07: Rutinitas Baru

1.9K 100 48
                                    

YOU POV

Keesokan harinya..

Aku pandangi pantulan diriku pada cermin di hadapanku. Ada begitu banyak kissmark yang tercipta di leher hingga dadaku. Padahal, aku tak pernah mengizinkan Xiaojun mengukir tanda tersebut di tubuhku sebelumnya, terutama bagian leher hingga tengkuk karena aku tak ingin orang lain mengetahui apa yang aku lakukan bersamanya.

Sekarang, aku harus menutupi bekas yang seharusnya Xiaojun ukir di tubuhku menggunakan foundation yang ia belikan. Aku tak bisa menolak, bahkan memaksa mereka untuk berhenti menyentuh tubuhku, apalagi sampai meninggalkan bekas yang susah sekali hilang seperti ini. Yang bisa aku lakukan saat itu, hanyalah memohon kepada tuhan agar menyadarkan master selaku dalang dari semua kesengsaraan ini, hingga ku rasa tubuhku tak kuat lagi.

Aku kehilangan kesadaran diri berkat double penetration yang Taeyong dan Johnny berikan. Rasa sakit, tak berharga, kesedihan hingga amarah begitu memenuhiku, namun tak ada yang bisa aku lakukan selain menangis sambil terus menutupi bekas itu menggunakan foundation. Sangat tebal, bahkan sampai membuat warna kulitku terlihat berbeda dari sebelumnya.

Terus aku timpa foundation untuk menutupi bekas kemerahan yang mereka buat, bahkan ada beberapa titik yang terlihat membiru dan sangat sulit untuk ditutupi hanya menggunakan foundation milikku. Semakin aku oleskan foundation tersebut di kulit leherku, semakin membuat tangisanku semakin menjadi-jadi.

"Bugh!!" bahkan tanpa sadar, aku pukul beauty blender itu ke bekas kemerahan yang tercipta di leherku. Terus memukul sampai isakan ku terdengar memenuhi kamar mandi ini. Aku buang beaty blender di tanganku, kemudian beralih memukul kepalaku sendiri begitu kuat. Aku berteriak histeris guna mengekspresikan kesedihan yang aku rasakan, hingga  ada seorang laki-laki yang berusaha menahan kedua tanganku untuk tidak menyakiti diriku sendiri. Lelaki itu terus memanggil namaku dan berusaha membuatku sadar dari kesedihan yang aku rasakan dengan menangkup wajahku. Tatapan kami bertemu, tergambar kekhawatiran di matanya yang membuatku perlahan tersadar dari amukan yang aku lakukan. Aku tak pernah mendapatkan tatapan seperti ini sebelumnya, bahkan saat bersama Xiaojun dan aku berada dalam fase seperti ini, lelaki itu malah tersenyum seolah menyukai diriku yang menyakiti diri sendiri.

Lelaki itu bawa tubuhku ke dalam pelukannya, ia elus belakang kepalaku dengan lembut seraya berkata, "Tak apa menangis, tapi jangan lukai dirimu sendiri." ujar lelaki bernama Jaehyun itu perlahan membuat diriku tenang berkat pelukannya yang terasa hangat. Aku tarik napas panjang lalu mengeluarkannya dengan kasar, bibirku bergetar saat ku merasa Jaehyun semakin memelukku erat dengan degup jantung yang begitu cepat. Padahal, aku tak pernah berbicara dengannya. Walau kami berada di kelas yang sama, aku tetap tak memiliki interaksi apapun dengan lelaki itu sampai kami terjebak dalam lingkungan ini bersama.

Setelah merasa diriku lumayan tenang, Jaehyun lepaskan pelukan kami untuk menyeka air mata yang mengalir membasahi wajahku. Matanya berkaca-kaca dan kekhawatiran masih tergambar saat lelaki itu berkata, "Maaf, aku terlalu lancang memelukmu, tapi hanya itu yang dapat aku lakukan untuk menyadarkanmu." ucap lelaki itu yang langsung aku jawab dengan anggukan kepala. Jaehyun ambil beauty blender yang terjatuh ke lantai lalu memberikannya padaku.

"Terima kasih, Jaehyun. Maaf, aku terkadang memang tak bisa mengendalikan diriku sendiri." jelasku, tentu berharap membuat lelaki itu mengerti akan keadaanku. Namun dengan tidak merasa bersalah sedikitpun, Master berkata, "Kau punya rutinitas baru setiap paginya, Y/n." ucapan master itu hanya aku jawab dengan hembusan napas kasar. Sementara Jaehyun, masih berdiri memperhatikanku dalam diam.

"Kau harus memberi morning kiss pada semua anggota NEORUM agar membuat hubungan kalian semakin dekat!!" sungguh, andai saja master berada di sekitarku, mungkin sudah ku dorong kepalanya sampai membentur ubi kamar mandi ini. Sialan!! Kenapa perintahnya tak ada yang menguntungkan ku sih?!!

Mendengar perintah itu, Jaehyun juga menatap kesal ke arah kamera sebagai respon ketidaksukaannya.

"Yang pertama adalah Jaehyun! Berikan morning kiss untuknya!" perintah master yang entah mengapa sukses membuat jantungku berdegup sangat kencang. Aku telan ludahnya dengan susah lalu bertukar tatapan dengan lelaki itu. Jaehyun terlihat gugup sampai mengusap tengkuknya sendiri dengan telinga yang berubah warna menjadi kemerahan. Aku gigit bibir bawahku sebelum berkata, "Jaehyun, maaf-".

"Tak apa." jawab lelaki itu malah semakin membuatku gugup. Aku rasa, aku memang harus beradaptasi dengan mereka semua, terutama anggota lain yang belum aku kenal dekat. Aku pejamkan mata, sambil mendekat ke arah Jaehyun. Dengan ragu, aku letakkan tanganku di pundak Jaehyun lalu berjinjit guna melayangkan ciuman ke pipinya. Setelah itu, aku tundukkan kepalaku karena merasa begitu malu dengan situasi canggung ini.

"Bukan di pipi, tapi di bibir!" protes Master membuatku kesal. Aku tatap Jaehyun di hadapanku, satu yang aku sadari dari lelaki itu, wajah dan telinganya berubah menjadi sangat merah seperti menahan sesuatu, bahkan senyuman terukir tipis di wajahnya yang membuatku akhirnya berani menjalankan perintah master tersebut.

Aku beranikan diri menangkup wajah Jaehyun menggunakan sebelah tanganku, lalu aku berjinjit dan melayangkan satu kecupan singkat tepat di bibir lelaki itu. Jaehyun terlihat terkejut, namun ia tak bisa menutupi senyuman di wajahnya sendiri. Keheningan canggung menyelimuti kami, berusaha aku lanjutkan kegiatan menutupi kissmark di tubuhku menggunakan foundation, sebelum seorang lelaki memasuki kamar mandi ini dengan tergesa-gesa seolah takut terjadi hal buruk pada kami berdua.

"Y/n-ah, kau baik-baik saja?" tanya kak Doyoung begitu khawatir sampai menangkup wajahku menggunakan kedua tangannya. Senyuman perlahan terukir di wajahku, tanpa diminta pun aku layangkan sebuah kecupan manis di bibir lelaki itu yang mampu membuat Doyoung terdiam dipenuhi rasa terkejut. Tercipta rona kemerahan di wajah lelaki itu yang membuat lelaki sebelumnya hadir dalam kamar mandi ini langsung meninggalkan kami berdua. Dibantingnya pintu kamar mandi yang menandakan tidak baiknya suasana hati lelaki itu. Sama seperti respon ketakutan yang Doyoung berikan, terlihat seperti kalang kabut setelah melihat temannya itu keluar dalam kondisi hati yang buruk.

"Master menyuruhku memberikan morning kiss ke semua anggota NEORUM." jelasku yang sukses memecah tawa canggung dari Doyoung. Walau kecanggungan masih menyelimuti kami berdua, tangan lelaki itu malah melingkar di pinggangku yang membawa tubuhku semakin mendekat padanya. Doyoung peluk tubuhku seraya mengusap punggungku dengan lembut, ia berikan afirmasi dan kata-kata baik untukku di pagi hari yang membuatku bisa menerima banyak hal secara perlahan. Namun tidak dengan kehadiran lelaki asing lain dalam lingkungan ini, lalu aku harus memberikan mereka satu-satu morning kiss?

Okay, untuk Johnny dan Taeyong mungkin akan mudah untukku memberikan ciuman, apalagi setelah permainan panjang yang kami lalui bersama. Tapi, untuk lelaki bersurai cokelat yang tak lain bernama Yuta? Aku bahkan baru melihatnya saat dirumah ini, ditambah lagi wajahnya yang sangat sangar dan terkesan dingin plus galak? Hanya rasa canggung dan takut yang aku dapat, disaat semua orang menungguku memberikan ciuman untuknya. Lelaki itu hanya melipat tangan di depan dada seraya menatapku dengan tatapan tajam.

Jantungku berdegup sangat kencang, aku  berusaha mencairkan suasana di antara kami dengan mengatakan, "Cuaca hari ini cerah ya kak, ih! Ada lalat yang hinggap di situ!" tunjuk ku langsung teralihkan oleh lalat yang hinggap di pintu kulkas. Para lelaki yang menungguku di meja makan pun tertawa yang membuatku bingung dan tanpa sadar memberikan senyuman canggung untuk Yuta.

Tanpa aba-aba, lelaki bernama Yuta itu mendekat ke arahku, ia tangkup wajahku lalu memberikan kecupan tepat di bibirku yang sukses membuatku mematung. Sungguh agresif, bahkan setelah ia berikan ciuman untukku, ia langsung pergi meninggalkan area dapur untuk, "Yong, ayo!!" ajak lelaki itu seperti tidak melakukan apapun padaku. Oh tuhan, aku semakin takut padanya.

TBC

NEORUM Donde viven las historias. Descúbrelo ahora