AV. 28

50.4K 5.1K 684
                                    

xxx

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

xxx

"

Dengar. Sebelum olahraga, sebaiknya kita melakukan pemanasan terlebih dahulu."

"Baik Pak!"jawaban serentak itu terdengar dari seluruh murid MIPA² yang tengah berada di lapangan outdoor.

Kini siswa masing-masing melaksanakan pemanasan, mulai dari menggerakkan tangan, kaki dan juga kepala.

Visya mengerucutkan bibirnya kala merasakan sengatan matahari, ya walaupun terbilang masih pagi namun terasa cukup panas.

"Itu bapak nya mau kemana?"celetuk Naira yang tiba-tiba muncul di belakang Visya.

Gadis mungil itu sedikit terkejut. "Ngagetin ih!"Visya mengumpul kan helaian rambut coklat madu nya, setelah itu mengikat nya. "Izin bentar katanya."lanjut Visya.

Naira mendengus. "Alesan. Gue yakin si, tuh orang bakal nongol pas pergantian jam pelajaran."

"Mungkin sibuk."

"Halah, guru olahraga tuh sibuk ngapain coba."

"Lo tanya aja."jawab Visya malas, alhasil ia mendapatkan cubitan maut di pipi nya.

"Ih, orang ngomong bener-bener juga!"decak Naira.

"Ra! Bantuin gue sini!"kedua gadis itu menoleh ke arah sumber suara. Di sana remaja berwajah imut tengah tersenyum lebar, ia sudah duduk di mengambil posisi 

Zayn sudah duduk mengambil posisi sit up. "Pegangin kaki gue cepet. Nanti gantian!"ujar nya sedikit berteriak.

Dengan malas, Naira segera beranjak mendekat.

Visya menoleh kesekitar nya, teman-teman nya sudah mendapati partner atau rekan sebangku untuk melakukan sit up. Gadis dengan kucir kuda itu mendengus, ia duduk seraya menggerutu. "Suka banget bolos sekolah."

Visya melipat kedua tangan nya kebelakang kepala. Baru saja ia berancang-ancang menjatuhkan punggung nya, tiba-tiba seseorang datang di hadapan nya.

"Mau gue bantu?"

Gadis itu mendongak, sedikit menyipit kan matanya akibat tersorot sinar matahari.
"Nizam?"

Remaja yang menjabat sebagai ketua kelas itu mulai berjongkok, tangan nya hampir saja memegang pergelangan kaki Visya.

"Eh Zam, gue bisa sendiri."cegah Visya.

Nizam hanya tersenyum tipis. "Gue cuma mau bertanggung jawab sebagai ketua kelas, masa temen sekelas ada yang kesusahan gue diem aja."

"Ketua kelas idaman ga si."celetuk Visya dengan cengiran khas nya.

"Bisa aja lo bocah."dengus Nizam."Udah cepet, lo hitung ya."lanjutnya dengan tangan yang kini menahan kaki di balut sepatu putih milik Visya.

AVWhere stories live. Discover now