LIMA

24.3K 2.4K 36
                                    

≪•◦ HAPPY READING ◦•≫

Dengan perlahan Sam membuka matanya, ia terjaga karena merasakan lapar yang teramat dan tak bisa ia tahan.

Sam baru sadar bahwa dirinya berada dalam pelukan Lio, entah apa yang terjadi sebelumnya seingatnya terakhir kali ia sedang duduk memangku kepala Lio, namun sekarang sudah berada di pelukan bungsu Gatravic bahkan dipeluk, ia seperti mengecil ketika dipeluk Lio seperti ini.

"Ini kalo kakaknya Lio lihat, behh kelar udah!" Batin Sam.

Dengan pelan dan hati-hati, Sam memindahkan tangan Lio yang melingkar di pinggangnya. Sam menyingkapkan selimut tebal yang membungkus tubuhnya.

Dengan hati-hati ia turun ranjang, dan keluar kamar. Sam masih heran, bisa-bisanya ia tidur di ranjang Lio.

"Gw ngelunjak banget, bisa naik ranjang majikan, eh!"

Sebelum benar-benar turun di lantai dasar, Sam lagi-lagi menghela nafas. Rasanya begitu malas harus turun melewati dua tangga yang panjang, tangga menuju lantai dua dan satu.

"Ah punya ide!" Dengan beraninya, Sam memposisikan dirinya di pinggiran tangga, sebisa mungkin seimbang.

"Yey, meluncur! Aaaa hahaha! E e ehhhhh, ngga bisa berhentinya!" Sam yang semula enjoy, langsung panik karena bingung nge rem nya gimana.

Akankah dia akan mati lagi?

Brugh

Jantung Sam langsung berhenti mendadak, sumpah dia terjatuh! Tapi kok ngga terlalu sakit?

Tubuhnya didorong kasar dari atas tubuh seseorang, dan tiba-tiba tubuhnya terangkat karena sebuah cekikan yang teramat kuat pada lehernya.

"Akhhh t-tuan ssha-kith," Sam merintih kesakitan ketika lehernya seperti remuk, cekikan ini mirip dengan cekikan kakak keduanya di kehidupan sebelumnya, Reano.

"Kalo lo mau cari mati, gue akan bantuin!" Arxel tak bisa menahan rasa emosinya, ia menguatkan cekikannya.

Sam menangis, bukan karena sakit akan lehernya, namun karena sakit dihatinya mengingat bagaimana perangai Arxel dan kakaknya di kehidupan sebelumnya yang hampir sama.

"Akhhikss hiks ugh," rasanya kesadaran Sam mau menghilangkan, pusing menderanya, nafasnya juga sudah tercekat.

"LEPASIN ADEK LIO KAK ARXEL!"

Brugh!

Refleks Arxel langsung melepaskan cekikannya pada leher Sam, Lio tiba-tiba berada di atas tangga dengan kursi rodanya.

"SAM!"

Mendengar teriakkan Lio, sontak membuat perhatian anggota keluarga yang lain panik menuju sumber suara. Walaupun yang lain berada di lantai satu untuk melaksanakan makan malam, namun suara Lio benar-benar menggelegar.

Stef, Rose, dan Axvel terkejut ketika melihat Lio yang berada di atas tangga dan melihat Sam yang sudah tergeletak di lantai dengan Arxel yang masih terkejut dengan apa yang terjadi.

"Ax, angkat Sam ke kamarnya segera hubungi Gerry. Ayah akan menurunkan Lio," Axvel mengangguk, ia tak berani membantah sang ayah.

Sedangkan Rose, ia menyuruh sulungnya untuk kemeja makan bersamanya.

Sebenarnya tadi Arxel ingin membangunkan Lio untuk makan malam, namun diperjalanan ia justru melihat Sam meluncur dipinggiran tangga dan terlihat panik karena ngga bisa mengerem.

Karena hal itu, Arxel berniat menangkap tubuh Sam. Namun, karena Sam meluncur dengan cepat dan lumayan kuat, maka Arxel terhuyung ke belakang dan terjatuh dengan tubuh Sam diatasnya.

Karena marah, pasalnya sudah dua kali ia mendapati Sam cari mati di tangga mansion. Alhasil, setelah ia bangun dari lantai Arxel langsung mencekik Sam berniat membantunya ke penghujung maut.

|SAMUDRA|

Setelah makan malam, Lio langsung menangis ingin melihat Sam. Sesampainya di kamar Sam, Lio benar-benar menangis keras.

Adik yang baru ia klaim tadi, kini sudah berbaring di ranjang tak sadarkan diri.

"Hiks hiks, Sam bangun hiks," Lio tak bisa melihat Sam seperti ini, rasanya menyakitkan.

Fyi, saat anggota lain makan malam. Sam diperiksa oleh dokter keluarga Gatravic, alhasil kini Sam masih tertidur karena mendapatkan suntikan obat yang mengandung obat tidur.

Leher Sam juga di pasang penyangga leher (cervical collar) sebab leher Sam yang mengalami cedera karena cekikan walaupun tidak terlalu parah. Tak lupa, tangan Sam juga di infus karena Sam kekurangan cairan.

"Sayang, udah ya nangisnya. Kata om Gerry, Sam akan baik-baik saja," Rose berusaha menenangkan.

"Hiks, Lio mau sama adek. Kalian keluar, dan jangan biarkan kakak sulung masuk kesini!" Lio berusaha menaiki ranjang, namun kesusahan.

Stef langsung membantu putranya menaiki ranjang Sam, "Makasih ayah, kalian bisa keluar," Stef, Rose, Axvel, dan memang ada Arxel disitu ingin membantah pun tak bisa.

Walaupun Lio terbilang manja, tapi dia tetap keturunan Gatravic yang tak terbantahkan.

Mereka keluar dari kamar Sam, lalu Axvel menutup pelan pintu kamar Sam.

Diluar kamar, Stef langsung menatap tajam Arxel. "Ke red room, ayah akan menyusul," Arxel menatap terkejut, namun tak bisa membantahnya.

"Baik ayah."

Sedangkan di dalam kamar Sam, kini Lio sedang mengelus lembut pipi Sam yang sangat lembut, kaya mochi.

"Kakak Arxel jahat banget ya dek? Maafin kak Arxel ya, mungkin dia ketempelan jin iprit makanya kaya gitu. Sebenarnya semua kakak kita baik kok, hanya saja kadang kudu di ruqyah. Cepat bangun ya, dek."

Lio yang semula duduk, kini ikut merebahkan diri. Ia memandang wajah Sam tanpa menghentikan elusannya di pipi Sam.

"Lio jadi ngantuk lagi abis makan, mimpi indah adek."

|SAMUDRA|

Bugh!

"Hitung sampai sepuluh, terimalah hukuman mu!"

Bugh!

Bugh!

"HITUNG!"

"Satu."

Bugh!

TBC!
Aneh tapi yaudahlah, jangan lupa vote!

SAMUDRA ✓Where stories live. Discover now