SEMBILAN BELAS

18.4K 2.3K 188
                                    

≪•◦ HAPPY READING ◦•≫

Vote! Vote! Vote!

Ruang keluarga yang tadi terasa ceria karena kehebohan Sam, kini berubah dingin gara-gara Arxel. Semua orang menatap permusuhan Arxel kecuali Sam. Lebih tepatnya Sam masih nge bug.

"Kenapa? Aku hanya ingin Sam menjadi putraku, bukan masalah yang besar kan?" Arxel menatap semua wajah wajah yang menatap tajam pada dirinya, siapa takut?

"Kau sadar apa yang kau ucapkan Arxel?" Tanya Stef dengan nada dingin.

"Sadar, jika aku tak sadar aku mungkin masih tidur," jawab Arxel asal.

"Bodoh! Kau bahkan masih jomblo kak! Sok sok an mau ngangkat Sam jadi anak!" Tukas Axvel pada sang kakak, sebisa mungkin ia menggagalkan rencana sang kakak!

"Kita lihat aja, siapa yang bodoh! Tidak peduli kalian menentangnya, aku akan tetap melakukan itu!" Arxel beranjak dari sofa dan mendekati Sam, lalu menggendong Sam ala koala meninggalkan ruang keluarga.

"PAK ARXEL ES KRIM NYA SAM KETINGGALAN!"

"Daddy sayang..."

Plak!

"Geli ih!" Sam menabok mulut Arxel keras, sedangkan Arxel terkekeh gemas sembari berjalan menaiki tangga menuju kamarnya tak mengindahkan Sam yang merengek ingin makan es krim.

Sedangkan di ruang keluarga, Lio menatap sang ayah berkaca-kaca, "Demi apapun Lio ngga mau Sam jadi keponakannya Lio! Sam itu adik Lio! Sana ayah yang adopsi Sam, keduluan kan sama kak Arxel!"

Stef mengusap wajahnya kasar, entah apa yang Sam lakukan hingga semua anggota keluarganya menyayangi bocah mungil itu termasuk dirinya sendiri.

"Sarah, entah aku harus berterimakasih atau menghukummu," batin Stef frustasi pada kepala pelayan di mansion miliknya, karena telah membawa Sam ke mansion.

|SAMUDRA|

Sam menggeliat tak nyaman ketika sinar matahari menyilaukan matanya, dan tubuhnya seperti terbebani oleh sesuatu yang berat di pinggangnya.

"Enghh lepas..." Sam bersuara sembari berusaha melepaskan tubuhnya yang dipeluk erat oleh Arxel.

"Diam Sam, ini masih terlalu pagi tidur lagi," Arxel semakin mengeratkan pelukannya.

"Ihhhh lepas pak! Sam mau turun sarapan!"

Cup

"Panggil yang benar dulu," Arxel mengecup pucuk kepala Sam.

"Ihhhh lepas pak pelukannya!"

"Panggil Daddy dulu," Arxel memeluk Sam dengan senyum cerahnya.

"Ngga mau!"

"Ya udah, ngga akan daddy lepaskan."

"Iya iya! Daddy lepasin Sam ih!" Arxel tersenyum.

"Lagi."

"Nggak!"

"Ya udah ngga akan Daddy lepas," demi apapun Sam geli sekaligus kesal.

"DADDY LEPASIN! SAM MAU SARAPAN!" telinga Arxel serasa berdenging, teriakan Sam tak main-main.

Cup!

"Galaknya putra Daddy," Arxel mengurangi pelukannya lalu mengecup kening Sam.

"Tau ih! Sam kesel!" Sam buru-buru menuruni ranjang sembari menghentak hentakkan kakinya kesal.

Di meja makan, semua tatapan pun langsung tertuju pada Sam yang duduk dengan memasang wajah kesal.

"Kenapa dek?" Tanya Lio penasaran.

"Sam kegelian denger Pak Arxel nyuruh manggil Daddy Daddy mulu! Hiiii geli!" Ucap Sam sembari menggeliat kegelian.

"Hahahaha!" Axvel dan Stef tertawa, gerakan tubuh Sam sudah menandakan bahwa Sam sangat geli ketika harus memanggil Arxel Daddy.

"Jadi anak ayah aja mau ngga?" Tawar Stef setelah puas tertawa.

"NGGA BOLEH!" Entah sejak kapan Arxel sudah berada di belakang Sam.

"SAM ITU ANAK ARXEL, AYAH NGGA USAH NGIKUT-NGIKUT! PLAGIAT, HEH!" Arxel mengangkat tubuh Sam dengan mudahnya lalu mendudukkannya di pangkuannya.

"Mending adek jadi anak ayah dari pada anak kakak! Lio ngga mau ya jadi paman buat Sam! Sebel!" Keluh Lio pada Arxel.

"Kakak tidak peduli ya cil!" Balas Arxel cuek, sembari fokus mengambilkan sarapan untuk Sam.

"Ihh, Lio bukan bocil ya! Pokoknya Sam adiknya Lio! Ayah! Ayo rebut Sam dari kakak nyebelin kaya dia!" Lio menunjuk Arxel pada sang ayah.

Melihat bagaimana frustasinya sang suami, Rose pun mencoba mengelus lengan sang suami agar tenang.

"Udah ya kita sarapan dulu, itu bisa kita bahas nanti," putus Rose agar sarapan bisa berjalan dengan khidmat.

"Mau nugget?" Sam mengangguk menjawab pertanyaan Arxel.

"Makan yang banyak okey, biar jadi anak Daddy yang sehat dan menggemaskan," Arxel mencubit gemas pipi Sam yang tembam.

"Ishh sakit tau!" Gerutu Sam.

"Nah makanya jangan mau sama dia dek! Dia itu jahat!" Sungut Lio yang masih tak rela jika Sam akan menjadi keponakannya.

"Siapa sih? Ngga kenal!" Goda Arxel.

"Ihhhh bapak ngga boleh gitu, Kak Lio kan adiknya bapak," Sam tak suka bila nanti seolah-olah semua perhatian Gatravic tertuju padanya, ia tak ingin Lio sedih.

"Daddy sayang, bukan bapak lagi," Arxel mengelus pipi lembut Sam yang bergerak seirama dengan kunyahan makanannya.

"Jijik, huekkkk!" Axvel jijik melihat tingkah laku sang kakak.

|SAMUDRA|

"Ayah, aku diam diam membangun perusahaan sendiri. Itu ada diluar kota, aku akan pindah kesana dan membawa Sam hidup berdua."




TBC!
Kembali dengan saya dan secuil part ini ':

Arxel jadi alay kalo sama Sam, tapi aku tetep pada mu Daddy! 😍

Huekkkk!

SAMUDRA ✓Where stories live. Discover now