DUA PULUH EMPAT

15.3K 2.1K 115
                                    

≪•◦ HAPPY READING ◦•≫

Vote! Vote! Vote!

Setelah terdiam sebentar, Azura tak berniat menjawab terlebih dahulu. Ia memasuki kamar, lalu merebahkan tubuh mungil Sam diatas ranjang.

"Kak... mau susu... punya tidak?" Tanya Sam lagi sedikit merengek.

"Yang mana? Yang ini?" Tanya Azura, lalu menunjukkan miliknya yang langsung diberi pelototan oleh Sam.

"KAK RARA ITUKAN SUSU BUAT DEDE BAYI! SAM MAUNYA SUSU STRAWBERRY! HUWAAA HIKSS!" Sam takut, masa dirinya mau dikasih susu yang itu!

"Ah iya iya, jangan menangis okay? Kakak akan segera mendapatkan susu strawberry seperti yang kamu mau!" Azura buru-buru keluar kamar, dan merutuki kebodohannya karena berpikir yang tidak-tidak.

"Ada apa kak kok kaya panik?" Melvin datang memasuki ruangan.

"Udah sana kamu masuk kamar kakak, disana ada Sam. Jaga dia, kakak mau cari sesuatu!" Bisa saja Azura meminta pegawainya untuk mencari, tapi ia ingin menjernihkan dulu otaknya dengan belanja.

Setelah itu Azura keluar ruangannya, dan pergi mencari susu strawberry.

|SAMUDRA|

Melvin benar-benar dibuat tertawa terbahak-bahak dan susah berhenti karena cerita Sam.

Bisa bisanya kakaknya menunjukkan miliknya yang teposnya pada Sam.

"Hahaha, ngadi-ngadi lo kak! Mana mau Sam sama milik lo yang tepos itu! Hahahaha, sial ngakak ngga bisa berhenti!"

"Mulutnya! Punya gw gede ya! Mata lo aja yang buta!" Sungut Azura tak terima.

Mereka bercekcok tak ingin ada yang mengalah, untung saja Sam sudah ter tidur setelah meminum susu strawberry dengan botol dot.

Iya, tadi Azura berfikir bahwa akan sangat lucu bukan jika bayi mungil itu meminum susu dengan nipple silikon? Maka dari itu, tadi Azura tak hanya membeli susu saja, tapi ia juga membeli berbagai perlengkapan bayi. Entah nanti akan dipakai atau tidak, yang penting dibeli.

Kembali lagi pada kakak adik itu, dengan Melvin yang masih tergelak, "Arxel gimana?" Tanya Azura.

Melvin pelan pelan menghentikan tawanya, ia merubah wajahnya menjadi datar.

"Bajingan itu! Apakah luka baru yang Sam dapatkan karena Arxel?" Tanya Melvin.

"Tentu, kau tau? Axvel diam diam mencari Sam. Apakah kita harus membantu Axvel? Kita harus membuat sulung Gatravic itu menyesal!" Tekad Azura menatap penuh makna sang adik.

"Kakak masih dendam pada Arxel karena kematian Kak Tama?"

"Arxel memfitnah Tama Vin! Tama ngga akan mati kalo dia ngga stres akibat gunjingan orang-orang! Demi nama nya tetap bersih, Arxel yang sebenarnya dulu pecandu bisa-bisanya mengatakan bahwa Tama yang pengguna! Dia bahkan membawa obat itu dan dimasukkan kedalam tas Tama, bahkan mereka sahabatan!

Tama? Dia bukannya mengelak dia justru diam! Masa SMA gw kelam! Gw kehilangan orang yang benar-benar gw cintai Vin! Dan gw ngga akan pernah rela bahwa Sam tersakiti lagi, apalagi karena bajingan itu! Sialnya, dulu gw ngga bisa berbuat apa-apa! Kita ngga ada apa-apanya sama keluarga Arxel, namun kini? Kita lihat saja siapa yang akan menang!"

Walaupun Azura baru mengenal Sam, namun ia sudah menyayangi Sam sebagaimana ia mencintai Tama, cinta pertamanya.

Melvin mendekati kakaknya, ia memeluk Azura yang bergetar karena menangis. Sudah lama sekali Melvin tak melihat kakaknya menangis, mungkin lima tahun yang lalu waktu di bangku sekolah.

SAMUDRA ✓Where stories live. Discover now