AV. 23

55.8K 6.3K 731
                                    

Gue baik, gue up!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gue baik, gue up!

Tandai typo!

***

"Besok sekolah, pulang."titah Andrew tegas. Anak perempuan satu-satunya itu sangat keras kepala.

"Ma..."mencoba mencari pendukung, mata bulat berkilau itu melirik sang Mama. Namun Anna dengan cepat mengedarkan pandangannya ke segala arah, pura-pura tak tau.

Ken menyeringai tipis melihat tindakan tegas sang Papa. Adik nya itu sedari tadi rewel tidak mau pulang dengan alasan ingin menjaga Kakak baru nya yang tak lain adalah Galang.

Galang tersenyum tipis melihat pemandangan keluarga kecil itu. Betapa beruntungnya ia berada di tengah-tengah mereka. Di terima dengan lapang dada dan juga tangan terbuka.

Apakah ia pantas mendapatkan nya?

Puk.

Galang tersadar dari lamunannya saat merasakan pundak nya di tepuk oleh seseorang. "Visya anak nya emang gitu, suka bikin orang darah tinggi."celetuk Anna membuat Galang terkekeh. Beda dengan Visya yang tambah mencebikan bibir nya.

"Pulang Sya, gu--aku ga papa."ujar Galang nyaris keceplosan menggunakan kata gue-lo. Pasal nya, tadi Anna yang mendengar langsung menegur nya.

"Denger. Dia ga sekarat, jadi kamu ga usah berlebihan."bisik Ken di balas dengusan oleh Visya.

Gadis itu lantas beranjak ke arah pintu tanpa menoleh. Bahkan panggilan sang Mama tak ia gubris.

"Don't hug me, huh?"

Andrew bertanya dengan sebelah alis nya yang terangkat. Bukan nya berbalik, Visya malah membuka pintu dengan kasar.

"Papa jelek! Papa bau! Papa nyebelin! Dasar gembel!!!!!"

Brak!

Anna mengelus dada sabar seraya berjalan menyusul sang anak gadis setelah berpamitan. "Anak itu..."gemas nya.

Andrew geleng-geleng kepala seraya kembali mengambil laptop dan mulai fokus dengan kegiatan nya.

"Adek lo Ken."kekeh Galang. Hah, sudah berapa kali ia tertawa hari ini, seperti nya begitu mudah.

"Adek lo juga."jawab Ken tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel.

Galang sedikit termangu. Ia memejamkan mata mengingat masa di mana Visya menatap nya dengan tatapan memuja, setalah itu terakhir kali sebelum gadis itu pergi, tatapan terluka sempat ia lihat.

Dan kembali di mana ia dapat menatap mata nya, namun sorot nya kembali terlihat dan itu sempat membuat nya terganggu. Gadis itu benar-benar melepaskan nya.

Segaris senyum tipis terbit di bibir Galang. Hari ini, mata bulat itu terlihat begitu cerah dan penuh persahabatan. Galang sadar akan kesalahan nya, maka dari itu mulai detik ini ia akan menebus semua nya dengan cara menjaga gadis itu sebagai seorang Kakak.

AVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang