06: Cerita

1.6K 96 35
                                    

YOU POV

"Bagaimana? Bukankah kalian saling mengenal, tak usah malu, gunakan waktu sekamar kalian dengan baik-" ucapan master itu langsung aku sela.

"Apa yang kau inginkan, master!!" tanyaku dengan wajah yang masih terasa panas, apalagi setelah melihat sikap gugup Doyoung yang begitu terlihat jelas. Degup jantungku? Tak usah ditanya, sudah pasti bekerja di atas batas normal. Rasanya, aneh dan menegangkan, bercampur gugup tentunya, sama seperti yang kak Doyoung rasakan saat ini. Dapat kulihat dengan jelas wajah lelaki itu yang merona saat berjalan tak tentu arah di tengah ruangan.

"Cium Y/n lagi, jika kau ingin, Doyoung. Tak usah malu-malu!!" emang master sialan!

Doyoung pun terdiam di tengah ruangan sambil memandang ke arah kamera, "Ini bukan perintah kan?" tanya Doyoung yang langsung master jawab dengan, "Perintah!! kau senang akhirnya mendapatkan dari perhatian Y/n, Kim Doyoung? Saya mengetahui segala yang kalian lakukan, termasuk usahamu untuk mendapatkan perhatiannya! Bukankah kau harusnya berterima kasih pada saya??" ungkap master sukses membuatku memandang ke arah kak Doyoung yang mematung di tengah ruangan. Ia menatap tajam ke arah kamera CCTV yang berada di ujung ruangan sebelum menyadari perhatian yang aku berikan. Lelaki itu hanya diam lalu menundukkan kepalanya seolah menahan rasa malu yang teramat sangat.

"Lakukan sekarang! Jika kau tak ingin saya berikan hukuman seperti tadi lagi!!" perintah master begitu menggelegar hingga memenuhi seisi kamar ini. Kak Doyoung rapikan baju tidurnya yang telah dalam keadaan rapi, sempat ia menghembuskan napas gugup sebeum berjalan penuh keraguan menghampiriku. Aku beri ia ruang untuk duduk di pinggiran kasur ini, tanganku bergerak mengangkat wajah tampan kak Doyoung agar tatapan kami bertemu. Aku berikan senyuman untuknya lalu mengelus pipinya dengan jemari tanganku. Kak Doyoung tak bisa berlama-lama menatap mataku yang membuat lelaki itu terlihat sangat menggemaskan.

"Kak, ayo kita lakukan perintah master!" ajakku begitu berani, padahal jika bukan karena ancaman yang master berikan, aku tak akan melakukan ini bersama lelaki lain selain kekasihku. Aku telan ludahku dengan susah saat kak Doyoung akhirnya berani menatap mataku lagi, lelaki itu hanya diam hingga ku beranikan diri untuk mendekat ke arahnya. Aku tangkup dengan perlahan wajah mungil kak Doyoung menggunakan tangan kananku lalu menyatukan bibir kami dengan perlahan. Dapat ku rasakan bibir kak Doyoung yang perlahan bergerak melumat bibirku, sangat lembut dan terkesan seolah ingin membuatku nyaman saat berada di dekatnya. Perlahan tapi pasti, kak Doyoung ubah posisi duduknya menjadi lebih dekat denganku seiring kedua tangannya menangkup wajahku. Aku pikir, kak Doyoung akan menolaknya dan hanya akan menciumku sesaat sebagai penyelesaian dari perintah master itu saja. Namun, lama kelamaan, malah dia yang merasa semakin nyaman berada di dekatku. Terus melumat bibir atas dan bawahku secara bergantian, mengajakku bermain lidah hingga mengemut bibir bawahku cukup lama.

Perlahan tapi pasti, lelaki itu baringkan tubuhku di atas kasur dengan tetap mencium bibirku lembut. Tak ada kesan kasar ataupun menakutkan yang aku dapatkan darinya, bahkan saat kak Doyoung melepaskan ciuman kami untuk menyatukan dahi dan saling bertukar tatapan, lelaki itu tersenyum manis lalu berbisik, "Kakak tidak menyakitimu, kan?" terlihat kekhawatiran di wajahnya saat ia berusaha nyamankan posisi tubuh kami saat ini. Doyoung tumpu tubuhnya menggunakan sebelah tangan dan tubuh bagian kanan saat menindih tubuhku di atas kasur ini. Aku ulaskan senyuman untuknya lalu menjawab, "Tidak kak".

Tatapan Doyoung kembali tertuju pada bibirku, "Bolehkah kakak melanjutkannya?" tanya lelaki itu, berniat mencium bibirku lagi dengan menangkup wajahku menggunakan sebelah tangannya. Aku bawa kedua tanganku untuk melingkar di leher lelaki itu, sambil memainkan surai Doyoung yang terasa sangat halus. Kami mulai tenggelam dalam perasaan aneh namun bahagia dengan saling melumat bibir masing-masing hingga ku dengar suara pintu yang terbuka dengan tiba-tiba,

NEORUM Where stories live. Discover now