DUA PULUH

17.9K 2.2K 86
                                    

≪•◦ HAPPY READING ◦•≫

Vote! Vote! Vote!

Setelah menidurkan Sam di kamar untuk tidur siang, Arxel di suruh Stef ke ruang kerja. Mereka duduk saling berhadapan berjarak meja kerja, dan hanya berdua didalam ruangan.

"Apa kau sadar dengan apa yang kamu katakan Arxel?" Tanya Stef dingin.

"Apa ayah? Aku benar-benar ingin mengadopsi Sam," balas Arxel santai.

"Hanya itu?"

"Sebenarnya ada hal lain yang akan kukatakan padamu ayah," Stef menatap Arxel menunggu apa yang selanjutnya putra sulungnya itu katakan.

"Ayah, aku diam diam membangun perusahaan sendiri. Itu ada diluar kota, aku akan pindah kesana dan membawa Sam hidup berdua," Stef terkekeh.

"Hahaha, kau pikir istriku, kedua putra ku yang lain terutama Lio akan setuju?" Tanya Stef walaupun ia terkekeh, tak ayal ia tetap menekan satu persatu kata yang ia ucapkan dengan nada tak suka.

"Ayah pikir aku butuh persetujuan ayah, ataupun yang lain?" Arxel beranjak dari kursinya, ia merasa pertemuan dengan ayahnya itu hanya buang-buang waktu.

"Kau bahkan sekarang berani membangkang?!" Teriak Stef pada putra sulungnya yang hampir mencapai pintu.

"Kenapa tidak? Aku lelah menjadi robot ayah yang selalu di tuntut menjadi sempurna!"

"Kau adalah pewaris Gatravic, memang seharusnya kau menjadi sempurna!" Di depan sana, Arxel terkekeh menatap Stef yang menatap dirinya tajam.

"Ck! Aku lelah menjadi robot bagimu! Aku sudah muak dengan sikap otoriter mu itu! Aku tetap akan membawa Sam pergi dan keluar dari perusahaan ayah untuk mengurus perusahaan ku sendiri!"

Arxel keluar ruangan tak mengindahkan teriakan sang ayah, ia sudah lelah. Menjadi pewaris utama keluarga bukan hal yang ia inginkan.

Siapa yang tau bahwa Arxel selama ini tertekan? Tekanan dari sang ayah yang diam diam selalu menekankan bahwa dia harus menjadi seorang yang sempurna, yang dimana nanti akan memimpin perusahaan keluarga Gatravic.

Ck! Lebih baik ngurus perusahaan sendiri dari pada perusahaan sang ayah dibawah tekanan batin.

Arxel pikir Stef itu bermuka dua, di depan anggota keluarga yang lain ia akan menjadi sosok ayah yang mengayomi dan menyayangi anak-anaknya. Namun, di mata Arxel, Stef adalah ayah yang otoriter dan pemaksa.

"Sialan! Hanya aku yang di didik keras! Lihatlah, aku akan membawa pergi anak itu dari sini!" Arxel berucap dengan bersungut-sungut dalam hati.

|SAMUDRA|

Malamnya, lagi lagi Arxel memaksa Sam untuk tidur bersama. Ia takkan membiarkan orang lain tidur bersama Sam kali ini.

"Minum susumu terlebih dahulu," Arxel menyodorkan segelas susu strawberry hangat pada Sam yang telah duduk di ranjang.

"Iya," Sam langsung saja meminum susu tersebut hingga tandas.

"Sekarang tidurlah..." Arxel mengelus lembut rambut Sam hingga anak itu menutup matanya.

"Dan jangan bangun sebelum rencana ku berhasil," lanjut Arxel sembari menyeringai.

Setelah itu, Arxel membuka lemarinya. Ia telah menyiapkan satu tas punggung yang sudah berisi lengkap berkas-berkas yang ia butuhkan.

"Lihatlah, besok kau pasti akan frustasi Stefano!" Monolog Arxel dengan senyum miringnya.

Arxel mendekat ke nakas, lalu mengambil ponselnya.

"Aku akan pergi malam ini, pastikan ketika aku sampai semuanya beres, termasuk apartemennya!" Setelah mengucapkan itu, Arxel memutuskan sambungannya sepihak.

Dan benar saja, ketika waktu sudah menunjukkan pukul setengah satu dini hari dan keadaan mansion benar-benar sepi, Arxel menjalankan aksinya.

Arxel menggendong tas di punggungnya, lalu menggendong Sam ala koala.

Arxel menatap sekeliling mansion yang sepi, ia langsung keluar lewat pintu samping yang lebih aman.

Di halaman mansion, sudah terparkir apik mobilnya dengan satu penjaga yang memantau situasi.

"Thanks Jack! Kau yang menyetir, aku akan duduk di belakang," orang yang di panggil Jack pun hanya menurut.

Jack menjalankan mobil keluar gerbang mansion, jika kalian pikir kemana semua penjaga mansion yang lain?

Arxel meminta Jack untuk membuat semua penjaga tak sadarkan diri sementara dengan memberikan makanan yang sudah diberi obat khusus.

Siapa Jack? Dia adalah orang kepercayaan Arxel yang dimana berpura pura menjadi bawahan Stef. Jadi ketika Arxel kabur seperti ini, ada Jack yang akan membantu sang tuan menjalankan rencananya.

Di kursi belakang, Arxel merebahkan tubuh Sam dengan kepala Sam berada di pahanya.

"Jika memungkinkan, kemudikan mobil dengan cepat Jack ."

"Baik tuan."

|SAMUDRA|

Setelah perjalanan panjang, akhirnya Arxel sampai di kota yang ia tuju. Arxel berjalan memimpin memasuki apartemen yang ia beli. Dibelakang Arxel, Jack menggendong putra tuannya yang tertidur.

"Letakkan saja dia di kamar itu, setelah itu kau bisa istirahat di kamarmu disebelah kamar Sam," Jack hanya mengangguk lalu meninggalkan Arxel.

Arxel mendudukkan diri di sofa ruang tamu, ia fokus pada ponselnya lalu mengetikkan sesuatu.

Tua Bangka!

Anda
Jika kau berani mencari ku, ku pastikan nyawa anak itu tidak akan selamat. Kau tak ingin Lio bersedih bukan? Cari alasan yang tepat ketika Lio bertanya soal aku dan Sam! Bye, tua bangka!

Arxel beranjak dari duduknya lalu memasuki kamarnya, ia lelah.

TBC!
Semoga suka~

Jangan berekspetasi tinggi plishh, takut :(

Setelah ini mungkin akan hadir yang namanya konflik🤤

SAMUDRA ✓Where stories live. Discover now