telah berpulang tepat saat ketiga bayi itu telah keluar. Saya turut berduka cita, saya harap keluarga berlapang dada."

Xavier menarik kerah sang Dokter. "TIDAK, TIDAK MUNGKIN! KAU HANYA BERCANDA, KAN? KATAKAN BAHWA INI KEBOHONGAN. ISTRI KECILKU TIDAK MUNGKIN ... Tidak mungkin dia meninggalkanku, kau berbohong sialan!" Xavier menghempaskan Dokter itu, kemudian berlari dan menghampiri Istrinya.

Deisya selaku ibunda dari Zora hilang kesadaran di pelukan suaminya.

Sementara tatapan Jonathan menjadi kosong. "Tidak, tidak mungkin! Baby girl tidak mungkin meninggalkanku. Dia sangat kuat."

"INI SALAH KALIAN, MENGAPA KALIAN TIDAK MENJAGA ADIKKU SIALAN! BAJINGAN ITU, KAU HARUS MATI! KAU HARUS MATI!" Damian yang hilang kendali hendak berlari menghajar Xavier dan Jonathan namun segera ditahan oleh Bian dan suami dari Araya.

"Kakak ipar, kau harus menenangkan diri." Bian dan suami Araya pun menuntun Damian agar menenangkan diri.

Xavier membuka kain putih yang menutupi wajah cantik Istrinya yang terlihat memucat, Pria itu memeluk tubuh mungil Zora. "Istri kecil, sadarlah Istri kecil. Jangan seperti ini, aku tahu bahwa kau kuat. Lihatlah anak kita telah lahir. Anak kita telah melihat dunia. Kumohon jangan seperti ini, J-jangan meninggalkan aku."

"Jangan membuatku membenci tuhan. Jangan membuatku merasa kehilangan, Ini pertama kalinya aku jatuh cinta. Jangan membuat aku terluka. Jangan meninggalkan aku Istri kecil. Aku tahu bahwa aku pendosa hebat. Tapi untuk kali ini aku mohon! Kembalikan Istri kecilku, Tuhan. Aku mohon."

Sama seperti Xavier, Jonathan pun tidak kalah hancur. Pria itu menangis hebat, memeluk tubuh Istrinya di sisi yang berbeda. "Bukan seperti ini! Jangan tinggalkan aku, aku membutuhkan mu. Bukan cuma diriku, anak-anak kita membutuhkanmmu. A-aku mohon kembali! Aku mohon..."

"Sudah cukup aku kehilangan Adikku, Jangan tinggalkan aku lagi. Jangan membuatku menjadi pria yang paling menyedihkan. T-tuhan bawalah dirinya Kembali, Aku mohon."

Kadang seseorang mempunyai titik kelemahan. Itu juga yang membuat seseorang tampak lemah, tidak berdaya hingga putus asa. Dan mungkin inilah titik kelemahan kedua pria dingin yang kini telah mencair bahkan Ice beku itu telah mengalir.

Tetesan Air mata yang kian deras membasahi tangan Zora yang kedua pria itu genggam. Tampaknya tuhan mengambulkan Doa kedua pria itu.

Tubuh Zora yang kejang-kejang membuat Suster yang tadi menjauh mendekat. Dokter yang tersungkur itu pun mendekat. "Tolong percaya kepada saya sekali lagi," ucap Dokter itu.

ABOUT ZORA [TERBIT]Where stories live. Discover now