DUA PULUH SATU

18.3K 2.3K 140
                                    

≪•◦ HAPPY READING ◦•≫

Vote! Vote! Vote!

Stef membanting ponselnya kasar, untung ia dikamar sendiri sedangkan istrinya sibuk menyiapkan sarapan.

"Anak itu benar-benar!" Entah apa nanti yang harus Stef katakan pada yang lainnya ketika Arxel membawa kabur Sam kesayangan putra bungsunya.

Sedangkan di kota lain, Arxel sedang memakan sarapannya yang telah disiapkan oleh Jack. Selain pintar menjadi pengawal, Jack juga bisa memasak, intinya apapun Jack bisa lakukan.

"Jika anak itu bangun, katakan saja ia sekarang berada di apartemen ku. Jika dia bertanya yang berlebihan, kurung saja di kamar, nanti biar aku yang jelaskan sendiri setelah pulang dari kantor," Arxel mengelap bibirnya dengan tisu.

"Malangnya tuan kecil," batin Jack.

Arxel beranjak keluar apartemen, menuju perusahaan yang ia bangun diam diam.

"Aku takkan pernah bisa terkecoh dengan segala tingkah sok imutnya!" Guman Arxel sembari menyetir kemudi mobilnya, ketika hatinya merasa ada yang salah.

Hari kian siang, Sam pun bangun dari tidurnya sembari memegang kepalanya yang terasa pusing. Ia menatap sekeliling, asing.

Dengan perlahan Sam menuruni ranjang, membuka pintu lalu melihat sekeliling didepan kamar.

"Ini dimana?" Sam berjalan menuju bagian depan apartemen mencari tau dimana kini ia berada.

"Tuan kecil anda mau kemana?"

"Ayam goreng mati!" Latah Sam terkejut lalu membalikkan badan menatap pria yang tak asing tapi asing.

"Anda baik-baik saja tuan kecil?" Sam mengangguk sembari mengelus dadanya yang tepos.

"Paman pakaian hitam yang di mansion ya?" Tanya Sam pada pria didepannya yang dimana suka pakai baju item-item terus keliling jaga mansion.

"Iya tuan, ada yang anda perlukan?" Jack merasa gemas dengan tuan kecilnya, jika tuannya menyakiti pemuda dihadapannya bisa Jack pastikan tuannya akan menyesal.

"Sam ada dimana paman? Paman siapa sih namanya?" Tanya Sam penasaran.

"Panggil saya Jack tuan, dan ini berada di apartemen tuan Arxel," jelas Jack pada Sam yang menatapnya bingung.

"Lah pak-daddy punya apartemen? Ngapain bawa bawa Sam ya?"

"Untuk itu saya tidak tau tuan, nanti anda bisa menanyakan nya sendiri pada tuan Arxel setelah pulang dari kantor. Sekarang, anda ingin makan siang dengan apa? Anda belum sarapan tuan kecil."

"Ya udah deh nanti Sam tanya  sendiri. Terserah makanannya, apa aja  bisa Sam makan. Kalo ada sekalian buatin susu strawberry ya paman!"

Sam tak akan banyak tanya, jika Jack tak ingin memberitahu nya ia pun tak apa. Mungkin saja daddy nya itu ingin suasana baru dan mengajaknya agar lebih seru.

Jack mengangguk, "Baik tuan, anda bisa menunggu makanannya di ruang tv di sebelah sana. Pesanannya akan saya antar secepatnya," Jack sedikit membungkuk lalu undur diri menuju dapur.

Sam pun berjalan menuju ruang tv yang Jack tunjuk, mendudukkan tubuhnya pada sofa lalu menatap tayangan tv tentang spon kuning yang hidup di dasar laut.

Terlalu asik menonton tv, tak sadar makanan telah sampai. Sam menatap penuh minat nasi goreng seafood yang Jack masak.

"Whoaaa, ini enak!" Ucap Sam, setelah menyuapkan sesendok nasi goreng buatan Jack ke mulutnya.

"Bagus jika begitu tuan," balas Jack.

"Lebih enak dari pada nasi goreng buatannya Sam!"

"Haha, mungkin milik anda lebih enak tuan kecil. Selamat menikmati, saya akan membereskan sesuatu di dapur," Sam hanya mengangguk lalu kembali menikmati nasi gorengnya.

|SAMUDRA|

Entah sudah berapa jam Sam menunggu Arxel pulang. Di karpet berbulu depan tv, Sam berguling kesana kemari karena kebosanan. Padahal ini sudah hampir petang namun tak ada tanda-tanda Arxel akan pulang.

"Ekhem!" Sam menatap sumber suara.

"Wahhhh Daddy!" Arxel mendatarkan wajahnya, ia lelah apalagi ketika di apartemen ia justru melihat Sam.

Sam berniat memeluk Arxel, namun Arxel justru menjulurkan kedua tangannya memnerikan gestur menolak.

"Duduk di sofa!" Sam menurut, ia merasa ada yang salah dengan Arxel.

"Jangan potong perkataan ku sebelum aku menyuruhmu berbicara! Aku hanya ingin mengatakan, panggil aku tuan Arxel bukan Daddy! Sekarang kau berada di apartemen ku  di kota X, jauh dari tempat dimana Gatravic tinggal.

Jangan pernah sekalipun kau berniat untuk kabur ataupun menghubungi salah satu anggota keluarga ku! Jika sampai hal itu terjadi habis kau ditangan ku! Dan oh ya, selama ini aku hanya pura-pura menyayangi mu, sebenarnya aku membenci mu! Aku tak suka melihat orang yang menyayangi Lio menjadi menyayangi mu! Ini yang terakhir, sebenarnya kau hanya alat bagiku untuk mendapatkan kebebasan!"

Setelah mengatakan hal itu, Arxel langsung meninggalkan ruang tv menuju kamarnya tanpa melihat Sam yang sudah banjir air mata.

Sepeninggalan Arxel, Sam langsung meluruhkan tubuhnya. Air matanya tak henti-hentinya mengalir. Jadi semuanya palsu?

"Tuan anda baik-baik saja?" Jack yang sejak tadi mendengar pembicaraan tuannya dan Sam tentu saja merasa kasian pada tuan kecilnya.

"Hiks.... Memang tidak mungkin jika tuan Arxel akan berubah secepat ini, Sam terlalu bodoh hiks.. hingga langsung percaya dan menganggap hiks... semua kasih sayang tuan Arxel adalah nyata. Hiks... Sam bodoh! Hiks... Hiks.. bodoh!" Sam memukul kepalanya berulang kali, ia bodoh!

"Tidak tuan, jangan seperti ini. Anda tidak bodoh, tuan Arxel menyayangi anda tuan," Jack memeluk tubuh tuan kecilnya yang bergetar hebat sembari menahan tangan Sam agar tidak memukul kepalanya.

"Hiks... Sam capek..." Sam menangis putus asa dipelukan Jack, disini ia hanya memiliki Jack sebagai sandaran.

"Baiklah, akan ku ikuti semua permainan mu tuan Arxel," batin Sam dalam hati.

Sedangkan di dalam kamar, Arxel mengusap kasar air matanya.

"Sial, pikiran dan hati tidak sejalan! Anak sialan!"

TBC!

Semoga suka~

Btw, mungkin mulai besok aku up nya malem atau telat-telat.

Aku sibuk di rl, soalnya kerja.

See u~

SAMUDRA ✓Where stories live. Discover now