[S2] 02: Isi Hati Doyoung

106 14 19
                                    

YOU POV

"Mau sampai kapan kau menciptakan kecanggungan ini, Y/n?" tanya Kak Doyoung dengan suara yang pelan namun penuh intimidasi yang mampu membuatku ketakutan sendiri. Jantungku berdegup sangat kencang saat kak Doyoung ubah posisi berdiri kami menjadi menghimpit tubuhku pada dinding pesawat. Ukuran toilet ini sangatlah kecil yang membuat tubuh kami tak bisa leluasa bergerak.

Aku tundukkan kepalaku, tanpa sadar mengigit bibir bawahku saking merasa takutnya berhadapan langsung dengan kak Doyoung. Aku tahu benar, ia marah dan kesal padaku. Apalagi saat ku beranikan diri menatap matanya setelah Doyoung angkat wajahku menggunakan sebelah tangannya.

"Aku tak merasa melakukan itu. Permisi kak, aku sudah selesai dan ingin keluar dari sini" bisikku juga sambil berusaha mendorong tubuh Doyoung yang menghimpit tubuhku saking salah tingkahnya. Doyoung yang sadar atas kegugupanku pun kembali melayangkan pertanyaan padaku, "Kamu yakin ingin berpartisipasi dalam acara fanmeeting itu?". Sepertinya lelaki itu ragu dengan keputusan yang aku ambil.

Tanpa sadar aku tertawa canggung sambil terus berusaha mengalihkan pandangan ke arah lain. "Serius! Emang kenapa kak? Fanmeeting itu juga menghasilkan banyak uang dan aku bisa bertemu dengan penggemarku dari negara tersebut." jawabku. Memancing Doyoung angkat lagi wajahku agar tatapan kami bertemu, namun aku tak kuat menatap atensi penuh amarah lelaki itu.

Doyoung hanya terus menatapku, seolah tak percaya dengan jawabanku barusan mengenai persetujuanku melakukan fanmeeting di negara Jepang. Aku yang merasa tak nyaman dengan keberadaan lelaki ini pun berusaha kembali mendorong tubuhnya agar menyingkir. Tanganku bahkan sudah bersiap membuka kunci pintu kamar mandi ini. "Menyingkir kak, aku mau keluar!" pintaku, tanpa sadar menaikkan nada bicaraku.

Membuat Doyoung semakin menaruh kesal padaku hingga nekat menahan kedua tanganku di samping tubuhku. Doyoung berbicara tepat di telinga kananku sambil terus menghimpit tubuhku pada dinding toilet pesawat ini. "Begini kah caramu memperlakukan aku setelah membujukku sedemikian rupa?!" tanya Doyoung dengan suara yang pelan dan berat. Aku yang bingung atas ucapannya pun bertanya, "Maksudnya kak?" dengan suara yang semakin pelan seiring ku beranikan diri menatap mata Doyoung lagi.

"Setelah memasuki kamarku tanpa izin, membujukku agar bertahan di lingkungan ini, lalu menghancurkan seluruh barang-barangku! Dengan tanpa merasa bersalah kau bersikap seperti ini padaku?" jelas Doyoung dengan tubuh yang bergetar saking merasa kesalnya. Aku tanpa sadar memejamkan mata sambil menjawab dengan terbata-bata, "Bu-bukan begitu maksudku kak.." oh tuhan, aku takut sekali dengan amarah lelaki ini. Aku tahu ia tidak akan mengasari ku seperti yang teman-temannya lakukan padaku, tapi tetap saja aku merasa sangat takut pada lelaki ini.

Doyoung angkat wajahku agar menatap matanya dengan cara mencengkram daguku kuat, "Kau mengabaikan ku, bersikap seolah aku tak ada dan bukan merupakan bagian dari NEORUM. Kau bahkan tak nyaman berada di sisiku, terlihat dari gesture-mu yang salah tingkah. Kau pasti tak merasa bersalah atas kejadian kemarin kan?" pertanyaan Doyoung itu rasanya ingin memecah tangisanku. Namun, berusaha aku kuatkan diri menghadapi lelaki ini,

"Kak Doyoung, maafkan aku. Sungguh, aku tak ada niatan sedikitpun ingin menghancurkan barang kakak, aku akan menggan-" belum selesai aku berbicara, Doyoung semakin meremas wajahku yang sukses memecah tangisanku penuh rasa bersalah, "Bukan itu inti permasalahannya Y/n, tapi sikapmu itu yang menempatkan ku pada situasi yang tak enak. Kau hanya meminta maaf sekali di depan semua orang, kau sama sekali tak membujuk atau berkomunikasi denganku setelahnya! Kau yang pertama mengambil jarak, apa kau sadar atas kesalahanmu tersebut?!" tanya Doyoung lagi sedikit meninggikan nada bicaranya.

Sebenarnya, bisa saja aku membela diri karena lelaki itu pasti sadar atas sikap posesif yang Jaehyun tunjukkan padaku secara terang-terangan. Bukan hanya dirinya, aku bahkan tak bisa berinteraksi dengan anggota lain di lingkungan ini, termasuk Winwin yang telah resmi bergabung dalam lingkungan NEORUM.

NEORUM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang