DUA

32.3K 3.1K 39
                                    

≪•◦ HAPPY READING ◦•≫

Sam mencoba membuka matanya, hanya atap putih yang pertama kali ia lihat ketika matanya terjaga. Sam perlahan menatap sekitar, asing.

"Adik kecil, apakah ada yang sakit?" Tanya seorang wanita paruh baya pada Sam.

"Sshhh, aku dimana?" Wanita itu menatap cemas sarat kekhawatiran pada Sam.

"Maaf ya, gara-gara bibi kamu jadi masuk rumah sakit," Sam bingung, lah dia kan overdosis kan? Kok gara-gara bibi?

"Sam ngga ngerti maksudnya."

"Bentar bibi panggil kan dokter," tak lama setelah si bibi keluar, seorang dokter datang memeriksa.

Sam yang masih bingung hanya pasrah ketika diperiksa, "Arghhhh!" Tiba-tiba kepalanya berdenging, ingatan ingatan menyakitkan memaksa masuk ke ingatan Samudra.

Tak berlangsung lama, Sam pun pingsan dengan semua ingatan si pemilik tubuh yang sebelumnya tidak Sam ketahui.

"Pasien yang mengalami cedera di kepala karena pukulan yang lumayan parah, dan pasien mengalami amnesia sementara. Jangan terlalu memaksa pasien untuk mengingat, pasien perlu banyak istirahat, saya permisi," si dokter keluar ruangan.

"Aku jadi merasa bersalah dengan anak ini," Sarah, mengelus lembut surai Sam.

Setelah dua hari penuh Sam di rawat di rumah sakit, akhirnya Sam diperbolehkan pulang dengan syarat harus banyak istirahat.

Sam hanya bisa menurut, ketika dibawa pulang oleh bibi yang ia tolong dari preman. Dari ingatan yang ia terima, ia bertransmigrasi ke tubuh orang yang memiliki nama yang sama dengannya, Samudra.

Singkat cerita tentang pemilik tubuh, Samudra berhasil kabur dari penyiksaan yang dilakukan oleh ayahnya, dan sewaktu dijalan Samudra justru menemukan seorang wanita yang sedang di palak oleh preman. Dengan jiwa sosialnya yang tinggi, Samudra asli langsung saja menolong si wanita yang tak lain Sarah.

Namun, pemilik tubuh sepertinya sudah lelah dengan hidupnya, dan memilih menyerah dengan meninggalkan tubuhnya untuk ditempati oleh Samudra, setelah mengalami cedera di kepala karena dihantam balok kayu oleh salah satu preman.

Samudra akan tetap berpura-pura lupa ingatan, ia tak ingin bertemu dengan ayah pemilik tubuh. Hanya dari ingatan saja, ia bisa tau bahwa ayah pemilik tubuh sangat jahat, bahkan menurutnya lebih jahat dari kedua kakaknya di kehidupan sebelumnya.

"Sam ayo masuk," Sarah mengajak Sam masuk ke dalam bangunan besar seperti istana.

Sam tetap diam dan menurut.

"Kamu duduk disini dulu ya, nanti bibi kesini lagi, kamu bisa makan ini," lagi-lagi Sam hanya mengangguk ketika ditinggalkan di sebuah kamar yang sepertinya kamar bibi Sarah.

Sepeninggalan Sarah, kini Sam memikirkan apa yang akan ia lakukan setelah ini. Yang pasti ia tak mau bertemu ayah si pemilik tubuh, menyeramkan.

"Gue udah mati kah? Ayah sama bunda pasti sedih liat putra bungsunya meninggal, tapi kakak kembar pasti sangat bahagia. Aku bahagia melihat kedua kakakku bahagia, semoga kakak bisa membahagiakan ayah dan bunda karena aku sudah tiada. Mari nikmati kehidupan kedua ini dengan mencari kasih sayang orang asing."

|SAMUDRA|

Gugup.

Itulah yang kini Sam rasakan, semua mata memandang kearah dirinya. Dan yang paling tajam adalah si kepala keluarga, yang duduk di di meja makan paling ujung. Sepertinya setelah makan malam, semua orang disini sangat sensitif terhadap dirinya.

"Bibi berani membawa orang asing ke mansion?" Dingin si putra sulung Gatravic -Arvel.

"Maaf tuan muda, saya menjamin bahwa Sam anak yang baik tuan muda," Sarah duduk bersimpuh dilantai.

"Izinkan Sam tinggal disini tuan Stef, saya harus membalas budi pada Sam tuan," lanjut Sarah, dan Sam ikutan bersimpuh sembari meminta Sarah tak perlu bersimpuh.

"Bibi, jangan seperti ini. Sam bisa pergi, nanti Sam akan mencoba mencari keluarga Sam, tidak perlu sampai bersimpuh seperti ini Sam tidak suka," Sam membantu Sarah berdiri lagi, lalu berjalan menjauh dari ruang makan.

"Siapa yang menyuruh mu pergi?! Kembali!" Tanya lantang Stef, sang kepala keluarga.

Sam yang sudah berjalan beberapa meter pun langsung berjalan cepat menuju ketempat awal, om yang ia ketahui dari bibi bernama Stefano Leivan Gatravic itu jika marah seram sekali.

"Ada apa tuan?" Sam bertanya dengan hormat.

"Sarah, aku izinkan dia tinggal disini, beri dia kamar di lantai dua," Sarah terkejut, ia tak menyangka Sam akan diperbolehkan tinggal, bahkan mendapatkan kamar dilantai dua yang diperuntukkan untuk tamu khusus keluarga Gatravic.

Kini Sam sudah sekitar dua jam duduk di kursi balkon menikmati langit malam yang indah, padahal waktu sudah menunjukkan hampir tengah malam.

"Apakah Tuhan mengizinkan ku bahagia kali ini?" Monolognya.

Sam sudah memiliki rencana, dengan tubuh barunya yang menurut nya tampan menyerempet imut ini, ia akan mencari perhatian keluarga Gatravic.

Lebih tepatnya mencari perlindungan pada Gatravic sewaktu-waktu ayah pemilik tubuh mendapatinya masih hidup.

Ia masih sadar diri untuk tidak merusak kebahagiaan orang lain, cukup semua anggota keluarga Gatravic menyayanginya, maka ia akan aman dari ayah pemilik tubuh.

-menarik perhatian keluarga Gatravic terutama bungsu Gatravic
-menjadi anak yang baik bagi bibi Sarah
-menjadi anak yang polos dan penurut
-jangan pernah bertemu dengan ayah pemilik tubuh

Itu baru rencana yang terpikirkan oleh Sam untuk sekarang.

Sebenarnya Sam merasa bersalah, mengapa Samudra asli memilih pergi jika pada akhirnya Sam bisa mendapatkan kebahagiaannya di keluarga Gatravic?

Kemana perginya Samudra si pemilik tubuh? Mengapa dirinya yang harus menggantikannya?

TBC!
Ada yang merasa aneh? Komen okey, biar aku lebih tau kemana arah yang harus aku tuju, hahaha.

SAMUDRA ✓حيث تعيش القصص. اكتشف الآن