TUJUH BELAS 1

18.5K 2.2K 57
                                    

≪•◦ HAPPY READING ◦•≫

Vote! Vote! Vote!

Lio menatap sedih Sam yang berjalan menjauh bersama kakak keduanya, setelah tadi siang ia membentak Sam, adiknya itu menjadi sedikit berbeda bahkan menyetujui ajakan kak Axvel untuk tidur bersama.

"Kalo salah minta maaf, bukannya diam aja sayang," Rose mengacak gemas rambut putranya.

Stef pun juga menatap putra bungsunya dengan senyum tipis, ia tak menyangka Sam akan se berpengaruh itu pada hidup putra bungsunya.

Sedangkan Sam, kini ia sudah berada di dalam kamar kakak kedua Lio, Axvel. Bukannya ia tak mau tidur dengan Lio, ia hanya ingin mencoba mendekat pada Axvel.

Toh, tadi Axvel yang mengajaknya untuk tidur bersama.

"Gosok gigi lalu cuci muka, setelah itu ganti baju dengan piyama tidur," Sam menatap Axvel heran, perasaan waktu dirinya tidur dengan Arxel ataupun Lio tak seribet ini.

"Kenapa tidak dengan baju ini saja tuan?" Axvel menggeleng.

"Panggil kakak, aku bukan tuanmu. Cepat cuci muka, piyamanya akan ku taruh di ranjang," ucap Axvel lalu berjalan meninggalkan daerah tempat tidur menuju walk in closet.

Setelah beberapa menit, Sam keluar dari kamar mandi dengan wajah segar. Ia mendekati ranjang untuk mengambil piyama yang telah disiapkan oleh Axvel.

Apa ini? Tidak bisakah di ganti dengan yang lebih lakik? Masa dia cowo, di kasih piyama karakter bebek kuning kaya gini?

"Tu-kak Axvel ini ngga ada yang lain?" Tanya Sam pada Axvel yang mau memasuki kamar mandi.

"Tidak. Cepat sana ganti di ruangan itu, kakak sikat gigi dulu," Sam pun lagi-lagi hanya bisa menurut.

Mereka berdua sibuk dengan kegiatannya masing-masing, hingga setelah beberapa saat mereka sudah saling merebahkan diri di ranjang.

"Kau tidak mau mendekat?" Ucap Axvel yang merasa jengah dengan sang adik? yang berada di ujung ranjang, jauh dari tempat ia merebahkan diri.

Axvel mengkode dengan menepuk pelan ranjang di sisinya, "Cepat kesini sebelum ku tarik kasar," Sam pun mendekati Axvel.

Axvel merengkuh tubuh yang sangat pas di pelukannya itu sembari mengelus rambut Sam lembut.

"Tanganmu masih sakit?"

"Mm, sedikit."

"Tidur."

Sedangkan dikamar lain, Lio tidur dipelukan Arxel dengan keadaan masih sesenggukan. Karena apa? Ya karena dia tidak tidur dengan Sam, Lio ovt di benci oleh adik tercintanya itu.

"Jangan berfikir terlalu keras, sekarang tidur. Kakak yakin Sam tidak akan membencimu," Axel mengelus punggung Lio yang masih bergetar.

"Hikss... hiks.. puk puk...."

|SAMUDRA|

"Ayahhh!" Sam terbangun, ia mimpi buruk tentang ayahnya.

Melihat dinakas baru jam lima pagi, Axvel pun tidak terganggu sama sekali akan teriakan Sam. Karena Axvel itu jika sudah terlelap tak mudah terganggu.

Sam buru-buru turun dari ranjang, ia harus mendatangi sang ayah. Perasaannya tak enak, ia keluar dari kamar.

"Mau kemana?" Sam menatap Arxel yang berada di depannya.

"Pak Arxel? Anterin Sam ke ayah! Sesuatu pasti terjadi sama ayah! Ayo anterin!" Sam menarik tangan Arxel kuat namun Arxel yang tak mengerti justru menyentak nya hingga Sam terjatuh.

"Hiks... jika ngga mau nganterin ngga papa! Hiks.. tapi ngga usah kasar! Hikss..." Sam dengan susah payah berdiri karena tangannya masih sakit jika menjadi tumpuan.

Setelah bisa berdiri, Sam langsung berlari menuruni tangga dengan cepat.

"Sam! Kembali!" Arxel panik, ia telah melakukan kesalahan.

Arxel memasuki kamarnya dan menyambar kunci mobil, kemudian lari menyusul Sam yang sudah sampai bawah.

Arxel lega ketika melihat Sam yang di hadang oleh para bawahannya diteras. Ia memasuki garasi lalu mengendarai mobilnya keluar mendekati Sam di teras depan.

"Ayo masuk ke dalam," ucap Arxel pada Sam yang terlihat kacau.

"Masuk!" Kali ini Sam pun masuk kedalam mobil dan duduk di samping kursi sebelah Arxel.

Diperjalanan tak ada yang memulai untuk bersuara. Sam yang masih sedikit marah pada Arxel, dan Arxel yang gengsi.

Tringgg!

Tringgg!

Ponsel Arxel berdering, ia menepikan mobilnya lalu menatap layar ponselnya dan mengangkat panggilan.

"..."

"Baik saya akan segera kesana," ucap Arxel lalu menatap Sam dengan pandangan sendu.

"Kenapa?" Arxel hanya menggeleng. Arxel kembali melajukan mobilnya.

Sesampainya ditempat tujuan, tanpa kata Arxel langsung menarik Sam agar mengikutinya. Tak ada pembicaraan, dan tibalah mereka di depan sebuah ruangan yang didepannya ada dua polisi yang menjaga.

"Tahanan nomor 35 mengalami drop, sebenarnya kami mau melarikannya ke kerumah sakit namun beliau tidak mau. Dia berpesan hanya ingin bertemu putranya, siapa disini yang bernama Samudra?"

"Sam," ucap Arxel pada Sam yang melamun.

"Silahkan saudara Sam untuk masuk kedalam, untuk anda silahkan tunggu di luar," ucap si polisi.

Sam memasuki ruangan, tidak seperti penjara yang ia bayangkan. Disini justru terlihat seperti kamar, Sam melihat ayahnya terbaring lemas diatas ranjang didepan sana, ia mendekat.

"Ayah?" Alan yang melihat kedatangan Sam pun tersenyum.

"Anak ayah," ucap Alan pelan sembari mengelus pipi Sam dengan tangan satunya yang tak di borgol.

"Hiks..." Sam tentu saja menangis, apakah yang ia mimpikan akan terjadi?

"Anak ayah ngga boleh sedih, ayah hanya ingin mengatakan sesuatu sebelum ayah benar-benar tak bisa mengatakannya," Alan tersenyum menatap putranya.

"Hiks.. ayah ngga boleh ngomong gitu hiks..."

"Terimakasih telah menjaga tubuh putraku, di mimpi ayah Samudra berpesan jangan pernah merasa bersalah bila kamu mendapatkan kebahagiaan di kehidupan ini, semua itu milikmu. Kamu jangan sedih, setelah ini ayah ngga bisa lagi marah-marah sama kamu, maaf ayah ngga bilang bahwa ayah sakit bahkan hidup ayah ngga akan lama lagi.

Ayah sayang sama kamu Sam, maaf untuk rasa sakit selama kamu menempati tubuh putraku, ayah akan menyusul Samudra, selamat... ting...gal..." Sam menggeleng ia tak ingin ini terjadi, ia memeluk tubuh Alan yang masih hangat sembari menangis tersedu-sedu.

Persetan dengan Alan yang tau bahwa dia bukan anaknya, namun di kehidupan ini Sam benar-benar menyayangi Alan sebagaimana ia menyayangi Arta, sang ayah di kehidupan sebelumnya.

"Ayah! Ayah bangun! Hiks... Sam belum bilang maafin ayah, ayah bangun! Samudra.... tolong jangan ambil ayah! Hiks... AYAHHHHH!"


TBC!
Bye Alan!
Maaf jika aneh, ini bela-belain ngetik padahal lagi pusing banget.
Semoga suka, luv!

SAMUDRA ✓Where stories live. Discover now