SEMBILAN

20.9K 2.2K 41
                                    

≪•◦ HAPPY READING ◦•≫

Vote! Vote! Vote!

Sesampainya di rumah, Samudra menghela nafas lelah. Oh iya, yang harus kalian tau adalah Alan tadi pagi ngasih uang saku! Demi apapun! Ya walaupun tadi bilang gini, "Nih uang buat pulang pergi ke tempat interview, ini hutang ya. Aku tau kau pasti tak punya uang, besok pas gajian balikin duitnya! Dah sana pergi!"

Sam jadi berfikir, apakah Alan ini tsundere? First impression nya pada Alan waktu kemarin pulang ya Ayah bajingan yang suka menyiksa putranya. Toh ia juga tau hal itu dari ingatan Samudra asli.

Tapi entahlah, walaupun sikap kasarnya masih ada tapi ngga terlalu kejam gitu loh. Kaya ngga totalitas kejamnya, Alan memang suka memakinya, tapi tetep kasih makan, pinjemin ponsel, kasih uang saku, aneh kan?

Udahlah bodoamat, yang penting hidupnya sedikit aman disini. Sam langsung membersihkan diri dan mengganti pakaiannya, setelah selesai ia lalu menuju dapur untuk menyiapkan makan siang. Ya ngga tau ayahnya pulang atau ngga yang penting dah disiapin.

Menu yang sama seperti kemarin, karena ya memang adanya itu. Haruskah ia meminta Alan untuk membeli bahan makan yang lain? Eh btw, duit yang tadi buat naik bis duit haram kah? Kan si Alan tukang judi dan mabok!

Hampir setengah jam Sam berkutat di dapur, ia menyiapkan sepiring nasi goreng dan segelas air putih ke meja makan. Karena lelah ia langsung saja duduk di kursi, dan merebahkan kepalanya diatas meja makan dengan mata yang lambat laun tertutup, ia tertidur.

900detik kemudian seseorang memasuki rumah, siapa lagi kalau bukan Alan. Pria itu memfokuskan pandangannya pada pemuda yang sedang tertidur di depan sana.

"Harusnya kau tak perlu kembali, Samudra" Alan mendekati Sam, lalu ia memandang sebentar wajah putranya yang tertutup rambut.

Ia merapikan rambut Sam agar tak menghalanginya melihat wajah putranya, "Venia, lihatlah putramu ini. Dia tumbuh besar dengan kekerasan yang aku perbuat, kau pasti kecewa bukan? Aku juga. Aku masih tak rela kau meninggalkanku demi lahirnya anak ini. Namun mimpi itu, mimpi ketika melihat putra kita meninggalkan ku untuk menyusul mu, entah kenapa rasanya tak rela. Aku takut, aku ingin memperbaiki semuanya, kau seharusnya bahagia kan Ven aku mulai menyayanginya?"

Setelah berucap panjang lebar, Alan pun mendudukkan tubuhnya dikursi untuk menyantap makan siangnya.

"Entah sejak kapan kau pintar memasak, Sam," ucap pelan Alan.

Dulu ia selalu memarahi putranya karena ketika disuruh memasak tak pernah berhasil, yang ada hanya makanan yang entah itu terlalu asin, terlalu manis, ataupun gosong. Bahkan ia pernah menghajar Sam karena putranya itu hampir membakar dapur dan seisi rumah.

Setelah beberapa saat, Alan telah selesai makan

Brak!

Dengan tidak ada akhlaknya Alan menggebrak meja makan hingga Sam terlonjak kaget dan terjaga.

"Ah ayah? Ada apa?" Walaupun dalam hati ia mengumpati pria di depannya itu, namun tak ayal ia harus berusaha untuk tetap sabar.

"Sana makan, lalu tidur siang!"

Whoaaa! Disuruh tidur siang guys! Malam tadi ponsel, terus tadi pagi duit, sekarang makan dan tidur siang! Apakah si Alan sedang mabok! Sangat mencurigakan!

Walaupun ia masih tak percaya, namun ia tetap menjalankan perintah Alan tanpa membantah. Toh ini menguntungkan dirinya, selagi tu bapak bapak ngga main kekerasan, tak apalah.

|SAMUDRA|

Sedangkan di tempat lain, Lio tak henti-hentinya menangisi Sam yang tak ada kabar. Lio merasa dibohongi karena Sam tak kunjung berkunjung ke mansion, ya walaupun baru dua hari yang lalu Sam pergi.

Ngerti ngga sih, Lio rindu!

"Sayang, Sam nya baru aja pulang dua hari yang lalu. Mungkin lagi prepare buat kerja," Lio menggeleng ribut, ia menyesal mengiyakan Sam pergi dari mansion.

"Hiks..hiks... kalian ngga ngerasain apa yang Lio rasa, Lio itu rindu sekali sama Sam, huhu... hiks... Sam..." Lio menangis sembari memeluk lukisannya yang ia buat untuk Sam.

Lukisan yang didalamnya terdapat dua pemuda yang satunya duduk di kursi roda, dan yang satunya berdiri dibelakang kursi roda sembari memeluk leher pemuda di depannya.

"Sam... Lio rindu... padahal Lio mau kasih lukisan ini buat Sam, hiks... hiks.." Rose tak tega melihat putra bungsunya yang begitu merindukan Sam yang sudah pergi dari mansion.

"Sudah ya sayang, makan dulu.."

|SAMUDRA|

Baru beberapa menit tertidur, Sam langsung membuka matanya lagi. Ia teringat sesuatu yang membuat dirinya terjaga dan merutuki diri!

"Aku kan di kasih duit sama si Arxel! Eh dimana ya?!" Sam bergegas turun dari ranjang mencari dimana uang miliknya.

"Tas! Dimana tas ku!" Sam kalang kabut, ia lupa menaruh tas nya!

Tak berselang lama, Sam mengulas senyumnya. "Huff, untung ngga ilang," Sam membuka tasnya yang ia tanggalkan di samping lemari kayu miliknya.

"Lah banyak banget ini," Sam takjub melihat banyaknya lembaran uang bewarna merah.

"Wahh, satu.. dua... tiga... dua puluh... tujuh puluh.. seratus.. seratus dua puluh... ah banyak banget! Taulah capek! Mau tidur lagi aja!" Sam segera merapikan uangnya dan menyimpannya dengan aman.

TBC!
Jangan lupa vote, komen, dan kalo sempet follow juga~

SAMUDRA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang