[S2] 01: Penerbangan

52 10 2
                                    

YOU POV

"Sebutkan siapa yang mampu membuatmu pelepasan bahkan sebelum digerakkan!" pinta lelaki itu semakin membuatku malu. Aku pukul lengannya lalu memeluk tubuh Jaehyun saat rombongan kami berhenti di depan sebuah toko yang menjual makanan, "Jaehyun daddy.." jawabku dalam pelukan lelaki itu. Membuat Jaehyun semakin tertawa lepas sambil mengelus belakang kepalaku dengan lembut.

Sungguh, mengingat kejadian itu mampu membuat kupu-kupu berterbangan dalam perut hingga dadaku. Lelaki ini luar biasa dan tidak akan aku sia-siakan dirinya menjadi kunci atas lingkungan ini begitu saja.

Setelah puas menutupi wajah memerah ku, aku lepaskan pelukan kami yang memancing Jaehyun mengangkat wajahku agar tatapan kami bertemu. Tubuh Jaehyun sangat tinggi yang membuatnya harus sedikit menunduk saat ingin mencium bibirku di tengah keramaian.

Aku pikir hanya sebuah kecupan, namun lelaki itu malah menangkup wajahku seolah ingin memperpanjang pangutan bibir kami sebelum ku dengar panggilan dari seorang wanita yang tak lain adalah ibu Johnny.

Setelah memastikan kami melewati bagian imigrasi dengan lancar, bapak dan ibu Johnny pergi meninggalkan lounge untuk berbelanja beberapa barang.

Mereka akan berangkat ke New York untuk memantau proses pengerjaan rumah kami, sementara kami menghabiskan beberapa minggu terlebih dahulu untuk berlibur di Jepang.

"Jaehyun!" Ibu Johnny hampiri kami lalu memukul lengan Jaehyun pelan untuk mengingatkan lelaki itu.

"Ingat, kalian belum keluar dari Korea! Kalian masih menjadi pusat perhatian di bandara ini!" ungkap ibu Johnny akhirnya membuatku tersadar atas kenyataan tersebut. Aku menoleh dan mendapati banyak sekali orang yang mengambil gambar kami melalui handphone mereka. Bukannya merasa malu, Jaehyun malah semakin mengeratkan pelukannya di tubuhku seraya tersenyum manis.

"Biarkan saja tante, aku suka mendapat perhatian lebih!" jawab Jaehyun begitu santai, membuatku tertawa pelan. Ibu Johnny yang mendapat jawaban tersebut pun hanya bisa ikut tertawa sambil memukul lengan Jaehyun untuk kesekian kalinya.

Ibu Johnny ajak aku menghampiri bapak Johnny yang tengah membawa sebuah bingkisan. "Ini untukmu Y/n!" ibu Johnny berikan aku bingkisan tersebut yang membuat Johnny langsung menghampiri kami dan mengutarakan isi hatinya, "Kok Y/n aja yang dikasih bingkisan eomma?" Johnny begitu cemburu, membuat ibunya tertawa jahil.

"Beli sendiri, John. Kau cemburu dengan Y/n?!!" tanya ibu Johnny sukses mengenai sasaran. Aku terkekeh pelan yang membuat Johnny hanya bisa tersenyum malu ke arahku. "Terima kasih banyak, tante." ucapku, memancing Johnny bermanja-manjaan juga dengan ibu kandungnya tersebut. Sementara aku kembali menghampiri Jaehyun yang tersenyum manis ke arahku. Aku lingkarkan tanganku pada lengan lelaki itu lalu memamerkan hadiah pemberian ibu Johnny padanya.

Cukup lama kami berbincang di depan toko tersebut hingga terdengarlah panggilan keberangkatan menuju Jepang dari pengeras suara di bandara ini. Buru-buru, Jungwoo ajak kami berpamitan pada kedua orang tua Johnny. Sebelum pergi, ibu Johnny sempat mencium kedua pipiku dan memeluk tubuhku penuh kasih sayang seperti orang tuaku sendiri. Tak lupa, wanita itu berikan kata-kata yang mengandung penyemangat dan doa keselamatan untuk kami semua. Ia lakukan hal yang sama untuk semua anggota dengan memeluk mereka satu per satu termasuk anggota baru yaitu sahabatku, Winwin.

Setelah kami berpamitan, kami sedikit berlari menuju ruangan boarding untuk penerbangan kami menuju Jepang.

Sesampainya kami dalam antrian sebelum memasuki pesawat, Jungwoo ajak Jaehyun dan Johnny untuk berdiskusi sejenak mengenai rencana mereka yang ingin membuat ruangan gym di rumah baru kami. Sementara aku hanya bisa mendengarkan percakapan para master sambil menggaruk luka di ibu jariku tanpa sadar.

NEORUM Where stories live. Discover now