#23

12.8K 1.3K 13
                                    

.....SELAMAT MEMBACA.....

Zora menatap pantulan dirinya di cermin. Tangannya menyentuh bibir yang terlihat sedikit membengkak.

Mengingat apa yang di lakukan Xavier itu sungguh membuat gadis itu kesal! Zora sungguh benci seorang pemabuk. Ia juga benci minuman Ber-alkohol. Tentu kalian tahu apa alasannya, tentu karena Ayahnya.

Setelah selesai dengan rutinitas paginya, Zora pun mempersiapkan air untuk suaminya.

Gadis itu mengintip suaminya dari celah pintu. Gawatt! Karena kelewat kesal, ia lupa membawa baju ganti. Kini Zora hanya mengenakan handuk di atas lutut.

Melihat Xavier yang masih di ranjang seraya menutup mata, Zora pun buru-buru keluar dari kamar mandi dan pergi menuju ruang ganti.

Xavier yang menyadari kelakuan istri kecilnya itu hanya terkekeh. Pria itu mengambil hanphone yang berada di nakas kemudian menelpon seseorang.

"Mark, bawakan satu set baju formal."

"Baik presdir."

Beberapa menit kemudian Zora pun sudah berganti baju. "Mas mandi dulu, aku siapin sup pereda mabuk." Titahnya.

•••

Zora melangkah menuju dapur yang ternyata sudah ada Mommy, kakak dan beberapa maid yang sedang sibuk.

"Morning Mom." Sapanya.

"Morning too sayang, gimana? suami kamu udah bangun? Ini mommy sudah membuat sup pereda mabuk." Deisya memberikan nampan yang sudah ada mangkuk berisi sup itu.

Zora mengambil nampan itu. Ah, tadinya ia akan membuat sendiri.

Memasuki kamar, terlihatlah Xavier yang sedang mengeringkan rambut dengan handuk yang melilit di bagian pinggang sehingga memperlihatkan otot perut pria itu yang terlihat menggiurkan untuk di sentuh. Dengan langkah kaku ,Zora pun menaruh nampan itu di meja.

Xavier yang melihat tatapan istri kecilnya menyeringai. "Istri kecil, kau boleh menyentuhnya kapan pun jika kau mau." Ucapnya.

"Aku tidak akan pernah keberatan, ini juga milikmu." Lanjutnya.

Zora shock mendengar ucapan Xavier, gadis itu pun menggeleng dengan cepat.

Tok

Tok

Zora yang hendak melangkah kan kaki di tahan oleh Xavier. "Biar aku saja yang membuka."

"Pagi presdir, Nyonya, ini baju yang Presdir minta." Xavier berdehem dan mengambil baju itu.

Wajah Zora memerah. "M-mas minum supnya, aku akan pergi membantu Mommy." Ucapnya, lalu Zora kabur dengan cepat.

Xavier mengusap wajahnya prustasi. "Kacau." Gumam pria itu.

Hello, Mark masih disini loh, mengapa ia harus melihat situasi lope lope ini lagi sih?!

Adakah yang mau daftar menjadi Istri Mark yang tersolimi inih? agar ia tidak terlalu menyedihkan.

               •••

Suasana di meja makan tampak menghitam karna aura dari Damian.

"Bahkan belum beberapa hari Zora disini, dan kau sudah membuat masalah. Bisa-bisanya kau pergi ke club dan mabuk! " Sinisnya.

'Terus kak, lanjutkan. Marahin Xavier terus' batin Zora yang bersorak gembira mendukung Damian.

"Aku hanya pergi menemui Bian, tidak melakukan hal lainnya." ucapnya tenang.

"Kau mabuk, harusnya kau tahu bahwa Istrimu tidak menyukai seorang pemabuk!!"

"Aku tidak akan mengulanginya." Tegasnya.

"Sudah-sudah, Nanti saja ributnya. Sekarang waktunya makan. Xavier coba kamu cicipi masakan buatan Mommy." Deisya memberikan beberapa lauk kepada Xavier.

"Makan Mas." Ucap Zora yang terlihat menunggu penilaian Xavier.

"Enak." Ucap Xavier kemudian, yang membuat Deisya tersenyum bangga.

"Alora ko diem aja dari tadi, Alora mau makan sama apa? biar kakak ambilin." Ucapnya tatkala melihat Alora terus terdiam seraya melipat tangan, bahkan gadis kecil itu menggembungkan kedua pipinya. 

"Hng.." Alora mengalihkan pandangan.

"Ngambek tuh." Ucap Araya.

Zora mengangkat Alora ke pangkuannya. "Iya deh, kakak yang salah. Nanti malam kakak temenin Alora tidur," Alora masih cemberut.

"Hari ini kita jalan-jalan, kalo Alora makan. Gimana?"

Alora tampak tertarik. "Janji ya." Zora pun mengangguk.

Bukan semacam Keponakan dan seorang Bibi yang terlihat. Dua gadis berbeda umur itu terlihat seperti Adik dan Kakak dengan umur yang terlihat tidak jauh berbeda. Rupanya, Wajah baby face Zora membantu menutupi umur yang sebenarnya.

"Nah, nanti di temenin sama Uncle Xavier juga. Iyakan, nak?" Xavier mengangguk mengiyakan.

Damian menatap Xavier dengan sinis. "Ga..."

Damian yang hendak protes langsung di bungkam oleh tatapan tajam dari Deisya.

















































_B E R S A M B U N G_

I think you'd like this chapter!!

Follow my akun!
Tt: author wattpad
Ig: kim.ochim

13-OKTOBER-2022

ABOUT ZORA [TERBIT]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant