53: Kesempatan

618 51 15
                                    

YOU POV

Atensiku memejam saat Taeyong mainkan lidahnya di benjolan penuh syaraf milikku, sesekali lelaki itu melirik ke arahku yang tak bisa lagi menutupi ekspresi wajah penuh kenikmatan dan desahan yang terdengar begitu keras. Tak peduli walau sebenarnya situasi saat ini tak cocok untuk kegiatan nikmat seperti ini, namun bukankah lingkungan ini bernama NEORUM. Seks adalah hal yang paling utama di lingkungan ini dan aku mulai menyukai kegiatan tersebut. Entahlah, aku juga tak mengerti kenapa diriku semakin binal setelah bergabung dalam lingkungan ini. Yang jelas, aku menyukai semua lawan mainku dalam lingkungan NEORUM ini, terutama milik mereka yang selalu membuatku puas. Akan aku kerahkan pula seluruh kemampuanku agar mereka puas denganku.

"Nghhhh oppahhhh, shithhhh" aku terbiasa mengumpat pelan saat merasakan nikmat yang begitu hebat. Sementara lelaki bersurai cokelat ini sepertinya tak menyukai kebiasaanku tersebut, terbukti dari ekspresi wajah Taeyong setelah menghentikan manjaannya secara sepihak. Lelaki itu bangkit untuk menindih tubuhku kembali lalu melayangkan satu tamparan pelan ke wajahku. Membuatku tertawa tanpa sadar, "Oppa tak suka kau mengumpat seperti itu saat bermain dengan oppa!" ujar Taeyong tanpa menganggurkan selangkanganku begitu saja. Ia ganti lidahnya menggunakan dua jarinya yang telah ia masukkan ke dalam vaginaku, sementara ibu jari lelaki itu yang sesekali tergerak mengelus klitorisku.

Sekujur tubuhku menegang hebat saat lelaki itu gerakkan dua jarinya mengoyak tubuhku. Aku mendesah semakin keras, kini dengan tatapan memohon meminta lelaki itu untuk menghentikkan mainan tangannya. Bagaimana tidak, kukunya lumayan panjang yang membuatku sedikit tak nyaman saat Taeyong manjakan aku menggunakan jemarinya. "Oppa, maafkann nghhh akuhh.." sengaja aku meminta maaf karena aku tahu hanya itu yang Taeyong inginkan saat ini. Lelaki itu tatap mataku tajam dengan mata bobanya itu. "Kau harus ingat itu, kau harus menjadi gadis baik-baik di hadapanku, kau mengerti?" tanya Taeyong yang langsung aku jawab patuh dengan anggukan kepala. Sukses membuat lelaki itu mengulaskan senyuman di wajah tampannya.

Sadar aku yang tak menikmati manjaan jemarinya membuat lelaki itu menghentikan kegiatannya dan beralih menuntun kedua kakiku naik dan terbuka untuknya. Taeyong tuntun aku tahan kedua kakiku menggunakan tanganku, setelah itu Taeyong berikan satu bantal tambahan sebagai sandaran untukku. Posisiku saat ini sudah sangat nyaman untuk kami melalui kegiatan seks yang panjang, namun belum sempat Taeyong oppa satukan tubuh kami berdua. Ketukan pintu terdengar dari luar kamar ini, Taeyong berusaha tak memperdulikannya dengan menangkup wajahku untuk menyatukan bibir kami berdua. Lelaki itu satukan tubuh kami dengan perlahan seiring panggilan seseorang terdengar dari arah luar, "Yak! Ini bukan waktu yang tepat, hyung!" kami mengenal dengan jelas pemilik suara itu yang merupakan master utama di lingkungan ini bernama Jungwoo.

"Biarkan saja, tak usah pedulikan, okay?" pinta Taeyong yang langsung aku turuti dengan anggukan kepala. Aku tangkup wajah lelaki itu saat merasakan tubuh lelaki itu menyatu dengan perlahan di tubuhku. Terasa sesak dan penuh, milik Taeyong tak kalah luar baida dari milik teman-temannya dalam lingkungan ini. Jika bisa aku urutkan, pemenang kejantanan yang mampu membuatku merasa terpuaskan mulai dari Jaehyun, Doyoung, Johnny, Jungwoo dan Taeyong. Ya, walaupun lelaki ini berada di urutan terakhir tapi kejantanannya juga tak bisa dikatakan kecil maupun biasa saja. Taeyong sangat nikmat, apalagi saat ku tatap wajah tampannya itu.

"Nghhhh, kenapa kau sempit sekali Y/n?" tanya Taeyong yang hanya ku jawab dengan kekehan pelan. Aku usap wajah tampan Taeyong dan berhenti di bekas luka berbentuk mawar yang berada di samping mata indahnya. Bahkan dengan bekas luka ini, wajah Taeyong tetap terlihat tidak nyata yang membuatku sempat berpikir, apakah lelaki ini melakukan operasi plastik? Tapi, apa mungkin seorang anak yang besar di panti asuhan melakukan hal tersebut untuk memperindah tubuhnya? Itu tak mungkin terjadi!

"Nghhh oppaahh" desahku berusaha sekuat mungkin untuk tidak mengumpat saat bersama lelaki itu. Hentakan tubuh Taeyong mulai lelaki itu ubah, yang semula terkesan terburu-buru untuk sampai atas pelepasannya. Kini berganti seolah sangat menikmati tubuhku. Ia hentakkan tubuhnya dalam, sesekali berhenti untuk melemparkan godaan manis untukku. Walaupun terkadang aku tak bisa mengerti maksud ucapan Taeyong dengan mudah, aku tetap menyukai visualnya yang luar biasa. Itulah sebabnya aku beranikan diri memberikan pujian yang tulus untuk pertama kalinya pada lelaki itu, "Oppa sangat tampan dan nikmat!" sukses mengembangkan senyuman di wajah Taeyong seiring ku rasakan leher lelaki itu yang mulai memerah.

Aku pejamkan mataku saat berulang kali Taeyong tekan titik ternikmat di tubuhku, "Oppahh disituuu, nghhh! Nikmat sekali!" racauku terdengar begitu menyukai hentakan tubuh Taeyong. Taeyong yang berhasil mencapai titik ternikmat di tubuhku berulang kali pun mulai mempercepat hentakan tubuhnya, tanpa menimbulkan kesan terburu-buru karena aku tahu lelaki itu tak akan cukup dengan satu pelepasan.

Aku pun berusaha mengimbangi Taeyong yang kembali menunjukkan jati dirinya sebagai lelaki baik-baik. Seolah ia tak ingin menempatkan aku pada perasaan terlecehkan, lelaki itu berkata, "Vanilla sex juga terasa nikmat bukan? Kau tak perlu mendapat pukulan atau tamparan dari lawan mainmu terus ketika bercinta." secara tak langsung menyadarkan aku dari pikiran tersesatku selama ini. Aku tertawa pelan seiring ku bawa wajahku mengecup bibir tipis Taeyong, "Kau benar oppanghh" ucapku dengan desahan yang tak henti mewarnai kegiatan kami.

Taeyong hentikan hentakan tubuhnya lalu memintaku bertukar posisi menjadi aku yang diatas lelaki itu, sengaja aku singkirkan helaian suraiku ke belakang sembari menatap Taeyong penuh godaan. Aku remas kedua payudaraku saat mulai ku tunjukkan keahlianku menghentakkan tubuhku dari atas tubub Taeyong. Jika dipikir-pikir kami memiliki latar belakang yang sama yaitu seorang dancer sehingga kami pasti memiliki tenaga yang sama besarnya pula. Terbukti saat tubuhku seolah tak bisa berhenti menghentakkan pinggulku saat ku temukan posisi yang terasa begitu nikmat. Sengaja aku posisikan wajahku di samping wajah tampan Taeyong, sementara lelaki itu terus memukul bokong, sesekali ia remas pinggulku saat hentakan tubuhku terasa begitu nikmat baginya.

"Nghhhh! Kau hebat sekali Y/n! Terus seperti ini sayang, oppa hampir sampai!" desah Taeyong begitu kencang seiring ku rasakan tubuhku yang bergetar hebat pula. Saking hebatnya milik Taeyong yang mampu menyentuh titik terdalamku, sampai membuat kami sampai secara bersamaan setelah cukup lama melakukan intercourse. Aku tanpa sadar tertawa lalu bangkit guna memperhatikan ekspresi di wajah Taeyong yang terlihat begitu puas dengan kegiatan kami.

Dia puas bukan berarti ia ingin berhenti. Terus Taeyong berikan godaan manis untukku, namun tangannya terus menggodaku dengan mencubit kedua putingku lumayan keras hingga kembali menyatukan tubuh kami secara diam-diam. Berusaha Taeyong bujuk aku untuk pelepasan selanjutnya dan dengan senang hati aku menuruti pintanya. Untuk sesaat aku mampu melupakan seluruh masalahku, yang aku inginkan hanya saat kenikmatan yang memenuhiku saat Taeyong berhasil menyentuh titik nikmat di tubuhku berulang kali. Aku rasa, aku memang sudah gila dan lepas kendali.

TBC

AN: GUYS GIMANA PENDAPAT KALIAN TENTANG Y/N YANG BARU? MAKIN BINAL DAN MASOKIS INI.

NEORUM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang