AV. 5

66.8K 5.9K 238
                                    

🔼🔼🔼

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🔼🔼🔼

Pagi ini, suasana di kediaman Andrew nampak ramai. Di ruang makan mereka terlihat menanggapi cerita sang anak bungsu.

"Terus reaksi Kakek gimana Sya?"tanya Andrew penasaran.

Visya lantas memperagakan gerak-gerik Kakek nya, mulai dari cara duduk dan juga tangan nya yang kini mengetuk-ngetuk dagu.

"Kakek tiba-tiba mukul meja Pa,"curhat Visya, Anna yang melihat kelakuan anak gadis nya hanya mampu menahan tawa.

Ken yang berada tepat di samping Visya hanya terkekeh geli.

"Terus?"tanya Andrew lagi, dia benar-benar menikmati berbagai macam ekspresi yang Visya buat.

"Kakek bilang gini, ' Dia siapa berani-beraninya nyuruh cucu saya buat pulang hah? Kurang ajar! ' gitu Pa!"terang Visya dengan menirukan suara Kakek nya, terlihat sangat menggemaskan.

Pecah sudah tawa yang sejak tadi Anna tahan, bahkan Andrew pun ikut terkekeh.

"Wah Kakek kamu rupanya Amnesia Sya, jelas-jelas Papah yang udah nyiptain kamu."Anna yang mendengar sontak mencubit lengan suami nya pelan, beda dengan Ken dan Visya yang saling lirik.

"Udah-udah, nanti lagi cerita nya. Sekarang habisin sarapan kalian, jangan sampe telat."ujar Anna yang mendapat anggukan serempak dari anak dan suami nya.

Mereka makan dengan tenang, Visya hari ini sudah mulai sekolah, tentu nya satu sekolah dengan Ken.

Visya dan Ken hanya beda satu tahun. Jadi saat ini Ken kelas dua belas, sedang kan Visya kelas sebelas.

"Ken selesai."remaja itu bangkit seraya menyampirkan tas hitam di punggung nya.

"Tungguin Visya Kak,"gadis itu berbicara dengan susah payah karena mulut nya penuh dengan sepotong roti.

Ken terkekeh geli, setelah itu mengacak rambut Visya gemas. "Jangan buru-buru, Kakak tunggu di depan."

Setelah itu Ken pamit pada kedua orangtuanya, dan berlalu ke depan menunggu sang adik.

Visya meraih segelas susu, meminum nya sampai tandas.

"Pelan-pelan Sya."tegur Andrew seraya geleng-geleng kepala. Visya hanya nyengir lebar menanggapi nya.

"Visya berangkat dulu Ma, Pa."sebelum beranjak gadis itu menyempatkan mengecup pipi kedua orangtuanya.

"Jangan nakal."peringat Anna membuat Visya tergelak.

🔼🔼🔼

Suasana warung belakang sekolah kini nampak ramai, siapa lagi jika bukan para anggota Darkez.

"MPOK! SI GEVAN TADI BAYAR BERAPA?"sudah menebak ini suara siapa? Tentu nya si manis Jio dengan suara membahana nya.

"Goceng,"sahut seorang wanita paruh baya yang terkenal di panggil 'Mpok' oleh mereka.

AVWhere stories live. Discover now