AV. 33

62.8K 5.8K 2.3K
                                    

H A P P Y   R E A D I N G

Tandai typo ya hehe

🌱

"Asgara sakit?"

Visya yang tengah asik makan strawberry dengan cream sontak menoleh ke arah sama Mama.

"Kok Mama tau?"

"Tante Aya yang bilang. Juga tadi kamu dari rumah nya kan?"

Visya nyaris tersedak. "Ih Tante cepu."

Anna tertawa seraya menghampiri sang anak bungsu. Iya mengusap surai madu itu lembut.

"Kenapa bohong sama Kak Ken hm?"tanya Anna.

Visya menunduk seraya mengusap noda krim yang ada di hidung nya. Sore tadi ia berbohong pada Kennard. Ia bilang tengah main di tempat Naira sekaligus mengerjakan tugas kelompok.

"Takut di omelin. Lagian Kak Kennard pernah bilang kalo Visya ga boleh deket-deket sama Asgara."

Anna menangkup pipi Visya seraya meremas nya gemas. "Lain kali jangan bohong lagi ya, coba tanya sama Kakak baik-baik apa alesan Visya ga boleh main sama Asgara."

"Hum. Kakak dimana?"

"Dari tadi kan di kamar."

Visya mengangguk seraya bangkit. Dengan menenteng strawberry nya, ia pamit untuk menemui sang Kakak.

Anna hanya menggeleng kan kepala melihat Visya sudah ngacir menaiki tangga. Baru saja ingin berbalik, suara bel rumah terdengar.

Ia beranjak, tak lama pintu utama terbuka menampilkan sosok tampan Andrew, suaminya.

Wajah Andrew tertekuk masam."Bekerja sangat membosankan."keluh nya.

Anna tersenyum kecil seraya meraih kepala Andrew, menyandarkan nya di bahu sang empu.

Di usia nyaris 40 tahun ini, Andrew sama sekali tidak berubah. Baik rupa nya yang masih terlihat tampan, maupun sifat nya yang masih manja pada sang istri.

"Besok, kau harus menemaniku di kantor, titik!"dumel nya di ceruk leher sang istri.

"Iyaa."jawab Anna seraya menepuk punggung suami nya.

Kegiatan pelukan mereka harus terhenti ketika sosok remaja tampan muncul dari balik pintu.

Anna reflek menjauhkan tubuh nya dari Andrew. Ia malu terpergok pelukan di depan pintu oleh anak nya.

Andrew menengok sekilas ke arah sang remaja yang masih lengkap menggunakan seragam sekolah. Setelah itu melenggang pergi dengan dumelan khas bapak-bapak.

Mengenyahkan rasa malu nya, Anna kini mengangkat kedua tangan nya, lalu berkacak pinggang.

"Jam segini kenapa baru pulang? Kamu kemana aja hah!"

Galang, remaja bermata tajam itu melirik sekilas pergelangan tangan nya. Jam menunjukan pukul sembilan malam. Ia mendongak menatap sang Mama. Ujung bibir nya berkedut menahan senyuman, ia tahu Anna tengah berpura-pura marah dengan memasang ekspresi galak.

Namun demi tuhan, ekspresi itu sangat tidak cocok dengan mata teduh milik Mamanya.

"Maaf."akhirnya Galang buka suara.

Anna melunak. "Dari mana?"tanya nya lembut.

"Markas."

"Kenapa engga langsung pulang?"

"...."

Anna menghela nafas. Ia menepuk pundak remaja yang tinggi nya melebihi diri nya itu.

"Udah makan?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 27, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang