AV. 27

64.3K 7.3K 1.5K
                                    

__H A P P Y R E A D I N G__

Halo kawand ku sekalian, mana matamu?

Tandai typo!

***

Ctak!

Ruangan yang semula gelap, kini nampak terang. Namun suasana masih suram.

Visya menunduk menatap beberapa bungkus permen yupi di tangan nya. Otak nya masih mencerna perkataan wanita tadi.

Permen yupi? Kesukaannya Asgara katanya?!!!

Astaga! Ia tidak tau harus berekspresi apa, setiap hal yang ada pada diri pemuda tampan itu selalu membuat nya terkejut.

Oh ayolah, ini seperti nya sangat tidak masuk akal. Asgara, ya tuhan! Siapa yang tak mengenal lelaki dengan segudang kemisteriusan itu. Orang bodoh mana yang akan percaya seorang psikopat maniak yupi?

Lamunan Visya buyar seketika saat mendengar sebuah pematik di nyalakan. Mata bulat itu kini memandang lurus ke arah teras balkon, dimana Asgara tengah menikmati sebuah batang rokok.

Kaki nya melangkah mendekat, tepat di samping Asgara yang memasang wajah datar, Visya duduk selonjoran di samping pemuda itu.

Kedua nya terdiam, Asgara menatap langit sore yang menampakan bercak jingga dan Visya yang tengah meniup-niup asap rokok yang melintas di depan wajah nya.

Visya tidak tahu harus mulai darimana, ia tidak seberani itu nyerocos bertanya soal apa yang terjadi pada Asgara.

Hey! Sudah ia katakan, aura Asgara bahkan berkali-kali lipat lebih menyeramkan di banding Papa nya.

Visya menunduk dan membuka satu bungkus permen yupi bentuk love ini. Setelah itu ia mengangkat nya di depan wajah Asgara, lalu memencet-mencet permen kenyal tersebut.

"Mau?"tawar Visya yang sukses membuat Asgara menatap nya dengan mata hitam pekat ciri khas pemuda itu.

Visya berkedip saat Asgara melengos dan kembali menghisap batang candu itu. Gadis itu melirik ke samping Asgara, beberapa puntung rokok tergeletak di sana. Anak itu, apakah tidak takut akan rusak nya pernafasan akibat asap itu?

Gadis itu berbalik meneliti permen yang ada di antara jari jempol dan telunjuk nya. Hm, apakah Tante Althaia berbohong? Asgara tidak tertarik tuh.

Merasa di acuhkan, Visya mengedikan bahu dan mulai membuka mulut memasukan permen yupi kedalam mulut mungil nya.

Mubazir kan kalo di anggurin.

Satu kunyahan, Visya dapat merasakan sensasi manis yupi itu. Namun saat kembali ingin mengunyah, ia dikejutkan dengan pergerakan Asgara yang menarik dagu nya.

Cup!

Visya melebarkan mata. Bibir kedua nya bertemu, entah kemana pergi nya batang rokok yang tadi bertengger di bibir Asgara.

Tersadar, Visya hendak menjauhkan diri sebelum tangan Asgara menggapai tengkuknya. Pemuda itu menahan leher Visya dan menarik nya agar semakin mendekat.

Mata Asgara nampak sayu, sejenak Visya tertegun. Mata tajam itu kini tertutup rapat, Visya tersentak kala merasakan sebuah benda lunak membelai bibir mungil nya, lidah Asgara nampak merangsek masuk ke dalam mulut Visya yang tertutup rapat.

"Ahsss..."lenguh Visya saat Asgara menggigit bibir bawahnya, tak menyia-nyiakan kesempatan, Asgara kembali mendorong lidah nya masuk ke mulut Visya yang sudah terbuka.

"Ngg..."

Lidah yang terasa hangat itu memporak-porandakan isi mulut nya, termasuk permen yupi yang kini sudah masuk ke mulut Asgara. Hei! Pemuda itu merebut nya!!!

AVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang