10: Pendekatan

1.2K 100 36
                                    

YOU POV

"Apa kau memintaku menemanimu hanya untuk berbicara dengan selimut ini?" tanya Jaehyun, entah mengapa terdengar lucu bagiku. Ya, seperti inilah suasana hatiku, dapat berubah sangat cepat dan ekstrim tanpa aku ketahui penyebab pastinya.

Aku yang tak enak setelah mendapat ucapan seperti itu pun membuka selimut yang menutupi wajahku lalu mengatakan, "Sejujurnya aku tak punya topik untuk dibicarakan saat ini." sukses memecah tawa lelaki itu sambil tak henti memandang ke arahku.

Jaehyun usap tengkuk bagian belakangnya lalu menjawab, "Kamu benar. Kita tidak terlalu akrab. Bagaimana jika kita mengakrabkan diri mulai hari ini?" tawar Jaehyun begitu ramah. Jauh dari kesan dingin yang selama ini melekat padanya, itulah sebabnya aku lebih memilih ditemani lelaki itu ketimbang Johnny, karena semenjak Jaehyun berusaha menenangkan ku tadi pagi, aku merasa dapat membangun chemistry dengannya.

Aku perhatikan Jaehyun yang mulai memperkenalkan dirinya terlebih dahulu. "Dimulai dari aku dulu ya. Aku Jung Jaehyun, aku menyukai lagu dari band luar negeri salah satunya Cigarette after sex dan aku anak tunggal di keluargaku." ujar lelaki itu yang langsung aku jawab dengan uluran tangan padanya, seolah mengajaknya berjabat tangan. Dengan ramah aku memperkenalkan diri, "Aku Cho Y/n, anak pertama dari dua bersaudara, adikku masih menempuh sekolah menengah atas dan setelah lulus aku berencana mengajaknya tinggal bersamaku, tapi aku malah berakhir disini bersama kalian." tentu perkenalan dariku akan merembet pada hal lain yang seharusnya tidak aku ungkit di sesi perkenalan canggung tersebut.

Jaehyun tertawa pelan sambil memperhatikan tangan kami yang masih saling menggenggam, "Anak pertama, pasti memiliki beban yang berat ya? Ada yang bilang, anak pertama adalah uji coba orang tuanya, karena belum menemukan gaya mendidik yang tepat, terkadang mereka memperlakukan anak pertama lebih keras dari anaknya yang lain. Aku rasa kau juga mendapat tekanan yang luar biasa sebagai anak pertama, bukan? Ah! Apa aku kelewatan?" tanya Jaehyun akhirnya mau melepaskan genggaman tangan kami lalu menggaruk rambut bagian belakangnya pertanda tak enak atas ucapannya barusan.

Aku hembuskan napas kasar lalu menjawab, "Apakah sudah terlihat dari raut wajahku saja?" tanyaku malah menciptakan suasana tak enak antara kami. Jaehyun tersenyum manis lalu bertanya "Ngomong-ngomong, mata kuliah apa yang kau sukai? Siapa dosen favoritmu?" untuk mengalihkan pembicaraan kami sebelumnya. Ia tahu, aku merasa tak nyaman atas pembicaraan tersebut. Aku terdiam sebentar guna berpikir, "Tidak ada, aku juga tak memiliki dosen favorit yang aku suka". Aku yakin setelah ini pasti Jaehyun menganggap ku sebagai orang yang tidak seru.

"Kalau aku suka manajemen bisnis, tau pak Lee Jun Hyung? Dia adalah dosen pengampu favoritku." jelas Jaehyun perlahan mulai membangkitkan suasana di antara kami berdua, "Pak Jun Hyung, dosen yang suka memberikan kuis dadakan itu kan?" tanyaku yang langsung dijawab Jaehyun begitu antusias sambil menganggukan kepalanya.

"Benar. Bapak ituu unpredictable. Aku juga sering spot jantung dibuatnya. Tapi karena orang itu, akhirnya kita sekelas dan aku akhirnya bisa mengenalmu. Apa kau ingat pernah meminjamkan catatanmu ketika aku tertinggal beberapa materi? Walau kita tidak dekat saat itu, tapi kau mau berbaik hati meminjamkan catatanmu untukku. Beberapa wanita pasti dengan mudah meminjamkan catatan miliknya dan berusaha mengakrabkan diri denganku, tapi kamu berbeda. Kau tidak peduli dengan sekitarmu. Mungkin itulah daya tarikmu." ucap Jaehyun tanpa sadar menatap netra cokelat milik lelaki itu. Berusaha mengingat berbagai kejadian yang telah kami lalu bersama, tak hanya sampai disitu kan?

"Kalau tidak salah, kita pernah satu kelompok PKKMB (Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru) yang sama ya?" tanyaku semakin membuat lelaki itu antusias dengan menjawab, "Iya, kita kelompok terakhir dan hanya kamu wanita yang tersisa diantara lima laki-laki. Kau mengerjakan semuanya sendiri disaat anggota lain tak peduli dengan tugas yang diberikan. Kau juga berdiri sendirian di barisan saat tak ada yang hapal mars universitas dan berakhir dihukum di depan barisan. Kau hebat!" puji Jaehyun yang entah mengapa membuat wajahku terasa panas. Aku tertawa pelan saat ia tiba-tiba menunjuk sisi kasur di sebelahku, "Bolehkah aku berbaring disitu?" yang langsung aku jawab dengan anggukan kepala.

NEORUM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang