DUA PULUH TIGA

16.6K 2.2K 160
                                    

≪•◦ HAPPY READING ◦•≫

Vote! Vote! Vote!

Sam pulang ke apartemen milik Arxel diantar oleh bang Melvin. Sedikit tidak menyangka ia bisa bertemu dengan Melvin yang menganggap dirinya adik secepat itu.

Sam sedikit merasa waspada, ia hanya tak mau nantinya Melvin akan menjadi Arxel kedua.

Sam menekan pin untuk membuka pintu lalu memasuki apartemen. Ia bisa melihat Arxel yang duduk menunggu di ruang depan.

"Kau dari mana saja hampir petang baru pulang hah?!" Atensi Arxel mengarah pada lengan Sam yang terbalut perban.

"Urusan tuan Arxel apa? Toh yang penting saya tidak kabur!"

Arxel menatap Sam dengan pandangan sulit, Arxel mencelos ketika Sam berjalan cuek melewatinya lalu memasuki kamar.

Sedangkan Sam yang sudah berada di kamar langsung menutup pintu dan meluruh kan tubuhnya bersandarkan pintu.

"Hiks... sesakit ini hanya untuk membenci mu tuan..." Sam meremat dadanya sesak.

Ia sudah terlanjur menyayangi Arxel, ia masih belum bisa menerima bahwa Arxel itu sebenarnya jahat. Di hati kecilnya ia masih merasa bahwa semua yang Arxel lakukan sekarang itu hanya pura-pura.

Apakah Sam terlalu bodoh?

"Aku hanya akan pergi jika kau menyuruhku pergi tuan."

|SAMUDRA|

Seperti biasa, Setelah menyiapkan sarapan di meja makan. Sam kini sarapan bersama Arxel, hanya ada diam dan perasaan canggung.

Setelah beberapa menit, Sam dan Arxel pun selesai sarapan.

"Kau kerja dimana?" Sam yang berniat beranjak dari duduknya pun urung, dan kembali duduk ketika suara Arxel terdengar.

"Kenapa tuan?" Tanya Sam pada Arxel.

"Aku harus mengetahui dimana kau bekerja," jawab Arxel.

"Aku takkan kabur tuan, jika anda masih merasa khawatir, saya bekerja di Giova Cafe," setelah mengucapkan itu Sam beranjak dari duduknya berjalan menjauh.

"Kau! Kau tidak boleh bekerja disana!" Teriak Arxel tanpa alasan, ia berjalan mendekati Sam yang hampir mencapai pintu.

Sam menatap Arxel dengan tatapan nyalang ketika Arxel berjalan mendekatinya.

"Jangan ikut campur! Kesepakatannya yang penting saya tidak kabur!" Tegas Sam pada Arxel yang sudah dihadapannya.

"Kau berani meneriaki ku?!" Arxel mencengkeram rahang Sam kuat.

"Lephashh..." Sam meringis kesakitan ketika kuku Arxel menancap melukai kulitnya, ia juga mencengkeram tangan Arxel berusaha untuk melepaskan tangan Arxel dari dagunya.

Hell! Luka ditangannya saja belum sembuh, haruskah kini bertambah luka di wajahnya?

"Jangan membuatku marah! Turuti saja permintaan ku! Jangan pernah kau berhubungan dengan yang namanya Giovano!" Bukannya mengendurkan cengkraman nya, Arxel justru semakin memperkuatnya.

"Lephashhh!" Dengan sekuat tenaga, Sam menyentak tangan Arxel hingga terlepas lalu menendang perut Arxel dengan tenaga penuh.

Arxel sedikit terdorong kebelakang, ia menatap penuh amarah pada Sam.

Ia mendekati Sam lalu menarik baju depan Sam hingga tubuh Sam sedikit terangkat.

Plak!

Plak!

Plak!

Pipi Sam memerah bahkan sudut bibirnya mengeluarkan sedikit darah setelah Sam dijadikankan samsak tamparan oleh Arxel, "DASAR ANAK SIALAN!"

Brugh!

Sam terhempas hingga membentur pintu ketika Arxel mendorongnya dengan kasar.

Sam memejamkan matanya sebentar untuk menetralisir rasa sakit pada tubuhnya, samar-samar ia melihat Arxel yang pergi menjauh memasuki kamar.

"Tuan muda anda baik-baik saja?" Jack datang entah dari mana, sebagai bawahan Jack hanya bisa melihat tak berani berbuat lebih.

"Ah, semua aman Jack. Tolong antar aku ke tempat kerja ya? Untuk saat ini aku tidak bisa jika sendiri," Jack mengangguk.

"Apapun untuk tuan kecil."

Sedangkan di kamar, Arxel menatap nanar tangannya yang berani bermain kasar pada Sam.

Ia membenci perasaan ini, perasaan bimbang akan sebenarnya ia menyayangi Sam atau justru membencinya?

|SAMUDRA|

Setelah diantar Jack sampai depan Cafe, Sam langsung memasuki Cafe sendiri dengan sedikit tertatih. Sebenarnya tadi Jack memaksa untuk mengantarkan tuan kecilnya sampai dalam, namun Sam menolaknya.

Di ruang yang katanya kemarin harus ia datangi, ia mengetuk takut-takut pintu itu. Pasalnya ia terlambat setengah jam karena cek cok tadi antara dirinya dan Arxel.

"Masuk!" Sam sedikit heran, kenapa suara didalam ruangan terdengar seperti wanita.

Namun, ia tetap memasuki ruangan. Dan benar, didalam sana terlihat wanita berpakaian formal dengan rahang tegas, dan wajah cantik sedang menatapnya tajam.

"Duduk!" Ucap wanita tersebut mutlak.

Sam menurut, ia berjalan menuju kursi yang tersedia. Pikirannya berkelana kemana-mana. Dimana bang Mpin nya? Kenapa ngga ada? Kenapa disini justru ada mba nyeremin?!

Wanita itu terlihat mencari sesuatu di laci mejanya, "Kau bahkan belum mengobati lukamu bocah!"

Si wanita beranjak dari duduknya lalu duduk di meja kerjanya tepat di depan dimana Sam duduk.

Dengan telaten, si wanita itu mengobati luka Sam. Melihat Sam meringis kesakitan, wanita itu memelankan sentuhan kapas dan cairan obat pada luka Sam.

"Selesai," si wanita kembali duduk di kursinya, setelah merapikan kotak p3k.

"M-makasih?"

"Azura, aku kakaknya Melvin. Cafe ini milikku, kemarin dia hanya pura-pura menjadi pemilik Cafe. Dia sekarang sedang bekerja di perusahaan Giova, jangan cari dia lagi. Ada aku disini," Sam mencerna apa yang dimaksud wanita dihadapannya ini.

"Kak Rara?"

"Panggilan yang bagus, sekarang kau tidurlah. Tidak ada yang boleh kau lakukan sekarang selain istirahat," entah sejak kapan tubuh Sam sudah terangkat dan berada di gendongan Azura.

Woy sial! Badan Sam terlihat menjadi mungil di gendongan Azura yang notabenenya wanita tapi memiliki proporsi tubuh yang atletis dan tegap. Sam iri~

"Hiks... hiks..."

"What's wrong baby?" Omo omo! Dipanggil babi!

"Hiks... Tuhan kenapa hiks... Sam mungil hiks...?" Sam menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Azura yang menenangkan.

"Arxel? Kau yakin tidak menyesal telah meninggalkan berlian seperti Sam?" Batin Azura dengan tersenyum miring.

"Mau susu, kakak punya?" Azura yang sudah mencapai pintu kamar yang ada di ruangannya pun dibuat terdiam, susu? SUSU YANG MANA?!













TBC!
Wahahaha, semakin bermunculan tokoh-tokoh baru.

Cakap okay kalau cerita ini makin ngalor dan ngidul.

Semoga suka

See u, ngilang lagi~

SAMUDRA ✓Where stories live. Discover now