ABOUT ZORA [TERBIT]

#9

.....SELAMAT MEMBACA.....

_sedikit cerita Zora di kehidupan sebelumnya_

Nazora Grizelle. Seorang gadis pendiam dari keluarga sederhana yang sulit ekonomi. Itu pula lah yang menjadikan keluarganya tidak senormal keluarga orang lain.

Di umurnya yang ke 10 tahun gadis itu sangat sering melihat Ayah dan Ibunya bertengkar karna permasalahan ekonomi. Ibunya sering menanyakan uang untuk kebutuhan sehari-hari hingga membuat Ayahnya yang tidak bisa mengendalikan diri bermain fisik kepada Ibunya.

Minuman keras. Kebanyakan orang yang sudah meminum, minuman itu akan memiliki sifat keras kepala dan sangat sulit mengontrol emosi. Mungkin itu yang terjadi kepada Ayahnya.

Ayahnya adalah pecandu Alkohol sekaligus pengangguran. Untuk kebutuhan sehari-hari, Ibunya lah yang bekerja dengan menerima jasa cuci baju hingga pembantu.

Dulu keluarganya sangat berkecukupan. Hingga pada suatu hari, perusahaan Ayahnya bangkrut karna salah-satu karyawan membawa kabur uang miliaran. Ayahnya yang bertanggung jawab pun membayar semua kerugian itu dengan menjual mobil, tanah, hingga rumah pun berakhir di jual.

Ketiganya pun tinggal di kontrakan kecil dengan penuh kekurangan. Ada saatnya ibunya tidak makan sama sekali dan memberikan jatah makannya pada gadis itu.

Kekerasan yang ayahnya berikan menjadi trauma tersendiri bagi gadis kecil itu. Terkadang, Zora memeluk sang Ibu untuk melindungi dari amukan sang Ayah.

Puncaknya adalah di umur 12 tahun. Zora harus kehilangan kedua orangtuanya, Ibunya yang mempunyai penyakit tumor karna faktor biaya ia harus kehilangan nyawa. Sedangkan Ayahnya bunuh-diri karna penyesalan mendalam tatkala melihat tubuh kaku Istrinya.

Zora yang masih berumur terlalu muda berakhir di panti-asuhan. Beberapa bulan kemudian gadis itu di adopsi oleh bunda Dara yang sangat ingin mempunyai seorang putri. Namun itu semua tidak akan pernah bisa karna rahimnya telah diangkat.

Satu hal yang masih Zora ingat dengan jelas adalah pesan dari Ibunya. "Zora suatu hari nanti, kau harus bahagia." Itu adalah pesan dari sang Ibu yang sangat menyayangi-nya.

Hingga sampai Zora menjadi seorang gadis dewasa, Zora selalu bekerja keras. Beberapa hal yang ia alami dulu, membuatnya tidak ingin terjadi lagi.

Ia selalu mengira uang adalah kebahagiaan dan karna itu Zora butuh itu.

Ia tidak ingin karna tidak adanya uang, seseorang yang ia sayang akan hilang.

Memang uang bukan segalanya, tapi segalanya butuh uang.

Bahkan, kehidupan Ibunya hilang karna kurangnya uang.

Takdir? Percaya atau tidak percaya. sewaktu dulu, Zora sangat tidak percaya dengan takdir itu.

Hingga kecelakaan yang menimpanya, membuat jiwanya terlempar ke dunia asing yang tidak Zora kenali ini. pada saat itu pula lah, Zora percaya pada sesuatu yang di sebut "Takdir" Itu.

•••

"Le goo..." Seru Alora juga dengan semangat.

Kini, gadis itu sudah sampai di taman yang penuh dengan warna-warni bunga bermekaran. Sungguh pemandangan yang sangat indah.

Ada tiga jenis tanaman yang di tanam di tiga lahan. Yaitu bunga dan buah-buahan, itu khusus punya Zora.

Dan yang ketiga, di belakang mansion terdapat lagi berbagai jenis tanaman yang di pagar khusus. itu berisi tanaman beracun dan merupakan tanaman suami keduanya yaitu Xavier.

Sedangkan Jonathan lebih senang memelihara hewan-hewan yang menurut Zora menyeramkan. Bahkan, Zora tidak berani melihatnya mendengar suara auman saja ia sudah tahu bahwa salah-satu hewan peliharaan Nathan adalah, harimau.

"Gimana, bunganya cantik, kan? Coba bilang cantik." Ucap zora pada Alora.

"A-ntik." Seru Alora seraya tersenyum.

Tidak, tidak bisa Alora terlalu menggemaskan.

Cup

Cup

Cup

Cup

Zora memberi kecupan bertubi-tubi kepada Alora yang kini tertawa karna geli.

Sedangkan di sudut sana. Deisya dan Araya menatap ke arah Zora dan Alora. "Araya, bukankah adikmu itu sangat pandai menutupi lukanya?" ucap Deisya kepada Araya.

"Ya, kadang aku merasa dia yang sangat cocok menjadi seorang kakak."

_B E R S A M B U N G_

I think you'd like this chapter!!

NOTE:Nama asli zora di kehidupan sebelumnya itu "NAZORA GRIZELLE"

21-agustus-2022