#3

21K 2.1K 4
                                    

.....SELAMAT MEMBACA.....

"Euh..." Lenguhan itu keluar dari mulut Zora. Gadis itu membuka kedua kelopak mata dan menatap sekitar dengan mata yang masih buram.

Menyenderkan punggungnya ke Heandboard. Zora pun menutup sejenak kedua kelopak matanya, kemudian membukanya lagi. "Sejak kapan gue pindah?" Ucapnya penuh tanda tanya.

Walaupun dirinya baru terbangun. Gadis itu juga masih mengingat dengan jelas bahwa Dirinya tertidur di sofa.

"Mungkin, suami dari pemilik asli tubuh ini." Ucapnya. Lalu turun ranjang dan pergi menuju kamar mandi.

•••

Hari sudah berganti. Zora yang sudah terbangun pagi sekali pun pergi menuju dapur dan menyiapkan makanan untuk kedua suaminya.

Yah, gadis itu sedang memasak. Ia tidak tahu kedua pria itu menyukai masakannya atau tidak. Ia juga tidak tahu siapa kemarin yang memindahkannya ketika tertidur di sofa, gadis itu hanya ingin berterima kasih dengan caranya sendiri.

Ketika ia bangun dari tidurnya, sekitar jam 19:36. Gadis itu sudah berada di atas ranjang. Ia juga yakin, yang memindahkannya adalah suami dari pemilik asli tubuh ini. Karena tidak mungkin ada yang berani menyentuh bagian tubuhnya.

"Jangan nyonya, biar saya saja yang mengerjakannya. Itu tugas saya." Ucap maid yang berjejer disana.

Memang mereka sangat beruntung mempunyai majikan sebaik Zora. Namun, mereka juga tidak enak hati bila melihat Nyonya nya turun ke dapur serta mengerjakan tugas mereka.

"Tidak! Kali ini, biarkan aku yang memasak. Aku ingin mencoba masakanku sendiri." Jawab Zora.

"Ah, bagaimana kalau kalian membantuku mencuci sayuran itu?" Ujar Zora. Para maid itu langsung mematuhi perintahnya.

Mereka selalu ingat dengan apa yang tuan mereka katakan. 'Beri apapun yang Istriku mau.' 

Mereka pikir, Tuannya sangat menyayangi nyonya mereka walaupun ketiganya jarang berbicara.

Zora selalu menjalankan kewajibannya sebagai seorang Istri. Sedangkan Jonathan dan Xavier selalu menjalankan kewajibannya sebagai seorang Suami.

Jadi, tidak ada yang merasa di rugikan. Semuanya mempunyai peran masing-masing.

Mereka tidak pernah bertengkar itu tentu karna ketiganya jarang ber-interaksi. Zora yang sibuk dengan cafe sedangkan kedua suaminya yang memang gila kerja sibuk dengan perusahaannya masing-masing.

Kini gadis yang kerap di panggil Zora itu memutuskan untuk menerima keadaan. Zora juga memutuskan untuk mengikuti alur sesuai kehendak dari sang Tuhan.

"Ada gunanya juga gue kursus masak." Gumam Zora seraya memotong sayuran. Se-tahunya, kedua suaminya itu jarang makan pagi! mungkin hanya sekedar makan roti panggang yang di lapisi selai serta susu sebagai pelengkap.

Berbeda dengan Zora, lidah orang Indonesia sangat melekat pada dirinya. Hari ini, Ia akan memasak sup dan beberapa hidangan yang lain. Ia juga memanggang roti berjaga untuk suaminya.

Zora menghidangkan makanan di meja dengan di bantu oleh beberapa maid. Usai menata hidangan itu, kakinya melangkah menuju kamar suaminya guna mengerjakan tugasnya sebagai seorang istri yang memang kerap pemilik tubuh asli ini jalankan.

Tanpa ragu, gadis itu membuka pintu kamar suami pertama nya yaitu Jonathan. Ia menyiapkan kebutuhan kantor Jonathan berupa Jas, sepatu, celana, hingga Dasi yang nanti akan di pakai Jonathan.

Ia juga menyiapkan air untuk mandi suaminya, melangkahkan kakinya menuju jendela, membuka gorden. Gadis itu pun membangunkan suaminya.

"Mas bangun, Mandi!" Panggil Zora sambil mengoyangkan tubuh Jonathan. Gadis itu duduk di pinggir ranjang.

Perlahan namun pasti kedua kelopak mata pria itu terbuka, manik mata biru laut itu pun terlihat. Jonathan menyenderkan punggungnya sejenak di heandboard dan memberikan dua kecupan di dahi Zora, itu memang sudah rutinitas paginya.

Cup

Cup

"Morning."

"M-morning too." Jawab Zora dengan terbata.

Usai mengecup Zora, pria itu pun pergi menuju kamar mandi meninggalkan Zora yang kini tengah mematung. Terlihat bahwa pria itu tersenyum tipis sangat tipis hingga Gadis itu tidak menyadarinya.

Bagaimana pun, Ia tidak pernah berpacaran bahkan gadis itu tidak pernah bersentuhan dengan lawan jenis. Tentu Pengecualian untuk keluarganya.

Zora yang tersadar pun pergi dari kamar suami pertamanya menunju kamar suami keduanya, Xavier.

Seperti sebelumnya, gadis itu juga melakukan hal yang sama pada Xavier. Dan hal yang Zora dapat adalah sebuah kecupan di pipinya.

"Ini sudah di dahului oleh Nathan, kan?" Ucapnya sambil mengusap dahi Zora. Zora mengangguk ragu.

Arghhh.. Zora nggak kuat loh!

Zora keluar dari lift dengan kedua suaminya yang mengekorinya.

Setelah sampai di meja makan. mereka pun duduk di tempatnya masing-masing. Zora mengambilkan roti dan susu untuk kedua suaminya, sedangkan piringnya sudah penuh dengan masakan yang Ia buat.

'Makanlah, itu bentuk rasa terima kasih, ku.' Batin Zora.

Zora mulai memakan makanannya. Sedangkan kedua suaminya malah terus menatap nya dan tidak memakan roti yang sudah berbalut selai itu.

Apakah ada yang salah?!

























_B E R S A M B U N G_

I think you'd like this chapter!

Part awal mungkin membosankan, tetapi cobalah membaca lebih jauh. Siapa tahu kalian suka 🐣

Jangan lupa follow my akun!
Tt: author wattpad
Ig: Kim.Ochim
Wp: Kimkimochim

12-agustus-2022

ABOUT ZORA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang